Jangan Anggap Enteng Pelatih Lokal
A
A
A
MAKASSAR - Skuad Juku Eja PSM, sudah dipastikan lolos dari jurang degradasi dikompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini. Semua itu, tidak lepas dari kinerja pelatih lokal Makassar Assegaf Razak.
Assegaf menjadi pelatih ketiga PSM dimusim ini, setelah sebelumnya gonta ganti arsitek, karena tim tertua di Indonesia tersebut, terus terpuruk disejak awal musim. Bahkan, Pasukan Ramang pernah menginjak dasar klasemen sementara ISL wilayah timur, hingga manajemen langsung bereaksi.
Awal kompetisi tahun ini, manajemen PT Pagolona Sulawesi Mandiri yang menaungi PSM, mengontrak pelatih asal Jerman Jorg Peter Steinebrunner, namun kinerjanya pada tiga pertandingan awal tidak mampu menhgangkat prestasi PSM, setelah menelan dua kekalahan dan sekali imbang. Manajemen langsung mendepak mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut.
Setelah itu, pelatih asal Surabaya yakni Rudy William Keljes dipercayakan mengganti Jorg, namun prestasi Pasukan Ramang belum maksimal, hanya mengalami pasang surut, dan berkutat diklasemen bawa kompetisi tertinggi di Indonesia ini. Bahkan, persoalan internal tim membuat pelatih ini sulit berkreasi, dan akhirnya meninggalkan PSM dan membela tim nasional Indonesia U-21, dan digantikan Assegaf.
Ditangan Assegaf, Pasukan Ramang baru menunjukkan kemajuan yang baik, setelah diberi target untuk bisa membawa PSM lolos degradasi. Dengan tangan dinginnya, mantan pemain Makassar Utama ini mampu membawa skuad Juku Eja bersaing dipapan atas klasemen, setelah mampu meraih Quatrick diempat pertandingan sejak kompetisi kembali bergulir.
Pasukan Ramang berhasil menduduki posisi empat klasemen sementara, dengan mengoleksi 25 poin dari 18 pertandingan yang dilaluinya. Empat pertandingan terakhir bisa dimaksimalkan, yakni saat tur ke Jawa Tengan PSM mengalahkan Persiba Bantul 3-1 dan Persiram Raja Ampat 2-1. Setelah itu, menjamu dua tim asal Jawa Timur PSM kembali menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu tim terbaik di Indonesia dengan menekuk Persepam Madura skor 1-0 dan Persela Lamongan 3-1.
Hasil ini membuat tim berjuluk Ayam jantan dari Timur menaikkan targetnya, bukan lagi lolos degradasi, namun berpeluang untuk mengamankan satu tiket untuk lolos ke babak perempat final dikompetisi musim ini, jika mampu memaksimalkan dua laga tersisa yakni tur ke Kalimantan melawan Putra Samarinda dan Mitra Kukar.
Kordinator Laskar Ayam Jantan (LAJ) salah satu kelompok suporter PSM Uky Nugraha mengatakan, memang pelatih yang ada saat ini berhasil mengembalikan karakter asli permainan PSM. "Yang paling nyata pelatih berhasil mengembalikan ciri khas permainan PSM, yakni keras tapi tidak kasar," kata saat dikonfirmasi.
Dirinya mengatakan, saat ini para pemain bermain seperti anak Makassar, yang tidak mau kalah dari lawan yang ada. Terbukti empat laga terakhir, semuanya bisa dilalui dengan baik. "Permainannya juga cukup bagus. Banyak perkembangan," jelasnya.
Sementara itu, Sekertaris Red Gank Sadakati Sukma mengatakan PSM memang memerlukan sosok pelatih yang sangat paham dengan karakter dan psikologis pemain-pemain lokal. "Semua itu berada di tangan pelatih lokal yang tahu bagaimana karakter PSM sesungguhnya," kata dia.
Bahkan pria yang akrab disapa Sadat ini mengaku, hal ini sudah dia katakan sebelum kompetisi dimulai, jika Pasukan Ramang lebih bagus jika ditangani oleh pelatih lokal. "Dari dulu saya katakan berdayakan pelatih lokal kita karena mereka lebih berani dan lebih menegerti karakter permainan dan ciri khas PSM," ujarnya.
