Persijap terancam ditinggalkan pemain
A
A
A
Sindonews.com – Kekuatan Persijap Jepara dikhawatirkan rapuh. Di tengah upaya tim untuk bangkit dari papan bawah klasemen, justru pemain Laskar Kalinyamat dikabarkan akan hengkang ke klub lain. Pemain ingin hengkang lantaran kondisi keuangan satu-satunya tim asal Jateng yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) itu memburuk.
Untuk mengarungi kompetisi, manajemen hanya diberi alokasi sekitar Rp3 miliar. Dana itu digunakan untuk membeli pemain dan mengarungi kompetisi. Namun dalam perjalanannya, baru memasuki pertandingan ke-8, kini manajemen tengah dilanda kesulitan keuangan.
Informasi yang diterima SINDO, salah satu pemain inti Persijap sudah menghubungi manajemen PSIS Semarang. Hanya saja, tidak ada kecocokan soal harga karena pemain asal Jepara itu meminta honor terlalu tinggi.
Pemain itu meminta digaji Rp15 juta/bulan. Sementara para pemain PSIS rata-rata mendapat gaji Rp4-6 juta/bulan. Bomber andalan Persijap itu sudah diminta datang ke Semarang untuk membicarakan harga lebih lanjut, namun yang bersangkutan merasa keberatan untuk datang.
M Said Basalamah, Direktur Utama PT Jepara Raya Multitama (JRM), Perusahaan Pengelola Persijap tidak merasa khawatir jika ada pemain yang akan pergi meninggalkan Jepara. Jika memutuskan untuk hengkang, tentunya harus mengikuti perjanjian kontrak, yang sudah ditanda tangani antara pemain dan manajemen. Sebab, semua pemain saat ini sudah resmi dikontrak.
“Kalau pun ada, itu hanya satu dua pemain saja dan itu hak mereka. Masih banyak pemain yang punya komitmen,” tandasnya, kemarin.
Para pemain masih memungkinkan untuk hijrah di tim Divisi Utama. Sebab, pendaftaran pemain lokal maupun asing di Divisi Utama 2014 dibatasi sampai dengan 30 April 2014. Jika ingin bergabung dengan tim di ISL, paling tidak harus merampungkan setengah kompetisi dulu, baru klub dibolehkan untuk membeli pemain. Persijap Jepara memang mengalami masa-masa sulit diawal-awal mengikuti kompetisi.
Bekas klub di Indonesia Premiere League (IPL) itu nyaris gagal berkompetisi jika tidak ada investor, jelang kompetisi berlangsung. Praktis, saat itu persiapan dan pembentukan tim hanya efektif berjalan 3 minggu saja. Kendati sudah ada investor, ternyata dana yang disediakan juga sangat minim.
“Kita sangat shock, akibat minimnya dana,” kata Basalamah.
Sementara itu, Komisaris PT JRM Johar Lin Eng tidak mau berkomentar banyak terkait dengan kondisi Persijap. “Ya kita lihat saja satu dua bulan ke depan dulu,” kata Johar.
Persijap saat ini duduk di peringkat 10, urutan kedua dari bawah Grup Barat ISL. Posisinya yang sebelumnya berada di peringkat 9, digeser oleh Barito Putra. Juru kunci di Grup Barat diduduki Persik Kediri.
Untuk mengarungi kompetisi, manajemen hanya diberi alokasi sekitar Rp3 miliar. Dana itu digunakan untuk membeli pemain dan mengarungi kompetisi. Namun dalam perjalanannya, baru memasuki pertandingan ke-8, kini manajemen tengah dilanda kesulitan keuangan.
Informasi yang diterima SINDO, salah satu pemain inti Persijap sudah menghubungi manajemen PSIS Semarang. Hanya saja, tidak ada kecocokan soal harga karena pemain asal Jepara itu meminta honor terlalu tinggi.
Pemain itu meminta digaji Rp15 juta/bulan. Sementara para pemain PSIS rata-rata mendapat gaji Rp4-6 juta/bulan. Bomber andalan Persijap itu sudah diminta datang ke Semarang untuk membicarakan harga lebih lanjut, namun yang bersangkutan merasa keberatan untuk datang.
M Said Basalamah, Direktur Utama PT Jepara Raya Multitama (JRM), Perusahaan Pengelola Persijap tidak merasa khawatir jika ada pemain yang akan pergi meninggalkan Jepara. Jika memutuskan untuk hengkang, tentunya harus mengikuti perjanjian kontrak, yang sudah ditanda tangani antara pemain dan manajemen. Sebab, semua pemain saat ini sudah resmi dikontrak.
“Kalau pun ada, itu hanya satu dua pemain saja dan itu hak mereka. Masih banyak pemain yang punya komitmen,” tandasnya, kemarin.
Para pemain masih memungkinkan untuk hijrah di tim Divisi Utama. Sebab, pendaftaran pemain lokal maupun asing di Divisi Utama 2014 dibatasi sampai dengan 30 April 2014. Jika ingin bergabung dengan tim di ISL, paling tidak harus merampungkan setengah kompetisi dulu, baru klub dibolehkan untuk membeli pemain. Persijap Jepara memang mengalami masa-masa sulit diawal-awal mengikuti kompetisi.
Bekas klub di Indonesia Premiere League (IPL) itu nyaris gagal berkompetisi jika tidak ada investor, jelang kompetisi berlangsung. Praktis, saat itu persiapan dan pembentukan tim hanya efektif berjalan 3 minggu saja. Kendati sudah ada investor, ternyata dana yang disediakan juga sangat minim.
“Kita sangat shock, akibat minimnya dana,” kata Basalamah.
Sementara itu, Komisaris PT JRM Johar Lin Eng tidak mau berkomentar banyak terkait dengan kondisi Persijap. “Ya kita lihat saja satu dua bulan ke depan dulu,” kata Johar.
Persijap saat ini duduk di peringkat 10, urutan kedua dari bawah Grup Barat ISL. Posisinya yang sebelumnya berada di peringkat 9, digeser oleh Barito Putra. Juru kunci di Grup Barat diduduki Persik Kediri.
(wbs)