Persijap Terapkan Skema Bertahan
A
A
A
PADANG - Persijap Jepara tidak mau memasang target muluk-muluk saat bertandang ke Stadion Haji Agus Salim kontra Semen Padang hari ini. Untuk bisa sampai ke Kota Padang saja, itu sebuah anugerah bagi tim Kota Ukir. Tim Persijap tiba di Padang pagi kemarin, sore harinya mereka mencoba lapangan.
Menghadapi Kabau Sirah, julukan Semen Padang, Persijap memang tidak diunggulkan. Banyak pemain mentereng di tim dengan jersey merah hati dengan kombinasi batik di pundak itu, sebut saja Eka Ramdani dan Hendra Adi Bayau.
Di barisan belakang, dihuni Esteban Vizcarra. Sementara, Persijap masih mengandalkan ekspatriat Evaldo Silva dan Fauzan di lini belakang. Pada barisan depan,Carlos Raul Sciucatti, Boy Jati Asmara, serta di lini tengah ada John Takpor dan Cucu Hudiyat.
Saat dijamu di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK), Evaldo Silva dkk dipaksa menyerah 1 : 2. Dalam leg kedua, Persijap memilih realistis dan tidak terlalu berharap untuk menang.
“Coach sudah mengetahui, Semen Padang saat ini performanya meningkat. Kita akan lebih bermain bertahan, kalau bisa bermain seri, itu sudah bagus bagi kami,” ungkap Manajer Operasional, Maryanto, saat dihubungi.
Menurut Maryanto, para pemain banyak yang masih dalam kondisi lelah, akibat perjalanan jauh. Kondisi finansial yang tidak baik, tentunya akan memengaruhi psikologi pemain. Dia tidak mau tim mengabaikan pertandingan sehingga di WO.
“Kalau di-WO, poin kita bisa dikurangi. Komdis PSSI juga nanti bisa memberikan kita denda Rp25 juta untuk absen pertama dan absen kedua dendanya yang saya ketahui Rp50 juta,” paparnya.
Persijap memang dalam kondisi kritis karena kekurangan pemain setelah ditinggalkan sembilan pemainnya yang hijrah ke klub lain. Dengan pemain seadanya, tim hanya memfokuskan untuk memenuhi kewajiban pertandingan sesuai yang sudah dijadwalkan oleh PT Liga Indonesia (LI).
Laga ketiga putaran kedua kontra Semen Padang ini dianggap yang terberat, karena jaraknya cukup jauh sehingga menyedot banyak dana.
Persijap Jepara sampai ke Padang bukan tanpa sebab. Untuk bisa sampai ke markas Semen Padang, mantan CEO Said Basalamah, Chaerul Musonnif (eks General Manager Persijap) dan salah satu pengusaha Jepara di Jakarta, terpaksa urunan.
Dari hasil urunan tersebut, bisa digunakan untuk membayar hotel di Jakarta dan membeli tiket pesawat. Tim juga diperkirakan juga bisa menjalani laga melawan Persik Kediri pada 4 Juni mendatang.
“Tiket pesawatnya sampai Surabaya. Mudah-mudahan bisa sampai ke Kediri, untuk lawan Persik Kediri,” imbuh Maryanto.
Persijap saat ini fokus untuk menyelesaikan sisa dua laga tandang sebelum jeda kompetisi. Setelah jeda kompetisi pada 13 Juni-7 Agustus, Persijap bakal melakoni laga kandang Sriwijaya FC pada 12 Agustus 2014
Menghadapi Kabau Sirah, julukan Semen Padang, Persijap memang tidak diunggulkan. Banyak pemain mentereng di tim dengan jersey merah hati dengan kombinasi batik di pundak itu, sebut saja Eka Ramdani dan Hendra Adi Bayau.
Di barisan belakang, dihuni Esteban Vizcarra. Sementara, Persijap masih mengandalkan ekspatriat Evaldo Silva dan Fauzan di lini belakang. Pada barisan depan,Carlos Raul Sciucatti, Boy Jati Asmara, serta di lini tengah ada John Takpor dan Cucu Hudiyat.
Saat dijamu di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK), Evaldo Silva dkk dipaksa menyerah 1 : 2. Dalam leg kedua, Persijap memilih realistis dan tidak terlalu berharap untuk menang.
“Coach sudah mengetahui, Semen Padang saat ini performanya meningkat. Kita akan lebih bermain bertahan, kalau bisa bermain seri, itu sudah bagus bagi kami,” ungkap Manajer Operasional, Maryanto, saat dihubungi.
Menurut Maryanto, para pemain banyak yang masih dalam kondisi lelah, akibat perjalanan jauh. Kondisi finansial yang tidak baik, tentunya akan memengaruhi psikologi pemain. Dia tidak mau tim mengabaikan pertandingan sehingga di WO.
“Kalau di-WO, poin kita bisa dikurangi. Komdis PSSI juga nanti bisa memberikan kita denda Rp25 juta untuk absen pertama dan absen kedua dendanya yang saya ketahui Rp50 juta,” paparnya.
Persijap memang dalam kondisi kritis karena kekurangan pemain setelah ditinggalkan sembilan pemainnya yang hijrah ke klub lain. Dengan pemain seadanya, tim hanya memfokuskan untuk memenuhi kewajiban pertandingan sesuai yang sudah dijadwalkan oleh PT Liga Indonesia (LI).
Laga ketiga putaran kedua kontra Semen Padang ini dianggap yang terberat, karena jaraknya cukup jauh sehingga menyedot banyak dana.
Persijap Jepara sampai ke Padang bukan tanpa sebab. Untuk bisa sampai ke markas Semen Padang, mantan CEO Said Basalamah, Chaerul Musonnif (eks General Manager Persijap) dan salah satu pengusaha Jepara di Jakarta, terpaksa urunan.
Dari hasil urunan tersebut, bisa digunakan untuk membayar hotel di Jakarta dan membeli tiket pesawat. Tim juga diperkirakan juga bisa menjalani laga melawan Persik Kediri pada 4 Juni mendatang.
“Tiket pesawatnya sampai Surabaya. Mudah-mudahan bisa sampai ke Kediri, untuk lawan Persik Kediri,” imbuh Maryanto.
Persijap saat ini fokus untuk menyelesaikan sisa dua laga tandang sebelum jeda kompetisi. Setelah jeda kompetisi pada 13 Juni-7 Agustus, Persijap bakal melakoni laga kandang Sriwijaya FC pada 12 Agustus 2014
(wbs)