Thohir: Saya mencintai Inter
A
A
A
Sindonews.com - Penampilan Inter Milan di musim ini kembali mengalami penurunan sejak diambila alih oleh Erick Thohir tahun lalu. Namun, pengusaha Indonesia tetap akan bekerja keras demi mengembalikan kejayaan La Beneamata.
Pria berusia 43 tahun itu membahas sejumlah aspek kehidupan di Nerazzurri, termasuk alasan dirinya memilih untuk menyelesaikan pengambilalihan klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza pada 2013 lalu.
"Karena saya mencintai Inter. Ketika saya melihat kejayaan Nerazzurri masa lalu saya merasa sangat senang," kata Thohir kepada Corriere dello Sport seperti dikutip Football Italia.
"Saya tidak pernah membayangkan menjadi mitra dengan Moratti dan menjadi pemilik klub. Ta[i, saya memiliki kesempatan dan tidak berpikir dua kali untuk mengambil alih klub," sambungnya.
Ia pun mengaku sempat ditawari klub papan bawah Premier League, namun ia menolaknya. "Saya sebelumnya telah ditawari beberapa klub di Premier League, bukan tim papan atas. Tapi, jika Anda tidak suka dengan tim itu maka akan sulit untuk mengembangkan klub tersebut,"
"Untuk membawa Inter mencapai level tertinggi tentu dibutuhkan kerja keras. Motivasi dan perencanaan yang matang jadi kunci untuk masa depan," tandasnya.
Pria berusia 43 tahun itu membahas sejumlah aspek kehidupan di Nerazzurri, termasuk alasan dirinya memilih untuk menyelesaikan pengambilalihan klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza pada 2013 lalu.
"Karena saya mencintai Inter. Ketika saya melihat kejayaan Nerazzurri masa lalu saya merasa sangat senang," kata Thohir kepada Corriere dello Sport seperti dikutip Football Italia.
"Saya tidak pernah membayangkan menjadi mitra dengan Moratti dan menjadi pemilik klub. Ta[i, saya memiliki kesempatan dan tidak berpikir dua kali untuk mengambil alih klub," sambungnya.
Ia pun mengaku sempat ditawari klub papan bawah Premier League, namun ia menolaknya. "Saya sebelumnya telah ditawari beberapa klub di Premier League, bukan tim papan atas. Tapi, jika Anda tidak suka dengan tim itu maka akan sulit untuk mengembangkan klub tersebut,"
"Untuk membawa Inter mencapai level tertinggi tentu dibutuhkan kerja keras. Motivasi dan perencanaan yang matang jadi kunci untuk masa depan," tandasnya.
(dka)