Mental Rossi Sedikit Kendur
A
A
A
MUGELLO - Salah dalam pemilihan ban saat menjalani sesi kualifikasi, Sabtu (31/5) kemarin, memaksa Valentino Rossi menepuk jidat. Betapa tidak, kesalahan fatal itu membuat dirinya memulai balapan dari posisi kesepuluh di Grand Prix Italia.
Konsistensi Rossi menjalani sesi latihan bebas hingga kualifikasi di kampung halamannya memang patut dipertanyakan. Pasalnya, joki Movistar Yamaha itu tak pernah bisa mengunci tempat sebagai pembalap tercepat.
Tengok saja saat dirinya menjalani FP1, juara dunia tujuh kali itu hanya mampu berada di urutan kedua. Pada FP2, hampir seluruh peserta balap mengurungkan niat berada di lintasan balap saat hujan mengguyur. Tak terkecuali Rossi. Akan tetapi, pemilik nomor 46 itu berambisi mendongkrak catatan waktunya di FP3.
Sayangnya, usahanya itu tak membuahkan hasil maksimal. Rossi justru tercecer di peringkat keenam dengan catatan waktu 1 menit 48.155 detik atau terpaut 0.401 detik dari Dani Pedrosa. Alih-alih ingin tampil maksimal di depan pendukungnya, Rossi lagi-lagi terpeleset empat peringkat ke urutan kesepuluh di kualifikasi. Pemilihan ban lembut di bagian depan memaksanya kehilangan posisi ideal pada balapan seri keenam di Sirkuit Mugello, Italia.
Rossi pun menyadari bahwa keputusan menggunakan ban depan lebih lembut adalah sesuatu yang salah. Dan, dia sangat menyesali keputusan yang dipilihnya tersebut. "Kami membuat kesalahan besar di kualifikasi saat memutuskan untuk mengubah ban depan dan belakang pada bagian kedua. Itu adalah keputusan yang salah, saya merasa benar-benar buruk dengan bagian depan lebih lembut dan saya tidak mampu untuk meningkatkan waktu lap saya," sesal Rossi dikutip Crash, Minggu (1/5).
"Ini jelas sesuatu yang sangat memalukan, karena saya punya potensi yang baik dan bisa mulai dari posisi terdepan. Kecepatan saya baik dan saya merasa baik dengan motor, tapi seperti sesuatu terjadi dan itu diluar dugaan. Sekarang saya ingin mencoba membuat balapan dengan sebaik mungkin, karena itu merupakan balapan ke-300 saya. Terlebih ini dilakukan di Mugello. Walau saya cukup putus asa memulai balapan dari urutan kesepuluh, tapi motivasi saya tidak ada yang hilang," tutup pembalap yang dikenal dengan julukan The Doctor.
Konsistensi Rossi menjalani sesi latihan bebas hingga kualifikasi di kampung halamannya memang patut dipertanyakan. Pasalnya, joki Movistar Yamaha itu tak pernah bisa mengunci tempat sebagai pembalap tercepat.
Tengok saja saat dirinya menjalani FP1, juara dunia tujuh kali itu hanya mampu berada di urutan kedua. Pada FP2, hampir seluruh peserta balap mengurungkan niat berada di lintasan balap saat hujan mengguyur. Tak terkecuali Rossi. Akan tetapi, pemilik nomor 46 itu berambisi mendongkrak catatan waktunya di FP3.
Sayangnya, usahanya itu tak membuahkan hasil maksimal. Rossi justru tercecer di peringkat keenam dengan catatan waktu 1 menit 48.155 detik atau terpaut 0.401 detik dari Dani Pedrosa. Alih-alih ingin tampil maksimal di depan pendukungnya, Rossi lagi-lagi terpeleset empat peringkat ke urutan kesepuluh di kualifikasi. Pemilihan ban lembut di bagian depan memaksanya kehilangan posisi ideal pada balapan seri keenam di Sirkuit Mugello, Italia.
Rossi pun menyadari bahwa keputusan menggunakan ban depan lebih lembut adalah sesuatu yang salah. Dan, dia sangat menyesali keputusan yang dipilihnya tersebut. "Kami membuat kesalahan besar di kualifikasi saat memutuskan untuk mengubah ban depan dan belakang pada bagian kedua. Itu adalah keputusan yang salah, saya merasa benar-benar buruk dengan bagian depan lebih lembut dan saya tidak mampu untuk meningkatkan waktu lap saya," sesal Rossi dikutip Crash, Minggu (1/5).
"Ini jelas sesuatu yang sangat memalukan, karena saya punya potensi yang baik dan bisa mulai dari posisi terdepan. Kecepatan saya baik dan saya merasa baik dengan motor, tapi seperti sesuatu terjadi dan itu diluar dugaan. Sekarang saya ingin mencoba membuat balapan dengan sebaik mungkin, karena itu merupakan balapan ke-300 saya. Terlebih ini dilakukan di Mugello. Walau saya cukup putus asa memulai balapan dari urutan kesepuluh, tapi motivasi saya tidak ada yang hilang," tutup pembalap yang dikenal dengan julukan The Doctor.
(wbs)