Suporter terpecah dualisme, persaingan Timur kurang greget
A
A
A
Sindonews.com - Selain homebase, Stadion Gelora Bung Tomo, jauh dari jangkauan dan karakter Surabaya yang belum muncul, masa lalu dualisme menjadi penyebab sepinya penonton Persebaya. CEO Persebaya Gede Widiade tidak mengelak jika dualisme Persebaya yang membuat pecahnya suporter memicu minimnya dukungan Persebaya saat ini.
"Suporter yang belum melupakan masa lalu juga ada, itu harus kita akui. Ketika saya bicara dengan mereka, banyak pertanyaan mulai dari yang enak sampai tidak enak, termasuk saya, Gede ini, ada di posisi mana. Saya hanya bisa tegaskan, Gede hanya untuk sepak bola dan Persebaya, tidak melihat siapa-siapa, " tandasnya.
Di luar itu, dari kacamata Gede, posisi Persebaya di Grup Timur juga tidak terlalu menguntungkan dari sisi penonton. Sebab, tim-tim yang dikenal sebagai lawan sejati Persebaya, seperti Arema Cronus, Persib Bandung, Persija Jakarta, berada di wilayah barat.
Satu-satunya tim yang berpotensi bisa menarik penonton adalah laga derby Jatim melawan Persela Lamongan. Namun, Persebaya baru akan menjamu Laskar Joko Tingkir pada putaran kedua nanti, ''Posisi kita di grup Timur juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat gairah sepak bola di Surabaya belum seperti dulu,''ujarnya.
Masukan dari beberapa kalangan, terutama suporter akan menjadi modal evaluasi yang akan dilakukan menjelang putaran kedua dengan jajaran manajemen dan tim pelatih.''Kita akan benahi satu persatu, kita juga harus bersabar karena tim ini masih dalam proses transisi,''ucap pengusaha properti kelahiran Surabaya ini.
Yang terpenting, dalam waktu dekat Gede, meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan dukungan kepada Persebaya.''Persebaya sudah klub profesional tidak memakai APBD, seharusnya wali kota juga mau membantu termasuk perizinan Gelora 10 Nopember, baik sebagai tempat latihan maupun pertandingan, sesuai dengan ketentuan dan aturan,''harapnya.
"Suporter yang belum melupakan masa lalu juga ada, itu harus kita akui. Ketika saya bicara dengan mereka, banyak pertanyaan mulai dari yang enak sampai tidak enak, termasuk saya, Gede ini, ada di posisi mana. Saya hanya bisa tegaskan, Gede hanya untuk sepak bola dan Persebaya, tidak melihat siapa-siapa, " tandasnya.
Di luar itu, dari kacamata Gede, posisi Persebaya di Grup Timur juga tidak terlalu menguntungkan dari sisi penonton. Sebab, tim-tim yang dikenal sebagai lawan sejati Persebaya, seperti Arema Cronus, Persib Bandung, Persija Jakarta, berada di wilayah barat.
Satu-satunya tim yang berpotensi bisa menarik penonton adalah laga derby Jatim melawan Persela Lamongan. Namun, Persebaya baru akan menjamu Laskar Joko Tingkir pada putaran kedua nanti, ''Posisi kita di grup Timur juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat gairah sepak bola di Surabaya belum seperti dulu,''ujarnya.
Masukan dari beberapa kalangan, terutama suporter akan menjadi modal evaluasi yang akan dilakukan menjelang putaran kedua dengan jajaran manajemen dan tim pelatih.''Kita akan benahi satu persatu, kita juga harus bersabar karena tim ini masih dalam proses transisi,''ucap pengusaha properti kelahiran Surabaya ini.
Yang terpenting, dalam waktu dekat Gede, meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan dukungan kepada Persebaya.''Persebaya sudah klub profesional tidak memakai APBD, seharusnya wali kota juga mau membantu termasuk perizinan Gelora 10 Nopember, baik sebagai tempat latihan maupun pertandingan, sesuai dengan ketentuan dan aturan,''harapnya.
(aww)