Tontowi/Liliyana terbebani sebagai unggulan pertama
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mempertahankan gelar juara Singapore Open Super Series yang juga mereka raih tahun lalu. Di partai final Singapore Open Super Series 2014, mereka mengalahkan rekan senegaranya Riky Widianto/Richi Dili Puspita.
Awal game pertama pertandingan berlangsung dalam tempo lambat. Kedua pasangan terlihat saling menjajaki strateginya masing-masing. Tontowi/Liliyana berhasil membuktikan permainan mereka lebih matang dan menang 21-15 di game pertama.
Memasuki game kedua pertandingan berlangsung lebih sengit. Pengembalian kock Riky yang tanggung lalu disambar Liliyana menjadi penanda keunggulan saat jeda dengan 11-8. Kemudian Tontowi/Liliyana terus meninggalkan perolehan angka lawannya sampai kedudukan match poin 20-18.
Namun, kesalahan Tontowi mengamati jatuhnya kock saat menerima service dari Riky, membuat kedudukan 20-20. Namun dengan segudang pengalamannya Tontowi/Liliiyana berhasil menutup pertandingan 22-20.
Meskipun mampu mempertahankan gelarnya, Liliyana mengaku bahwa dirinya dan Tontowi tidak bermain lepas dan terbebani sebagai unggulan pertama. Hal ini berbeda dengan Riky/Richi yang tidak diunggulkan sehingga bisa bermain lepas dan tanpa beban.
"Bertemu teman sendiri kadang-kadang lebih sulit karena kita selalu ketemu di latihan. Selain itu kita lebih terbebani sebagai unggulan pertama, sedangkan Riky/Richi bermain lepas,” tutur Liliyana seperti dilansir Badmintonindonesia.
“Bersyukur kami bisa juara tetapi setelah ini banyak yang harus diperbaiki terutama sering melakukan kesalahan sendiri saat poin kritis,” tambahnya.
Sedangkan bagi Richi Dili Puspita, keberhasilan masuk final ini menjadi motivasi tersendiri baginya.
“Ini final pertama kami di level Super Series. Tentunya menjadi motivasi dan batu loncatan bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya. Mengenai pertandingan tadi, kami memang kalah di bola-bola depan. Liliyana sangat bagus bola depannya sehingga menyulitkan kami,” ungkap Richi.
Awal game pertama pertandingan berlangsung dalam tempo lambat. Kedua pasangan terlihat saling menjajaki strateginya masing-masing. Tontowi/Liliyana berhasil membuktikan permainan mereka lebih matang dan menang 21-15 di game pertama.
Memasuki game kedua pertandingan berlangsung lebih sengit. Pengembalian kock Riky yang tanggung lalu disambar Liliyana menjadi penanda keunggulan saat jeda dengan 11-8. Kemudian Tontowi/Liliyana terus meninggalkan perolehan angka lawannya sampai kedudukan match poin 20-18.
Namun, kesalahan Tontowi mengamati jatuhnya kock saat menerima service dari Riky, membuat kedudukan 20-20. Namun dengan segudang pengalamannya Tontowi/Liliiyana berhasil menutup pertandingan 22-20.
Meskipun mampu mempertahankan gelarnya, Liliyana mengaku bahwa dirinya dan Tontowi tidak bermain lepas dan terbebani sebagai unggulan pertama. Hal ini berbeda dengan Riky/Richi yang tidak diunggulkan sehingga bisa bermain lepas dan tanpa beban.
"Bertemu teman sendiri kadang-kadang lebih sulit karena kita selalu ketemu di latihan. Selain itu kita lebih terbebani sebagai unggulan pertama, sedangkan Riky/Richi bermain lepas,” tutur Liliyana seperti dilansir Badmintonindonesia.
“Bersyukur kami bisa juara tetapi setelah ini banyak yang harus diperbaiki terutama sering melakukan kesalahan sendiri saat poin kritis,” tambahnya.
Sedangkan bagi Richi Dili Puspita, keberhasilan masuk final ini menjadi motivasi tersendiri baginya.
“Ini final pertama kami di level Super Series. Tentunya menjadi motivasi dan batu loncatan bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya. Mengenai pertandingan tadi, kami memang kalah di bola-bola depan. Liliyana sangat bagus bola depannya sehingga menyulitkan kami,” ungkap Richi.
(dka)