Komdis Hukum Berat PSBL Langsa
A
A
A
LANGSA - Aksi pelemparan yang dilakukan suporter PSBL Langsa terhadap pemain PS Bintang Jaya di Stadion Kota Langsa, 4 Juni lalu, berbuntut sanksi. Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman terhadap PSBL membayar denda Rp25 juta atas tingkah laku buruk dan tidak patut sehari sebelum kedua tim bertanding.
Intimidasi yang dilakukan suporter terjadi saat pemain Bintang Jaya uji coba lapangan. Saat pertandingan, intimidasi tersebut berlanjut dan ditambah dengan aksi pelemparan batu ke pemain Bintang Jaya.
Akibatnya, pemain belakang Bintang Jaya, Luis Irsandi terkena lemparan batu dan mengalami luka kepala bagian belakang. Tak hanya dengan Rp25 juta yang harus dibayarkan paling lambat 6 September mendatang. PSBL juga dilarang menggunakan Stadion Kota Langsa, sebagai homebase pertandingan saat menjamu PS Kwarta, 23 Agustus mendatang.
Kebrutalan suporter PSBL itu juga berbuntut pada aksi protes pemain Bintang Jaya yang tak melanjutkan pertandingan di menit ke-57. Dalam hal ini, Komisi Disiplin memutuskan melanjutkan sisa pertandingan di tempat netral yang dengan waktu yang akan ditentukan oleh PT. Liga Indonesia.
Menanggapi hal ini, putusan sanksi dari Komdis PSSI ini, disambut baik oleh kepala pelatih PS Bintang Jaya Abdul Rahman Gurning. Diakuinya, kejadian tersebut membuat rugi timnya. Meski sudah adanya keputusan Komisi Disiplin PSSI tersebut, Gurning mengaku belum menerima salinannya.
''Kami belum ada menerima salinan keputusan dari Komdis itu. Kalau memang begitu putusannya, sesuai dengan tuntutan kita dan itu kami sambut baik,''ungkap Gurning.
Mantan arsitek Persegres Gresik dan Arema Malang itu, mengaku saat bertamu di Stadion Kota Langsa. Pihaknya, sudah mengalami intimidasi dari pihak lawan sehingga PS Bintang Jaya tidak bisa bermain maksimal dan bermain lepas dalam laga itu.
"Bagaimana tim bisa bermain maksimal, jika sebelum bertanding, sudah mendapat teror dari supporter. Memang saat itu tim tidak takut atas intimidasi itu, tapi saat pertandingan, penonton melemparkan batu kea rah pemain dan mengenai Luis. Jelas, pemain lainnya down dan memutuskan tidak melanjutkan pertandingan sebagai aksi protes kami,” jelasnya.
Pria yang kerap menggenakan topi ini juga menyebutkan, bukan hanya intimidasi dan pelemparan batu ke pemain saja yang diprotes pihaknya. Kepemimpinan wasit juga dikeluhkannya yang dinilai memihak tuan rumah. Pertandingan tersebut, PSBL unggul 1-0. Gurning menilai, jika terjadinya gol, pemain PSBL terperangkap offside. Namun, disahkan oleh wasit. ''Gol sudah disahkan wasit, bagaimana lagi. Mau tidak mau kami harus terima dan mudah-mudahan bisa membalikkan keadaan di pertandingan lanjutan nanti,” harapnya.
Sedangkan Luis Irsandi juga menyambut positif keputusan Komisi Disiplin PSSI itu. Pemain belakang PS Bintang Jaya itu, mengharapkan peristiwa yang dialaminya tidak terjadi dikemudian hari didunia persepakbolaan di Indonesia. ''Berarti PSSI tegas menyikapi kasus pertandingan ini. Mudah-mudahan jadi pelajaran untuk ke depannya buat tim sepak bola di Indonesia,''pungkasnya.
Intimidasi yang dilakukan suporter terjadi saat pemain Bintang Jaya uji coba lapangan. Saat pertandingan, intimidasi tersebut berlanjut dan ditambah dengan aksi pelemparan batu ke pemain Bintang Jaya.
Akibatnya, pemain belakang Bintang Jaya, Luis Irsandi terkena lemparan batu dan mengalami luka kepala bagian belakang. Tak hanya dengan Rp25 juta yang harus dibayarkan paling lambat 6 September mendatang. PSBL juga dilarang menggunakan Stadion Kota Langsa, sebagai homebase pertandingan saat menjamu PS Kwarta, 23 Agustus mendatang.
Kebrutalan suporter PSBL itu juga berbuntut pada aksi protes pemain Bintang Jaya yang tak melanjutkan pertandingan di menit ke-57. Dalam hal ini, Komisi Disiplin memutuskan melanjutkan sisa pertandingan di tempat netral yang dengan waktu yang akan ditentukan oleh PT. Liga Indonesia.
Menanggapi hal ini, putusan sanksi dari Komdis PSSI ini, disambut baik oleh kepala pelatih PS Bintang Jaya Abdul Rahman Gurning. Diakuinya, kejadian tersebut membuat rugi timnya. Meski sudah adanya keputusan Komisi Disiplin PSSI tersebut, Gurning mengaku belum menerima salinannya.
''Kami belum ada menerima salinan keputusan dari Komdis itu. Kalau memang begitu putusannya, sesuai dengan tuntutan kita dan itu kami sambut baik,''ungkap Gurning.
Mantan arsitek Persegres Gresik dan Arema Malang itu, mengaku saat bertamu di Stadion Kota Langsa. Pihaknya, sudah mengalami intimidasi dari pihak lawan sehingga PS Bintang Jaya tidak bisa bermain maksimal dan bermain lepas dalam laga itu.
"Bagaimana tim bisa bermain maksimal, jika sebelum bertanding, sudah mendapat teror dari supporter. Memang saat itu tim tidak takut atas intimidasi itu, tapi saat pertandingan, penonton melemparkan batu kea rah pemain dan mengenai Luis. Jelas, pemain lainnya down dan memutuskan tidak melanjutkan pertandingan sebagai aksi protes kami,” jelasnya.
Pria yang kerap menggenakan topi ini juga menyebutkan, bukan hanya intimidasi dan pelemparan batu ke pemain saja yang diprotes pihaknya. Kepemimpinan wasit juga dikeluhkannya yang dinilai memihak tuan rumah. Pertandingan tersebut, PSBL unggul 1-0. Gurning menilai, jika terjadinya gol, pemain PSBL terperangkap offside. Namun, disahkan oleh wasit. ''Gol sudah disahkan wasit, bagaimana lagi. Mau tidak mau kami harus terima dan mudah-mudahan bisa membalikkan keadaan di pertandingan lanjutan nanti,” harapnya.
Sedangkan Luis Irsandi juga menyambut positif keputusan Komisi Disiplin PSSI itu. Pemain belakang PS Bintang Jaya itu, mengharapkan peristiwa yang dialaminya tidak terjadi dikemudian hari didunia persepakbolaan di Indonesia. ''Berarti PSSI tegas menyikapi kasus pertandingan ini. Mudah-mudahan jadi pelajaran untuk ke depannya buat tim sepak bola di Indonesia,''pungkasnya.
(aww)