Assegaf menjadi pelatih ketiga PSM dimusim ini, setelah sebelumnya gonta ganti arsitek, karena tim tertua di Indonesia tersebut, terus terpuruk disejak awal musim. Bahkan, Pasukan Ramang pernah menginjak dasar klasemen sementara ISL wilayah timur, hingga manajemen langsung bereaksi.
Awal kompetisi tahun ini, manajemen PT Pagolona Sulawesi Mandiri yang menaungi PSM, mengontrak pelatih asal Jerman Jorg Peter Steinebrunner, namun kinerjanya pada tiga pertandingan awal tidak mampu menhgangkat prestasi PSM, setelah menelan dua kekalahan dan sekali imbang. Manajemen langsung mendepak mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut.
Setelah itu, pelatih asal Surabaya yakni Rudy William Keljes dipercayakan mengganti Jorg, namun prestasi Pasukan Ramang belum maksimal, hanya mengalami pasang surut, dan berkutat diklasemen bawa kompetisi tertinggi di Indonesia ini. Bahkan, persoalan internal tim membuat pelatih ini sulit berkreasi, dan akhirnya meninggalkan PSM dan membela tim nasional Indonesia U-21, dan digantikan Assegaf.
Ditangan Assegaf, Pasukan Ramang baru menunjukkan kemajuan yang baik, setelah diberi target untuk bisa membawa PSM lolos degradasi. Dengan tangan dinginnya, mantan pemain Makassar Utama ini mampu membawa skuad Juku Eja bersaing dipapan atas klasemen, setelah mampu meraih Quatrick diempat pertandingan sejak kompetisi kembali bergulir.
Pasukan Ramang berhasil menduduki posisi empat klasemen sementara, dengan mengoleksi 25 poin dari 18 pertandingan yang dilaluinya. Empat pertandingan terakhir bisa dimaksimalkan, yakni saat tur ke Jawa Tengan PSM mengalahkan Persiba Bantul 3-1 dan Persiram Raja Ampat 2-1. Setelah itu, menjamu dua tim asal Jawa Timur PSM kembali menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu tim terbaik di Indonesia dengan menekuk Persepam Madura skor 1-0 dan Persela Lamongan 3-1.
Hasil ini membuat tim berjuluk Ayam jantan dari Timur menaikkan targetnya, bukan lagi lolos degradasi, namun berpeluang untuk mengamankan satu tiket untuk lolos ke babak perempat final dikompetisi musim ini, jika mampu memaksimalkan dua laga tersisa yakni tur ke Kalimantan melawan Putra Samarinda dan Mitra Kukar.
Kordinator Laskar Ayam Jantan (LAJ) salah satu kelompok suporter PSM Uky Nugraha mengatakan, memang pelatih yang ada saat ini berhasil mengembalikan karakter asli permainan PSM. "Yang paling nyata pelatih berhasil mengembalikan ciri khas permainan PSM, yakni keras tapi tidak kasar," kata saat dikonfirmasi.
Dirinya mengatakan, saat ini para pemain bermain seperti anak Makassar, yang tidak mau kalah dari lawan yang ada. Terbukti empat laga terakhir, semuanya bisa dilalui dengan baik. "Permainannya juga cukup bagus. Banyak perkembangan," jelasnya.
Sementara itu, Sekertaris Red Gank Sadakati Sukma mengatakan PSM memang memerlukan sosok pelatih yang sangat paham dengan karakter dan psikologis pemain-pemain lokal. "Semua itu berada di tangan pelatih lokal yang tahu bagaimana karakter PSM sesungguhnya," kata dia.
Bahkan pria yang akrab disapa Sadat ini mengaku, hal ini sudah dia katakan sebelum kompetisi dimulai, jika Pasukan Ramang lebih bagus jika ditangani oleh pelatih lokal. "Dari dulu saya katakan berdayakan pelatih lokal kita karena mereka lebih berani dan lebih menegerti karakter permainan dan ciri khas PSM," ujarnya.
(wbs)