PSAP Mangsa Empuk PSMS
A
A
A
MEDAN - Ambisi bertahan di kompetisi Divisi Utama menjadi harapan PSMS Medan. Demi memenuhi ambisi itu, PSMS harus menguras tenaga untuk menambah pundi poin di dua laga sisa.
Ujian pertama, PSMS akan melakoni pertandingan dengan PSAP Sigli di Stadion Teladan, Medan, Rabu (20/8) hari ini. Keberuntungan tampaknya berada di pihak tuan rumah. Krisis finansial yang dihadapi PSAP membuat tim tersebut terpuruk di dasar klasemen.
PSAP kini menduduki peringkat 8 dasar klasemen dengan koleksi 12 poin. Sedangkan PSMS bercokol peringkat ketujuh dengan 13 poin. Setelah menghadapi PSMS, tim bermarkas di Sigli itu bersua Pro Duta FC di Stadion Teladan, Medan, 23 Agustus mendatang.
Ini pula yang menjadi faktor tim berjuluk Laskar Anuek Nangrore itu tak mampu menunjukkan jati diri mereka. Krisis yang dialami PSAP ini sudah dimulai sejak kompetisi Divisi Utama bergulir. Para pemain, pelatih dan ofisial tim, belum pernah menikmati gaji. Melakoni pertandingan dengan PSMS ini, anak asuh M Khaidir hanya bermodalkan tanggung jawab saja.
''Beginilah nasib kami, sejak kompetisi belum pernah gajian. Latihan pun tidak pernah full pemain sejak putaran kedua. Sisa pertandingan, ini kami lakukan sebagai kewajiban kami sebagai pemain dan pelatih, meski hak-hak kami belum dapatkan,” ungkap M Khaidir.
Kondisi semakin diperparah dengan keputusan Komisi Displin PSSI yang menghukum delapan pemain. Kiper PSAP Agus Rohman dilarang tampil kompetisi resmi PSSI selama satu tahun. Hukuman itu didapatnya setelah melakukan kesalahan dalam mengantisipasi bola dan melakukan tendangan brutal terhadap pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, di Stadion H Dimurthala, 10 Mei lalu.
Sedangkan tujuh pemain lainnya, Reza Fandi, M Ali, Wahyu Daud, Suheri M Daud, Zulfikar, Indra Gunawan dan Ramadan, sanksi larangan tampil dua kali dan denda masing-masing Rp25 juta. Sanksi itu didapat ketujuh pemain saat PSAP berhadapan dengan PSBL Langsa. ''Sanksi terhadap tujuh pemain kami itu tanpa sidang dan pemberitahuan atau konfirmasi kepada kami,” jelas pria asal Medan itu.
Ujian pertama, PSMS akan melakoni pertandingan dengan PSAP Sigli di Stadion Teladan, Medan, Rabu (20/8) hari ini. Keberuntungan tampaknya berada di pihak tuan rumah. Krisis finansial yang dihadapi PSAP membuat tim tersebut terpuruk di dasar klasemen.
PSAP kini menduduki peringkat 8 dasar klasemen dengan koleksi 12 poin. Sedangkan PSMS bercokol peringkat ketujuh dengan 13 poin. Setelah menghadapi PSMS, tim bermarkas di Sigli itu bersua Pro Duta FC di Stadion Teladan, Medan, 23 Agustus mendatang.
Ini pula yang menjadi faktor tim berjuluk Laskar Anuek Nangrore itu tak mampu menunjukkan jati diri mereka. Krisis yang dialami PSAP ini sudah dimulai sejak kompetisi Divisi Utama bergulir. Para pemain, pelatih dan ofisial tim, belum pernah menikmati gaji. Melakoni pertandingan dengan PSMS ini, anak asuh M Khaidir hanya bermodalkan tanggung jawab saja.
''Beginilah nasib kami, sejak kompetisi belum pernah gajian. Latihan pun tidak pernah full pemain sejak putaran kedua. Sisa pertandingan, ini kami lakukan sebagai kewajiban kami sebagai pemain dan pelatih, meski hak-hak kami belum dapatkan,” ungkap M Khaidir.
Kondisi semakin diperparah dengan keputusan Komisi Displin PSSI yang menghukum delapan pemain. Kiper PSAP Agus Rohman dilarang tampil kompetisi resmi PSSI selama satu tahun. Hukuman itu didapatnya setelah melakukan kesalahan dalam mengantisipasi bola dan melakukan tendangan brutal terhadap pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, di Stadion H Dimurthala, 10 Mei lalu.
Sedangkan tujuh pemain lainnya, Reza Fandi, M Ali, Wahyu Daud, Suheri M Daud, Zulfikar, Indra Gunawan dan Ramadan, sanksi larangan tampil dua kali dan denda masing-masing Rp25 juta. Sanksi itu didapat ketujuh pemain saat PSAP berhadapan dengan PSBL Langsa. ''Sanksi terhadap tujuh pemain kami itu tanpa sidang dan pemberitahuan atau konfirmasi kepada kami,” jelas pria asal Medan itu.
(aww)