Indonesia International Challenge Uji Coba Sistem Skor Baru
A
A
A
JAKARTA - Para pebulutangkis Indonesia akan kembali berkompetisi di ajang Coca Cola Astec Indonesia International Challenge & Open X 2014. Dua kejuaraan bulutangkis ini bakal dihelat di GOR Asia Afrika, Senayan, pada 12-20 Agustus mendatang.
Kejuaraan International Challenge yang berlangsung pada 12-16 Agustus 2014 akan diikuti pebulutangkis kelas dewasa. Sementara Astec Open bakal diadakan pada 14-20 Agusus diisi peserta kelas anak-anak, remaja, taruna, serta veteran.
Indonesia International Challenge yang menawarkan total hadiah sebesar 20 ribu dollar AS, diikuti oleh ratusan peserta dari 17 negara, termasuk Korea, Jepang, Thailand dan sebagainya. Menurut keterangan yang diperoleh dari Mimi Irawan yang mengepalai bagian turnamen, tiga negara Eropa yaitu Swiss, Prancis dan Belanda juga menaruh minat akan turnamen ini, namun sayang pemain-pemain mereka harus masuk daftar tunggu karena rangking yang belum mencukupi.
Sementara Astec Open tahun ini menandai genap satu dasawarsa diselenggarakannya turnamen yang diprakarsai dua mantan pebulutangkis ternama Indonesia, Alan Budikusuma dan Susy Susanti.
“Kami bangga dengan Alan dan Susy, mereka bukan cuma berjasa ketika menjadi pemain bulutangkis, namun sampai sekarang pun keduanya berkomitmen untuk menjaga bulutangkis agar tetap lekat dengan masyarakat. Kami bangga para pahlawan bulutangkis ini bisa terus menjaga konsistensi bulutangkis,” kata Anton Subowo, Sekretaris Jenderal PP PBSI seperti dilansir Badmintonindonesia.org.
“PBSI berterima kasih kepada para sponsor, tentunya event ini akan banyak memberikan manfaat bagi para pebulutangkis generasi muda,” tambah Anton.
Kejuaraan tahun ini merupakan kejuaraan Astec Open yang kesepuluh. Sebagai ketua panitia pelaksana turnamen ini, kami berterima kasih kepada PBSI yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelenggarakan turnamen ini sekaligus Indonesia International Challenge 2014. Kami berharap kejuaraan ini dapat menelurkan bibit bulutangkis di masa yang akan datang,” ujar Susy dalam sambutannya.
Sementara itu, Coca Cola yang sejak tahun lalu bersama PBSI telah menggalakkan gerakan cinta bulutangkis “Angkat Raketmu”, tahun ini kian mantap memberikan dukungan bagi dunia perbulutangkisan Tanah Air. Untuk pertama kalinya, Coca Cola mensponsori turnamen bulutangkis.
“Coca Cola sangat senang mendapat kesempatan untuk mendukung terselenggaranya turnamen ini. Kami memang berkomitmen untuk membantu PBSI menginspirasi anak-anak muda untuk punya semangat juara dan mencintai olaraga bulutangkis,” ujar Andew Hallatu, Media Relations Manager Coca Cola Indonesia.
Ajang Coca Cola Astec Indonesia International Challenge & Open X 2014 juga menjadi uji coba penerapan sistem skor baru 5x11. Seperti diketahui, BWF (Badminton World Federation) telah mengumumkan wacana uji coba sistem skor baru tersebut, hingga saat ini Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan trial sistem skor ini.
Namun sistem skor 5x11 hanya akan diterapkan di level international challenge yang diikuti pemain kelas dewasa. Sedangkan pada Astec Open X, sistem skor 21 masih diberlakukan, pasalnya para peserta di turnamen ini masih tergolong muda yaitu usia anak-anak hingga taruna (U-19)
Kejuaraan International Challenge yang berlangsung pada 12-16 Agustus 2014 akan diikuti pebulutangkis kelas dewasa. Sementara Astec Open bakal diadakan pada 14-20 Agusus diisi peserta kelas anak-anak, remaja, taruna, serta veteran.
Indonesia International Challenge yang menawarkan total hadiah sebesar 20 ribu dollar AS, diikuti oleh ratusan peserta dari 17 negara, termasuk Korea, Jepang, Thailand dan sebagainya. Menurut keterangan yang diperoleh dari Mimi Irawan yang mengepalai bagian turnamen, tiga negara Eropa yaitu Swiss, Prancis dan Belanda juga menaruh minat akan turnamen ini, namun sayang pemain-pemain mereka harus masuk daftar tunggu karena rangking yang belum mencukupi.
Sementara Astec Open tahun ini menandai genap satu dasawarsa diselenggarakannya turnamen yang diprakarsai dua mantan pebulutangkis ternama Indonesia, Alan Budikusuma dan Susy Susanti.
“Kami bangga dengan Alan dan Susy, mereka bukan cuma berjasa ketika menjadi pemain bulutangkis, namun sampai sekarang pun keduanya berkomitmen untuk menjaga bulutangkis agar tetap lekat dengan masyarakat. Kami bangga para pahlawan bulutangkis ini bisa terus menjaga konsistensi bulutangkis,” kata Anton Subowo, Sekretaris Jenderal PP PBSI seperti dilansir Badmintonindonesia.org.
“PBSI berterima kasih kepada para sponsor, tentunya event ini akan banyak memberikan manfaat bagi para pebulutangkis generasi muda,” tambah Anton.
Kejuaraan tahun ini merupakan kejuaraan Astec Open yang kesepuluh. Sebagai ketua panitia pelaksana turnamen ini, kami berterima kasih kepada PBSI yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelenggarakan turnamen ini sekaligus Indonesia International Challenge 2014. Kami berharap kejuaraan ini dapat menelurkan bibit bulutangkis di masa yang akan datang,” ujar Susy dalam sambutannya.
Sementara itu, Coca Cola yang sejak tahun lalu bersama PBSI telah menggalakkan gerakan cinta bulutangkis “Angkat Raketmu”, tahun ini kian mantap memberikan dukungan bagi dunia perbulutangkisan Tanah Air. Untuk pertama kalinya, Coca Cola mensponsori turnamen bulutangkis.
“Coca Cola sangat senang mendapat kesempatan untuk mendukung terselenggaranya turnamen ini. Kami memang berkomitmen untuk membantu PBSI menginspirasi anak-anak muda untuk punya semangat juara dan mencintai olaraga bulutangkis,” ujar Andew Hallatu, Media Relations Manager Coca Cola Indonesia.
Ajang Coca Cola Astec Indonesia International Challenge & Open X 2014 juga menjadi uji coba penerapan sistem skor baru 5x11. Seperti diketahui, BWF (Badminton World Federation) telah mengumumkan wacana uji coba sistem skor baru tersebut, hingga saat ini Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan trial sistem skor ini.
Namun sistem skor 5x11 hanya akan diterapkan di level international challenge yang diikuti pemain kelas dewasa. Sedangkan pada Astec Open X, sistem skor 21 masih diberlakukan, pasalnya para peserta di turnamen ini masih tergolong muda yaitu usia anak-anak hingga taruna (U-19)
(dka)