Striker Sriwijaya FC Sesalkan Pemangkasan Pemain Asing
A
A
A
PALEMBANG - Tidak semua pihak setuju dengan regulasi yang dikeluarkan PSSI, terkait pengurangan kuota pemain asing di Indonesia Super League (ISL) musim depan. Penyerang Sriwijaya FC, Lancine Kone, menilai jika pengurangan pemain asing dari empat menjadi tiga orang tidak bijaksana.
Dia justru menyayangkan keputusan PSSI tersebut. Menurut dia, sebelum mengambil keputusan itu, seharusnya PSSI terlebih dulu melakukan kajian yang lebih mendalam. Kone menilai, pengurangan pemain asing bukanlah solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia.
Meskipun dia meyakini, kebijakan itu diambil karena PSSI ingin memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal untuk bermain dalam kompetisi tertinggi di Tanah Air demi mengembangkan kualitasnya.
''Saya pikir keputusan itu tidak terlalu banyak membantu sepak bola Indonesia. Apalagi saya lihat semua liga bagus di dunia itu rata-rata memakai banyak pemain asing. Contohnya seperti di Jepang, Korea yang bebas pemain asing, walaupun hanya tetap tiga orang yang main dalam satu pertandingan,''ungkapnya.
Bahkan di Thailand lanjut dia, sudah lima tahun terakhir ini mereka memperbolehkan klub untuk mengontrak lima pemain asing. Tapi nyatanya sepak bola di beberapa Negara itu tetap maju. Legiun asing asal Pantai Gading ini bahkan menyarankan, sebaiknya PSSI memberikan penekanan dan sanksi kepada klub yang belum membayar gaji pemain.
Sehingga jika masih ada klub yang tidak memiliki dana cukup, mereka tidak boleh mengontrak pemain asing. Jika itu diterapkan maka akan bagus untuk perkembangan sepak bola Indonesia Bukan tanpa alasan Kone mengutarakan hal itu. Pasalnya dia merupakan salah satu pemain yang hingga saat ini masih belum terlunasi haknya dari klub yang pernah memakai jasanya beberapa musim sebelunya, sebelum dirinya bergabung dengan Laskar Wong Kito.
''Sampai sekarang saja, saya masih belum mendapatkan bayaran gaji selama lima bulan dari Deltras Sidoarjo. Tapi anehnya kenapa mereka tetap bisa mengikuti kompetisi dan seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Saya rasa PSSI harus bijaksana dalam memberikan sanksi terhadap klub yang menunggak gaji kepada pemain seperti mereka,ā€¯pintanya.
Dia justru menyayangkan keputusan PSSI tersebut. Menurut dia, sebelum mengambil keputusan itu, seharusnya PSSI terlebih dulu melakukan kajian yang lebih mendalam. Kone menilai, pengurangan pemain asing bukanlah solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia.
Meskipun dia meyakini, kebijakan itu diambil karena PSSI ingin memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain lokal untuk bermain dalam kompetisi tertinggi di Tanah Air demi mengembangkan kualitasnya.
''Saya pikir keputusan itu tidak terlalu banyak membantu sepak bola Indonesia. Apalagi saya lihat semua liga bagus di dunia itu rata-rata memakai banyak pemain asing. Contohnya seperti di Jepang, Korea yang bebas pemain asing, walaupun hanya tetap tiga orang yang main dalam satu pertandingan,''ungkapnya.
Bahkan di Thailand lanjut dia, sudah lima tahun terakhir ini mereka memperbolehkan klub untuk mengontrak lima pemain asing. Tapi nyatanya sepak bola di beberapa Negara itu tetap maju. Legiun asing asal Pantai Gading ini bahkan menyarankan, sebaiknya PSSI memberikan penekanan dan sanksi kepada klub yang belum membayar gaji pemain.
Sehingga jika masih ada klub yang tidak memiliki dana cukup, mereka tidak boleh mengontrak pemain asing. Jika itu diterapkan maka akan bagus untuk perkembangan sepak bola Indonesia Bukan tanpa alasan Kone mengutarakan hal itu. Pasalnya dia merupakan salah satu pemain yang hingga saat ini masih belum terlunasi haknya dari klub yang pernah memakai jasanya beberapa musim sebelunya, sebelum dirinya bergabung dengan Laskar Wong Kito.
''Sampai sekarang saja, saya masih belum mendapatkan bayaran gaji selama lima bulan dari Deltras Sidoarjo. Tapi anehnya kenapa mereka tetap bisa mengikuti kompetisi dan seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Saya rasa PSSI harus bijaksana dalam memberikan sanksi terhadap klub yang menunggak gaji kepada pemain seperti mereka,ā€¯pintanya.
(aww)