Prandelli: Saya Tak Melarikan Diri
A
A
A
ROMA - Mantan pelatih timnas Italia, Cesare Prandelli menolak anggapan publik yang menyebut dirinya lepas tanggung jawab dari kegagalan Italia di Piala Dunia 2014 Brazil, Juni lalu.
Italia gagal setelah tak lolos dari Grup D yang dihuni Inggris, Kosta Rika,dan Uruguay. Gli Azzuri, julukan Italia, hanya finis di peringkat ketiga dibawah Uruguay dan juara grup, Kosta Rika.
Atas kegagalan itu, Prandelli kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri. Tak lama kemudian, ia memutuskan untuk menerima pinangan klub Turki, Galatasaray sebagai pelatih menggantikan Roberto Mancini.
Prandelli mengungkapkan, kritik yang dilontarkan kepadanya merupakan sesuatu yang normal. Namun, ia tak terima jika dianggap melarikan diri dari tanggung jawab kegagalan tersebut.
"Serangan yang ditujukan kepada saya begitu kejam. Tetapi saya tak perlu merasa seperti korban. Tetapi ketika saya membaca dan mendengar serangan pribadi, saya paling sakit jika dikatakan melarikan diri. Ide bahwa saya melarikan diri, itu tidak benar," kata Prandelli di football-italia, Senin (21/7).
Prandelli menegaskan, selama karirnya melatih, ia tak pernah melarikan diri dari tanggung jawab. Hal tersebut, dinilai Prandelli, telah ia tunjukkan saat menukangi Parma dan Fiorentina.
Saat itu, Parma berhasil finis diperingkat lima kendati sponsor mereka, Parmalat, bangkrut. Hal serupa ia ulangi di Fiorentina. Saat klub terkena Calciopoli, ia tetap memilih menukangi klub berjuluk La Viola itu ketimbang pindah.
"Saya hampir ke Juventus dua kali, tetapi saya bangga dengan pilihan tetap menetap di Fiorentina. Saya percaya kepada proyek olahraga itu," tutup Prandelli.
Kini, kursi pelatih timnas Italia masih kosong. Nama mantan pelatih Juventus, Antonio Conte atau pendahulu Prandelli di Galatasaray, Roberto Mancini diisukan menjadi kandidat kuat allenatore La Nazionale (pelatih timnas).
Italia gagal setelah tak lolos dari Grup D yang dihuni Inggris, Kosta Rika,dan Uruguay. Gli Azzuri, julukan Italia, hanya finis di peringkat ketiga dibawah Uruguay dan juara grup, Kosta Rika.
Atas kegagalan itu, Prandelli kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri. Tak lama kemudian, ia memutuskan untuk menerima pinangan klub Turki, Galatasaray sebagai pelatih menggantikan Roberto Mancini.
Prandelli mengungkapkan, kritik yang dilontarkan kepadanya merupakan sesuatu yang normal. Namun, ia tak terima jika dianggap melarikan diri dari tanggung jawab kegagalan tersebut.
"Serangan yang ditujukan kepada saya begitu kejam. Tetapi saya tak perlu merasa seperti korban. Tetapi ketika saya membaca dan mendengar serangan pribadi, saya paling sakit jika dikatakan melarikan diri. Ide bahwa saya melarikan diri, itu tidak benar," kata Prandelli di football-italia, Senin (21/7).
Prandelli menegaskan, selama karirnya melatih, ia tak pernah melarikan diri dari tanggung jawab. Hal tersebut, dinilai Prandelli, telah ia tunjukkan saat menukangi Parma dan Fiorentina.
Saat itu, Parma berhasil finis diperingkat lima kendati sponsor mereka, Parmalat, bangkrut. Hal serupa ia ulangi di Fiorentina. Saat klub terkena Calciopoli, ia tetap memilih menukangi klub berjuluk La Viola itu ketimbang pindah.
"Saya hampir ke Juventus dua kali, tetapi saya bangga dengan pilihan tetap menetap di Fiorentina. Saya percaya kepada proyek olahraga itu," tutup Prandelli.
Kini, kursi pelatih timnas Italia masih kosong. Nama mantan pelatih Juventus, Antonio Conte atau pendahulu Prandelli di Galatasaray, Roberto Mancini diisukan menjadi kandidat kuat allenatore La Nazionale (pelatih timnas).
(nug)