PSIM sumbar libas habis laga kandang
A
A
A
Sindonews.com - Armada PSIM Yogyakarta siap tempur menghadapi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia yang akan dimulai pada 15 April mendatang. Dengan komposisi mayoritas pemain lokal, tim berjuluk Laskar Mataram bertekad melibas habis laga kandang pada putaran pertama.
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantara, mengatakan, persiapan timnya menatap kompetisi dirasa sudah selesai. Perkembangan tim, dari aspek koordinasi antar pemain, penguasaan bola, dan naluri mencetak gol, sudah tercapai.''Perkembangan tim cukup bagus. Artinya untuk menghadapi kompetisi, kita telah siap,''kata mantan pemain timnas ini, Minggu (6/4).
Jika dipersentasekan, kesiapan timnya saat ini sudah 90 persen. Sisanya, hanya tinggal masalah mental pemain. Sebab, sebagian di antara anak-anak asuhannya masih muda dan belum merasakan kompetisi di kasta kedua Liga Indonesia ini. Bahkan, masih ada dua hingga tiga pemain yang masih demam panggung. Mereka belum terbiasa ketika bermain di tengah tekanan penonton.''Hanya masalah mental saja, yang masih kurang,''tuturnya.
Selanjutnya, sebelum masuk ke kompetisi, ia pun masih akan menggelar laga uji coba. Setidaknya, dua hingga tiga kali dengan tim lokal di DIY.''Dengan tim lokal, kita masih akan uji coba,''ucapnya.
Sebenarnya, dia berkeinginan latih tandingan dengan tim selevel. Serta, bisa dilihat juga oleh penonton, agar bisa mengasah mental pemainnya. Namun, hal tersebut sulit diwujudkan karena masa tenang kampanye dan terbentur pemilu legislatif.''Masih ada dua, tiga pemain yang demam panggung,''tuturnya.
Menghadapi putaran pertama kompetisi, yang laga perdananya dengan melawat ke Kandang Persinga Ngawi, ia masih buta kekuatan lawan. Namun, setidaknya nanti bisa membawa satu poin dari laga tersebut.
Targetnya selama satu putaran ini, dengan mengikuti tujuh laga baik kandang maupun kandang, pun bisa tercapai. Yaitu, di setiap away, timnya mampu untuk mencuri minimal satu poin, serta menyapu bersih di pertandingan kandang.''Ya keinginan kita seperti itu. Tapi memang, saat ini kita masih buta kekuatan lawan,''paparnya.
Masalah lain, Direktur Utama PT Putra Insan Mandiri, Dwi Irianto mengatakan, finansial klub kebanggaan warga Kota Yogyakarta ini memang masih belum jelas. Namun, untuk gaji pertama pada 10 April yang akan diterima pemain dan tim pelatih, dijamin aman.''Dana dari Ketua Umum. Sekitar seratus juta lebih,''katanya.
Namun begitu, masalah tidak berhenti di situ. Sebab, sumber dana untuk membiayai klub ini masih belum jelas. Pihaknya berharap, ada bantuan atau sponsor yang bisa bekerja sama untuk menopang keuangan PSIM musim ini.
Senin (7/4) ini pun pihaknya berencana untuk membuka rekening, guna manampung dana dari para donatur. Sebab, musim ini dirasa paling berat bagi PSIM seperti ketika musim 1995 sampai 2000an. Ketika itu, masalah sumber finansial juga belum jelas dan terbuka dengan siapa saja yang akan menyumbangkan dana demi keberlangsungan tim. Saat itu, dikemas dengan 'dompet peduli' yang diumumkan melalui salah satu koran lokal di Yogya. Namun, tidak efektif karena target pemasukan belum mencapai.
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantara, mengatakan, persiapan timnya menatap kompetisi dirasa sudah selesai. Perkembangan tim, dari aspek koordinasi antar pemain, penguasaan bola, dan naluri mencetak gol, sudah tercapai.''Perkembangan tim cukup bagus. Artinya untuk menghadapi kompetisi, kita telah siap,''kata mantan pemain timnas ini, Minggu (6/4).
Jika dipersentasekan, kesiapan timnya saat ini sudah 90 persen. Sisanya, hanya tinggal masalah mental pemain. Sebab, sebagian di antara anak-anak asuhannya masih muda dan belum merasakan kompetisi di kasta kedua Liga Indonesia ini. Bahkan, masih ada dua hingga tiga pemain yang masih demam panggung. Mereka belum terbiasa ketika bermain di tengah tekanan penonton.''Hanya masalah mental saja, yang masih kurang,''tuturnya.
Selanjutnya, sebelum masuk ke kompetisi, ia pun masih akan menggelar laga uji coba. Setidaknya, dua hingga tiga kali dengan tim lokal di DIY.''Dengan tim lokal, kita masih akan uji coba,''ucapnya.
Sebenarnya, dia berkeinginan latih tandingan dengan tim selevel. Serta, bisa dilihat juga oleh penonton, agar bisa mengasah mental pemainnya. Namun, hal tersebut sulit diwujudkan karena masa tenang kampanye dan terbentur pemilu legislatif.''Masih ada dua, tiga pemain yang demam panggung,''tuturnya.
Menghadapi putaran pertama kompetisi, yang laga perdananya dengan melawat ke Kandang Persinga Ngawi, ia masih buta kekuatan lawan. Namun, setidaknya nanti bisa membawa satu poin dari laga tersebut.
Targetnya selama satu putaran ini, dengan mengikuti tujuh laga baik kandang maupun kandang, pun bisa tercapai. Yaitu, di setiap away, timnya mampu untuk mencuri minimal satu poin, serta menyapu bersih di pertandingan kandang.''Ya keinginan kita seperti itu. Tapi memang, saat ini kita masih buta kekuatan lawan,''paparnya.
Masalah lain, Direktur Utama PT Putra Insan Mandiri, Dwi Irianto mengatakan, finansial klub kebanggaan warga Kota Yogyakarta ini memang masih belum jelas. Namun, untuk gaji pertama pada 10 April yang akan diterima pemain dan tim pelatih, dijamin aman.''Dana dari Ketua Umum. Sekitar seratus juta lebih,''katanya.
Namun begitu, masalah tidak berhenti di situ. Sebab, sumber dana untuk membiayai klub ini masih belum jelas. Pihaknya berharap, ada bantuan atau sponsor yang bisa bekerja sama untuk menopang keuangan PSIM musim ini.
Senin (7/4) ini pun pihaknya berencana untuk membuka rekening, guna manampung dana dari para donatur. Sebab, musim ini dirasa paling berat bagi PSIM seperti ketika musim 1995 sampai 2000an. Ketika itu, masalah sumber finansial juga belum jelas dan terbuka dengan siapa saja yang akan menyumbangkan dana demi keberlangsungan tim. Saat itu, dikemas dengan 'dompet peduli' yang diumumkan melalui salah satu koran lokal di Yogya. Namun, tidak efektif karena target pemasukan belum mencapai.
(aww)