Persepam menantang militansi Taretan

Jum'at, 02 Mei 2014 - 14:54 WIB
Persepam menantang militansi Taretan
Persepam menantang militansi Taretan
A A A
Sindonews.com - Di tengah upaya bangkitnya Persepam Madura United di Indonesia Super League (ISL), ada persoalan lain yang wajib dipikirkan manajemen. Yakni mulai surutnya antusiasme suporter yang datang ke pertandingan kandang di Gelora Bangkalan.

Dibanding musim lalu, militansi suporter Persepam jauh menurun dan berbanding lurus dengan pendapatan klub dari penjualan tiket. Selama ISL 2014 belum kelihatan lagi antusiasme yang pernah ditunjukkan suporter Madura musim lalu atau tahun pertama Sape Kerap di liga kasta tertinggi.

Manajemen juga mulai mengeluhkan turunnya antusiasme suporter yang mendukung langsung di stadion. Bahkan Manajer Persepam Achsanul Qosasi pernah terbersit memindahkan kandang Persepam ke Surabaya yang secara implisit merupakan 'tantangan' terhadap suporter Madura.

Angka kehadiran yang kurang signifikan masih ditambah dengan sewa Gelora Bangkalan yang dirasa semakin memberatkan. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang menjadi 'induk' Persepam sesungguhnya, belum menyelesaikan stadion yang bisa dijadikan markas Persepam.

''Musim ini kami harus mengurai persoalan Persepam satu per satu dan memang tidak ringan. Sebelumnya kami bermasalah di tim dan terpaksa harus berganti pelatih. Setelah itu selesai, persoalan kami sekarang adalah merangsang supporter untuk kembali memadati stadion,''jelas Achsanul Qosasi.

Manajer yang sempat diisukan mundur dari manajemen Sape Kerap ini mengatakan turunnya kehadiran supporter dikarenakan banyak sebab. Salah satunya adalah faktor kemampuan finansial suporter serta sempat menurunnya prestasi Persepam. Suporter harus mengeluarkan banyak biaya untuk mendukung timnya.

Penikmat Persepam sendiri terdiri dari beberapa komunitas suporter, seperti Taretan (Pamekasan), K-chonk (Bangkalan), serta Peccot (Sumenep). Dari beberapa komunitas suporter tersebut, Taretan adalah suporter asli Persepam karena berasal dari Pamekasan. Sayang, Taretan sendiri kesulitan mendukung timnya secara langsung karena faktor jarak.

Saat tim berkostum loreng bertanding di Gelora Bangkalan, Taretan harus menempuh perjalanan kurang lebih dua jam. Tentu membutuhkan biaya, waktu dan kondisi fisik yang lebih. Faktor ini juga yang membuat manajemen Persepam berharap bisa secepatnya memiliki kandang sendiri di Pamekasan.

''Ke depannya memang kami ingin pulang ke Pamekasan, tapi stadion belum selesai. Masalahnya sekarang bagaimana membuat supporter tetap memiliki kemauan datang ke stadion. Karena bagaimana pun itu adalah salah satu wujud eksistensi tim di kompetisi profesional,''papar eks wakil rakyat yang tahun ini gagal melaju ke parlemen.

Dari sisi tim, Persepam sebenarnya sudah cukup lumayan setelah ditangani Arcan Iurie. Dalam tiga laga kandang, Zaenal Arif sukses mencatat dua kemenangan dan sekali seri. Tapi catatan kandang tersebut rupanya belum menjadi magnet bagi komunitas suporter di Madura untuk memadati Gelora Bangkalan
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9283 seconds (0.1#10.140)