Selamatkan Macan Tidar, Manajemen Jual Jersey Pemain
A
A
A
MAGELANG - PPSM Magelang menggalang dana untuk menyelamatkan tim dari krisis finansial. Salah satunya dengan menjual jersey asli milik para pemain. Diharapkan, hasil penjualan jersey itu terkumpul dana sebesar seratus juta rupiah.
Manajer PPSM Magelang, Widarto mengatakan, langkah-langkah penyelamatan tim saat ini sudah mulai berjalan. Tak hanya oleh pihak pengurus saja, namun juga kelompok suporter bernama Simolodro juga aktif untuk membantu tim kebanggaannya ini. ''Sudah ada kemajuan biarpun baru sedikit-sedikit,''kata dia.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu, menjual jersey asli para pemain PPSM yang dikemas dengan acara nonton bareng (nobar) pertandingan Piala Dunia pada Sabtu (12/7) ini di Kafe Palace, Kota Magelang.''Kita targetnya bisa terkumpul dana sampai seratus juta,''tuturnya.
Selain menjual jersey asli tersebut, pihaknya juga masih berupaya untuk bertemu dengan wali kota Magelang. Namun, hal tersebut sampai kini masih belum bisa terealisasikan karena, menurutnya wali kota sedang sibuk.''Mungkin karena kesibukan beliau. Jadi, setiap kali kita meminta untuk bertemu, jawabannya selalu tolong diagendakan. Begitu,'' ucapnya.
Lanjutnya, dengan melakukan berbagai upaya ini diharapkan sebelum akhir bulan nanti, sudah ada titik terang. Agar tim berjuluk skuad Macan Tidar ini bisa tetap berjaya di kompetisi kasta kedua Liga Indonesia, Divisi Utama. Sebab, jika masih belum bisa melunasi gaji pemain yang menunggak, tim pelatih akan mundur dari tim pada akhir Juli nanti.
Selain itu juga, jika bisa diselesaikan dengan cepat, bukan tidak mungkin tim juga akan langsung menggelar latihan. Sekaligus juga mengadakan turnamen segitiga dengan mengajak klub lainnya, yaitu PSCS Cilacap serta antara PSS Sleman atau PSIM Yogyakarta.''Tapi, itu baru sebatas wacana saja,''ucapnya.
Terpisah, Pelatih Kepala PPSM Magelang M Hasan berharap pihak pengurus untuk segera memberikan hak-hak pemain. Jika itu belum dilakukan, maka akan sulit untuk meminta anak-anak asuhannya kembali berlatih dan menyelesaikan kompetisi yang masih menyisakan empat pertandingan.''Saya sendiri tidak bisa memaksa pemain untuk berlatih. Tetapi, jika sudah ada keputusan mengenai pembayaran gaji mereka, pasti akan mudah untuk menyelesaikan kompetisi,” ucapnya.
Mengenai turnamen segitiga tersebut, ia pesimistis bisa digelar. Sebab, selain waktunya yang sudah mepet lebaran juga saat ini masih dalam masa tenang karena pemilihan presiden (pilpres) yang belum lama digelar.''Memang sebelum libur kompetisi lalu ada rencana untuk menggelar turnamen tersebut,''ucapnya.
Manajer PPSM Magelang, Widarto mengatakan, langkah-langkah penyelamatan tim saat ini sudah mulai berjalan. Tak hanya oleh pihak pengurus saja, namun juga kelompok suporter bernama Simolodro juga aktif untuk membantu tim kebanggaannya ini. ''Sudah ada kemajuan biarpun baru sedikit-sedikit,''kata dia.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu, menjual jersey asli para pemain PPSM yang dikemas dengan acara nonton bareng (nobar) pertandingan Piala Dunia pada Sabtu (12/7) ini di Kafe Palace, Kota Magelang.''Kita targetnya bisa terkumpul dana sampai seratus juta,''tuturnya.
Selain menjual jersey asli tersebut, pihaknya juga masih berupaya untuk bertemu dengan wali kota Magelang. Namun, hal tersebut sampai kini masih belum bisa terealisasikan karena, menurutnya wali kota sedang sibuk.''Mungkin karena kesibukan beliau. Jadi, setiap kali kita meminta untuk bertemu, jawabannya selalu tolong diagendakan. Begitu,'' ucapnya.
Lanjutnya, dengan melakukan berbagai upaya ini diharapkan sebelum akhir bulan nanti, sudah ada titik terang. Agar tim berjuluk skuad Macan Tidar ini bisa tetap berjaya di kompetisi kasta kedua Liga Indonesia, Divisi Utama. Sebab, jika masih belum bisa melunasi gaji pemain yang menunggak, tim pelatih akan mundur dari tim pada akhir Juli nanti.
Selain itu juga, jika bisa diselesaikan dengan cepat, bukan tidak mungkin tim juga akan langsung menggelar latihan. Sekaligus juga mengadakan turnamen segitiga dengan mengajak klub lainnya, yaitu PSCS Cilacap serta antara PSS Sleman atau PSIM Yogyakarta.''Tapi, itu baru sebatas wacana saja,''ucapnya.
Terpisah, Pelatih Kepala PPSM Magelang M Hasan berharap pihak pengurus untuk segera memberikan hak-hak pemain. Jika itu belum dilakukan, maka akan sulit untuk meminta anak-anak asuhannya kembali berlatih dan menyelesaikan kompetisi yang masih menyisakan empat pertandingan.''Saya sendiri tidak bisa memaksa pemain untuk berlatih. Tetapi, jika sudah ada keputusan mengenai pembayaran gaji mereka, pasti akan mudah untuk menyelesaikan kompetisi,” ucapnya.
Mengenai turnamen segitiga tersebut, ia pesimistis bisa digelar. Sebab, selain waktunya yang sudah mepet lebaran juga saat ini masih dalam masa tenang karena pemilihan presiden (pilpres) yang belum lama digelar.''Memang sebelum libur kompetisi lalu ada rencana untuk menggelar turnamen tersebut,''ucapnya.
(aww)