Menanti lampu hijau kepolisian
A
A
A
Sindonews.com - Keberlangsungan laga klasik antara Persib Bandung kontra Persija Jakarta yang sedianya digelar pada Sabtu (22/2) masih belum dapat dipastikan. Pasalnya aparat kepolisian dari Polres Bandung masih mempertimbangkan laga yang rencananya digelar di Stadion Si Jalak Harupat ini.
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan masih mengkaji izin digelarnya pertandingan. "Belum dapat dipastikan, sebelum izin keluar kita harus evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak," kata dia kepada HATTRIK.
Untuk pertandingan yang akan menyedot perhatian banyak orang ini, menurut Jamal, harus dipersiapkan dengan matang. Pihaknya tidak ingin menganggap sebelah mata. "Kami tidak mau under estimate menganggap aman tapi sebenarnya belum pasti," kata dia.
Pertandingan Persib versus Persija ini lebih dari sekedar laga sepakbola. Terkandung rivalitas yang tinggi di antara suporter yang sering memicu hal-hal yang tidak diinginkan.
Diakui Jamal ada kekhawatiran peristiwa pelemparan bis Persib musim lalu oleh pendukung Persija, The Jakmania dibalas bobotoh. Mengingat pertandingan ini menjadi yang pertama setelah kejadian tersebut.
Untuk itu pihak kepolisian akan menggelar pertemuan dengan panitia pelaksana dengan mengundang perwakilan kedua tim termasuk suporter. Nantinya akan dilakukan pembicaraan mengenai keberlangsungan laga ini.
"Khususnya panpel dan wakil dari suporter soalnya mereka yang nanti akan memberi tahu situasional teman-temannya di lapangan," kata dia.
Pihak kepolisian sendiri telah memiliki catatan dari hasil pertandingan antara Pelita Bandung Raya melawan Persija, Senin (17/2) lalu. Di mana sempat terjadi ketegangan antara The Jakmania dan suporter tuan rumah.
Menurut Jamal hal tersebut menjadi evaluasi pihaknya. Termasuk merekap beberapa pertandingan terdahulu.
Lebih lanjut diungkapkan Jamal satuan aparat dari Brimob dan TNI pun akan dikerahkan jika nantinya pertandingan digelar. Namun demikian keputusan mengenai gelaran tersebut tetap berada di Polres Bandung.
"Yang menentukan itin atau engga itu tetap polres. Belum tahu apa ijin keluar atau tidak. Dari aturan kami tidak tahu nanti kami lihat dari rekomendasi satuan samping baik itu Brimob atau TNI. Pertemuan sendiri kami targetkan paling lambat H-1," pungkasnya
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan masih mengkaji izin digelarnya pertandingan. "Belum dapat dipastikan, sebelum izin keluar kita harus evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak," kata dia kepada HATTRIK.
Untuk pertandingan yang akan menyedot perhatian banyak orang ini, menurut Jamal, harus dipersiapkan dengan matang. Pihaknya tidak ingin menganggap sebelah mata. "Kami tidak mau under estimate menganggap aman tapi sebenarnya belum pasti," kata dia.
Pertandingan Persib versus Persija ini lebih dari sekedar laga sepakbola. Terkandung rivalitas yang tinggi di antara suporter yang sering memicu hal-hal yang tidak diinginkan.
Diakui Jamal ada kekhawatiran peristiwa pelemparan bis Persib musim lalu oleh pendukung Persija, The Jakmania dibalas bobotoh. Mengingat pertandingan ini menjadi yang pertama setelah kejadian tersebut.
Untuk itu pihak kepolisian akan menggelar pertemuan dengan panitia pelaksana dengan mengundang perwakilan kedua tim termasuk suporter. Nantinya akan dilakukan pembicaraan mengenai keberlangsungan laga ini.
"Khususnya panpel dan wakil dari suporter soalnya mereka yang nanti akan memberi tahu situasional teman-temannya di lapangan," kata dia.
Pihak kepolisian sendiri telah memiliki catatan dari hasil pertandingan antara Pelita Bandung Raya melawan Persija, Senin (17/2) lalu. Di mana sempat terjadi ketegangan antara The Jakmania dan suporter tuan rumah.
Menurut Jamal hal tersebut menjadi evaluasi pihaknya. Termasuk merekap beberapa pertandingan terdahulu.
Lebih lanjut diungkapkan Jamal satuan aparat dari Brimob dan TNI pun akan dikerahkan jika nantinya pertandingan digelar. Namun demikian keputusan mengenai gelaran tersebut tetap berada di Polres Bandung.
"Yang menentukan itin atau engga itu tetap polres. Belum tahu apa ijin keluar atau tidak. Dari aturan kami tidak tahu nanti kami lihat dari rekomendasi satuan samping baik itu Brimob atau TNI. Pertemuan sendiri kami targetkan paling lambat H-1," pungkasnya
(irc)