Tiga Pesepakbola Amatir Inggris Terlibat Pengaturan Skor
A
A
A
LONDON - Kasus pengaturan skor mengguncang sepak bola Inggris. Tiga pemain amatir yang bermain di kompetisi Conference South (level 6 Liga Inggris) terlibat dalam kasus ini. Ketiganya dibayar oleh pengusaha untuk mengatur skor pertandingan non liga.
Tiga pemain itu adalah Michael Boateng, Hakeem Adelakun dan Moses Swaibu. Ketiga pemain itu sempat bermain di klub yang berkompetisi di Conference South ketika pelanggaran diduga terjadi pada November tahun lalu.
Seperti dilaporkan Mirror, mereka bertiga diduga melakukan konspirasi dengan dua pengusaha yang berbasis di Singapura, Chann Sankaran (33) dan Krishna Ganeshan (43) untuk mengubah hasil pertandingan Conference South.
Swaibu yang kala itu bermain di Birmingham Crown Court pada 2013 silam dibayar oleh penjudi itu sebesar 2.446 poundsterling (setara Rp47 juta), sedangkan Boateng dan Adelakun yang pernah bermain di Whitehawk FC masing-masing dibayar 367 poundsterling (setara Rp7 juta).
Pengadilan Inggris menyatakan tiga pemain tersebut bersedia melakukan skandal tersebut yang digambarkan sebagai 'skenario Goldilocks'. Jaksa Robert Davies mengatakan dalam liga yang lebih rendah, 'investor' memakai tingkat minimum suap untuk mendapatkan kembali taruhan yang besar.
"Para pemain dibayar jauh lebih sedikit daripada pemain di Premier League, Divisi Satu, bahkan Divisi Dua," ujarnya.
Lebih lanjut Davies mengatakan bahwa ketiga pemain itu memiliki peran penting dalam merekrut pemain lain untuk menerima suap.
Skandal itu terjadi dalam pertandingan antara Brighton melawan Whitehawk FC di mana Sankaran ingin mereka kalah 3-0.
Tiga pemain itu adalah Michael Boateng, Hakeem Adelakun dan Moses Swaibu. Ketiga pemain itu sempat bermain di klub yang berkompetisi di Conference South ketika pelanggaran diduga terjadi pada November tahun lalu.
Seperti dilaporkan Mirror, mereka bertiga diduga melakukan konspirasi dengan dua pengusaha yang berbasis di Singapura, Chann Sankaran (33) dan Krishna Ganeshan (43) untuk mengubah hasil pertandingan Conference South.
Swaibu yang kala itu bermain di Birmingham Crown Court pada 2013 silam dibayar oleh penjudi itu sebesar 2.446 poundsterling (setara Rp47 juta), sedangkan Boateng dan Adelakun yang pernah bermain di Whitehawk FC masing-masing dibayar 367 poundsterling (setara Rp7 juta).
Pengadilan Inggris menyatakan tiga pemain tersebut bersedia melakukan skandal tersebut yang digambarkan sebagai 'skenario Goldilocks'. Jaksa Robert Davies mengatakan dalam liga yang lebih rendah, 'investor' memakai tingkat minimum suap untuk mendapatkan kembali taruhan yang besar.
"Para pemain dibayar jauh lebih sedikit daripada pemain di Premier League, Divisi Satu, bahkan Divisi Dua," ujarnya.
Lebih lanjut Davies mengatakan bahwa ketiga pemain itu memiliki peran penting dalam merekrut pemain lain untuk menerima suap.
Skandal itu terjadi dalam pertandingan antara Brighton melawan Whitehawk FC di mana Sankaran ingin mereka kalah 3-0.
(dka)