Mental Burung Sumatera Terangkat
A
A
A
Satu poin yang diraih PS Kwarta dalam lawatannya ke Aceh akhir pekan lalu, dirasa kurang memuaskan. Barisan depan dan belakang mendapat perhatian pelatih kepala Slamet Riyadi.
Dua pertandingan yang dilakoni PS Kwarta, hanya mampu membawa pulang satu poin. Itu didapat dari hasil seri 1-1 dengan Persiraja Banda Aceh. Sedangkan melawan PSAP Sigli, Kwarta kalah tipis 3-2. Bukan pencapaian yang buruk dalam partai tandang tersebut, Kwarta mencetak 4 gol ke gawang lawan dan kebobolan tiga gol.''Ya, hasil pertandingan di Aceh, saya menilai barisan depan dan belakang harus dibenahi. Ini pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan,''ujarnya Slamet.
Menurutnya, kedua lini tersebut masih kurang menjalankan tugas dan tanggung jawab. Barisan depan, menurut Slamet, masih kurang menjalankan tugasnya. Peluang-peluang yang tercipta tak mampu dikonversi menjadi gol. Tentu hal ini tertuju pada Arifan Fitra Masril, Muhammad Wisnu, Oriansyah Sembiring dan Malik Djabbar Pinem.''Barisan depan masih harus dipertajam insting mencetak gol. Karena saya lihat finishing touch masih ragu-ragu,''bebernya.
Barisan belakang, ini yang menjadi menu utamanya. Mantan aissten pelatih Pro Duta FC itu menilai, tiga gol yang bersarang digawang Vidi Big Bella, lahir dari bola mati. Tak ingin terulang lagi, Slamet pun memberi kiat khusus bagi barisan belakang yang berisikan Roni Fatahillah, M Imam Zarkasih, Wiganda Pradika, dan Adji Hardianto. Tentu Slamet tak menginginkan ‘hadiah’ bagi lawan tanpa perlawanan.''Dua pertandingan tiga gol lahir dari set piece. Ini yang harus diantisipasi, jangan sampai terjadi lagi pertandingan berikutnya,''jelasnya.
Diakui pelatih lisensi C AFC itu, pembenahan barisan belakang ini harus cepat dilakukan. Recovery yang hanya satu hari diberikan, harus benar-benar dimanfaatkan pemainnya untuk memulihkan stamina. Sebab, partai kandang menyambut PSPS Riau, di Stadion Teladan Medan, Rabu (4/6) besok. ''Ini harus cepat saya perbaiki. Karena PSPS unggul dalam bola mati,''bebernya.
Lepas dari minus tim tersebut, Slamet juga tak sungkan memuji kemajuan M Antoni dkk. Merunut dua pertandingan tersebut, Slamet memang layak memberikan apresiasi kepada anak asuhnya. Perbandingannya dengan pertemuan pertama.
Burung Sumatera, julukan Kwarta cukup menunjukkan kualitasnya kepada PSAP dan Persiraja tanpa ada kebobolan. Karena, pertemuan pertama, Kwarta pecundangi PSAP dengan skor telak 3-0 dan memberikan pelajaran 2-0 kepada Persiraja.
Diakuinya, keluhan yang kerap dilontarkannya pada putaran pertama, yakni soal mental, sudah tidak lagi dialami pemain. Anak asuhnya mampu menampilkan mental yang baik saat melakoni pertandingan.''Mental pemain sudah bagus. Mereka siap menjalani pertandingan di kandang lawan mereka tahu harus menyiapkan mental besar,''pujinya.
Hal lainnya, anak asuhnya tahu harus berbuat apa kala tertinggal terlebih dulu. Slamet tak sungkan memuji kerja keras M Antoni dkk. untuk menyamakan kedudukan.''Dulu, putaran pertama, pemain sulit bisa sudah tertinggal lebih dulu. Sekarang, mereka cepat membalas gol dan menyamakan kedudukan,''pungkasnya.
Dua pertandingan yang dilakoni PS Kwarta, hanya mampu membawa pulang satu poin. Itu didapat dari hasil seri 1-1 dengan Persiraja Banda Aceh. Sedangkan melawan PSAP Sigli, Kwarta kalah tipis 3-2. Bukan pencapaian yang buruk dalam partai tandang tersebut, Kwarta mencetak 4 gol ke gawang lawan dan kebobolan tiga gol.''Ya, hasil pertandingan di Aceh, saya menilai barisan depan dan belakang harus dibenahi. Ini pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan,''ujarnya Slamet.
Menurutnya, kedua lini tersebut masih kurang menjalankan tugas dan tanggung jawab. Barisan depan, menurut Slamet, masih kurang menjalankan tugasnya. Peluang-peluang yang tercipta tak mampu dikonversi menjadi gol. Tentu hal ini tertuju pada Arifan Fitra Masril, Muhammad Wisnu, Oriansyah Sembiring dan Malik Djabbar Pinem.''Barisan depan masih harus dipertajam insting mencetak gol. Karena saya lihat finishing touch masih ragu-ragu,''bebernya.
Barisan belakang, ini yang menjadi menu utamanya. Mantan aissten pelatih Pro Duta FC itu menilai, tiga gol yang bersarang digawang Vidi Big Bella, lahir dari bola mati. Tak ingin terulang lagi, Slamet pun memberi kiat khusus bagi barisan belakang yang berisikan Roni Fatahillah, M Imam Zarkasih, Wiganda Pradika, dan Adji Hardianto. Tentu Slamet tak menginginkan ‘hadiah’ bagi lawan tanpa perlawanan.''Dua pertandingan tiga gol lahir dari set piece. Ini yang harus diantisipasi, jangan sampai terjadi lagi pertandingan berikutnya,''jelasnya.
Diakui pelatih lisensi C AFC itu, pembenahan barisan belakang ini harus cepat dilakukan. Recovery yang hanya satu hari diberikan, harus benar-benar dimanfaatkan pemainnya untuk memulihkan stamina. Sebab, partai kandang menyambut PSPS Riau, di Stadion Teladan Medan, Rabu (4/6) besok. ''Ini harus cepat saya perbaiki. Karena PSPS unggul dalam bola mati,''bebernya.
Lepas dari minus tim tersebut, Slamet juga tak sungkan memuji kemajuan M Antoni dkk. Merunut dua pertandingan tersebut, Slamet memang layak memberikan apresiasi kepada anak asuhnya. Perbandingannya dengan pertemuan pertama.
Burung Sumatera, julukan Kwarta cukup menunjukkan kualitasnya kepada PSAP dan Persiraja tanpa ada kebobolan. Karena, pertemuan pertama, Kwarta pecundangi PSAP dengan skor telak 3-0 dan memberikan pelajaran 2-0 kepada Persiraja.
Diakuinya, keluhan yang kerap dilontarkannya pada putaran pertama, yakni soal mental, sudah tidak lagi dialami pemain. Anak asuhnya mampu menampilkan mental yang baik saat melakoni pertandingan.''Mental pemain sudah bagus. Mereka siap menjalani pertandingan di kandang lawan mereka tahu harus menyiapkan mental besar,''pujinya.
Hal lainnya, anak asuhnya tahu harus berbuat apa kala tertinggal terlebih dulu. Slamet tak sungkan memuji kerja keras M Antoni dkk. untuk menyamakan kedudukan.''Dulu, putaran pertama, pemain sulit bisa sudah tertinggal lebih dulu. Sekarang, mereka cepat membalas gol dan menyamakan kedudukan,''pungkasnya.
(aww)