Bermodal Rp3,5 miliar, PSIM bidik runner-up
Jum'at, 21 Februari 2014 - 10:40 WIB

Bermodal Rp3,5 miliar, PSIM bidik runner-up
A
A
A
Sindonews.com - PSIM Yogyakarta memproyeksikan dana sebesar Rp2,7 miliar hingga Rp3 miliar untuk mengarungi Divisi Utama musim ini. Tim berjuluk Laskar Mataram itu pun menargetkan bisa meraih runner-up agar tetap mempunyai hak suara dalam kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Direktur Utama PT. Putra Insan Mandiri (PIM) sekaligus Manajer Sementara PSIM Yogyakarta, Dwi Irianto mengatakan, anggaran ini cukup besar mengingat kompetisi 2014 ini berbeda dengan dua tahun terkahir. Yaitu, klub bisa terdegradasi ke kompetisi di bawahnya, Divisi I. “Dua tahun terakhir kemarin, tidak ada degradasi, sekarang ada. Jadi sekarang, kompetisi cukup berat,” kata dia.
Untuk modal awal tim ini, dirinya memang tidak mengungkapkannya. Namun, dalam proyeksi keuangannya, PSIM Yogyakarta membutuhkan dana antara Rp 2,7 hingga 3,5 Milyar. Anggaran tersebut digunakan selama satu musim, seperti untuk menggaji pemain, tim pelatih, dan biaya di setiap pertandingannya.
Dana itu didapatkan selain dari pendapatan tiket penonton, juga dari donatur atau investor. “Yang jelas (modal) kita dari nol. Untuk menghadapi kompetisi yang kita perkirakan delapan hingga sembilan bulan berlangsung, membutuhkan biaya Rp 2,7 hingga 3,5 Milyar,” ucapnya.
Untuk meminimalkan pengeluaran pun, di dalam skuadnya nanti akan diisi oleh para pemain lokal. Dari mereka yang pernah membela tim ini musim lalu, dan diambil dari Pra Pon DIY, Pengprov Cup, serta Tunas Jogja.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Putih ini juga mengungkapkan, timnya tidak akan menggunakan jasa legiun asing. Meski, setiap klub yang berlaga di kompetisi Divisi Utama diperbolehkan menggunakan jasa kuota dua pemain untuk asing.
Sebab, dia meyakini kualitas para pemain lokal di DIY juga tidak perlu diragukan lagi. Nantinya, akan rugi jika merekrut pemain asing lebih mahal dibandingkan mereka yang telah dipilih untuk ikut latihan bersama.
Apalagi, jika menggunakan legiun asing, timnya harus tidak tanggung-tanggung untuk meraih target, yaitu bisa promosi ke kompetisi di atasnya, Indonesia Super League (ISL). ''Target kita, ya, tidak hanya bisa bertahan saja. Tapi diharapkan meraih runner-up agar tetap bisa memperoleh hak suara dalam kongres. Yo, syukur-syukur keplesete juara (ya bersyukur kalau juara),” ucapnya.
Skuad PSIM ini dalam persiapannya baru akan dilakukan pada Senin (24/2) senin mendatang. Nantinya, tim teknis yang sudah dibentuk akan memilih para pemain sejumlah 35 orang untuk diciutkan menjadi 23.
Maman Durrachman, pelatih PSIM musim lalu dan saat ini menjadi salah satu anggota tim teknis tersebut mengatakan, tidak akan mempermasalah nantinya tidak ada legiun asing di dalam skuad. Ia tetap yakin, tim ini bisa memberikan perlawanan dan bahkan berprestasi. ''Kita tahu finansial tim. Tidak masalah tanpa menggunakan pemain asing,” tuturnya.
Sementara, Sekretaris PSIM Yogyakarta, Jarot Sri Kastawa mengatakan, selain memikirkan dana sebesar tersebut untuk mengarungi kompetisi, pihaknya juga tetap berupaya bagaimana melunasi hutang musim lalu sebesar Rp700 juta hingga Rp900 juta dengan pihak ketiga. ''Biarpun kita cicil nantinya tetap kita pikirkan,” ucapnya.
Direktur Utama PT. Putra Insan Mandiri (PIM) sekaligus Manajer Sementara PSIM Yogyakarta, Dwi Irianto mengatakan, anggaran ini cukup besar mengingat kompetisi 2014 ini berbeda dengan dua tahun terkahir. Yaitu, klub bisa terdegradasi ke kompetisi di bawahnya, Divisi I. “Dua tahun terakhir kemarin, tidak ada degradasi, sekarang ada. Jadi sekarang, kompetisi cukup berat,” kata dia.
Untuk modal awal tim ini, dirinya memang tidak mengungkapkannya. Namun, dalam proyeksi keuangannya, PSIM Yogyakarta membutuhkan dana antara Rp 2,7 hingga 3,5 Milyar. Anggaran tersebut digunakan selama satu musim, seperti untuk menggaji pemain, tim pelatih, dan biaya di setiap pertandingannya.
Dana itu didapatkan selain dari pendapatan tiket penonton, juga dari donatur atau investor. “Yang jelas (modal) kita dari nol. Untuk menghadapi kompetisi yang kita perkirakan delapan hingga sembilan bulan berlangsung, membutuhkan biaya Rp 2,7 hingga 3,5 Milyar,” ucapnya.
Untuk meminimalkan pengeluaran pun, di dalam skuadnya nanti akan diisi oleh para pemain lokal. Dari mereka yang pernah membela tim ini musim lalu, dan diambil dari Pra Pon DIY, Pengprov Cup, serta Tunas Jogja.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Putih ini juga mengungkapkan, timnya tidak akan menggunakan jasa legiun asing. Meski, setiap klub yang berlaga di kompetisi Divisi Utama diperbolehkan menggunakan jasa kuota dua pemain untuk asing.
Sebab, dia meyakini kualitas para pemain lokal di DIY juga tidak perlu diragukan lagi. Nantinya, akan rugi jika merekrut pemain asing lebih mahal dibandingkan mereka yang telah dipilih untuk ikut latihan bersama.
Apalagi, jika menggunakan legiun asing, timnya harus tidak tanggung-tanggung untuk meraih target, yaitu bisa promosi ke kompetisi di atasnya, Indonesia Super League (ISL). ''Target kita, ya, tidak hanya bisa bertahan saja. Tapi diharapkan meraih runner-up agar tetap bisa memperoleh hak suara dalam kongres. Yo, syukur-syukur keplesete juara (ya bersyukur kalau juara),” ucapnya.
Skuad PSIM ini dalam persiapannya baru akan dilakukan pada Senin (24/2) senin mendatang. Nantinya, tim teknis yang sudah dibentuk akan memilih para pemain sejumlah 35 orang untuk diciutkan menjadi 23.
Maman Durrachman, pelatih PSIM musim lalu dan saat ini menjadi salah satu anggota tim teknis tersebut mengatakan, tidak akan mempermasalah nantinya tidak ada legiun asing di dalam skuad. Ia tetap yakin, tim ini bisa memberikan perlawanan dan bahkan berprestasi. ''Kita tahu finansial tim. Tidak masalah tanpa menggunakan pemain asing,” tuturnya.
Sementara, Sekretaris PSIM Yogyakarta, Jarot Sri Kastawa mengatakan, selain memikirkan dana sebesar tersebut untuk mengarungi kompetisi, pihaknya juga tetap berupaya bagaimana melunasi hutang musim lalu sebesar Rp700 juta hingga Rp900 juta dengan pihak ketiga. ''Biarpun kita cicil nantinya tetap kita pikirkan,” ucapnya.
(aww)