Shelly Sterling Curhat Soal Penjualan Clippers
A
A
A
LOS ANGELES - Tidak begitu banyak orang tahu siapa Shelly Sterling sebenarnya. Tapi ketika istri, Donald Sterling membuat kejutan dengan menjual Los Angeles Clippers kepada mantan CEO Microsoft Steve Ballmer, semua orang mulai ramai membicarakannya.
Setiap pebisnis pastinya memiliki koneksi yang kuat, begitu pula yang ditunjukkan Shelly. Sebelum perayaan ulang tahunnya ke-80, pengusaha real estate itu membuktikan kepada dunia bahwa dia bisa keluar dari bayang-bayang suami dengan mendapatkan pembeli Clippers. Dia awalnya tidak tahu siapa Ballmer sebenarnya, ketika pria tersebut menunjukkan ketertarikkannya untuk membeli tim basket (Clippers).
Namun setelah melihat, wanita berambut pirang ini mulai merasakan chemistry dan dia tahu bahwa pelanggannya itu memiliki semangat serta tujuan yang luar biasa untuk mendapatkan tim ini. Kesan pertama itulah yang diceritakan Shelly saat bertemu dengan Ballmer. Dan, ini merupakan sepenggal cerita saat diwawancarai oleh Associated Press.
"Ballmer seperti anak kecil, karena dia begitu bersemangat dan sangat senang. Dia bilang 'saya ingin membicarakan hal ini dan berbicara dengan Anda'. Kami seakan pernah bertemu dengan dia sebelumnya, sebab kami memiliki chemistry dan saya merasa yakin bahwa ia akan menjadi pemilik yang baik buat Clippers," kenang Shelly dikutip ESPN, Sabtu (30/8).
Tak lama berselang, lanjut Shelly, dia pun akhirnya bertemu dengan Ballmer. Dalam pertemuan itu dia bertanya berapa penawaran yang sudah masuk kepada Anda, Shelly menjawab USD1,9 miliar. Tanpa ada penawaran, dia langsung mengajukan harga sebesar USD2 miliar atau sekira Rp23 triliun. Dan berjanji, tidak akan memindahkan tim ini ke Seattle, kota kelahirannya.
Setelah mendengar tawaran tersebut, Shelly berkata dalam hati bahwa Ballmer benar-benar menginginkan Clippers. "Saya mengatakan kepadanya: "Anda (Ballmer) tidak perlu membangun sebuah arena atau lapangan latihan. Sehingga tidak ada tawar-menawar dalam negosiasi ini. Saya pun mengatakan kepadanya lagi bahwa kami memiliki pemain serta pelatih yang hebat dan Anda tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk membeli sebuah tim di Los Angeles."
Setiap pebisnis pastinya memiliki koneksi yang kuat, begitu pula yang ditunjukkan Shelly. Sebelum perayaan ulang tahunnya ke-80, pengusaha real estate itu membuktikan kepada dunia bahwa dia bisa keluar dari bayang-bayang suami dengan mendapatkan pembeli Clippers. Dia awalnya tidak tahu siapa Ballmer sebenarnya, ketika pria tersebut menunjukkan ketertarikkannya untuk membeli tim basket (Clippers).
Namun setelah melihat, wanita berambut pirang ini mulai merasakan chemistry dan dia tahu bahwa pelanggannya itu memiliki semangat serta tujuan yang luar biasa untuk mendapatkan tim ini. Kesan pertama itulah yang diceritakan Shelly saat bertemu dengan Ballmer. Dan, ini merupakan sepenggal cerita saat diwawancarai oleh Associated Press.
"Ballmer seperti anak kecil, karena dia begitu bersemangat dan sangat senang. Dia bilang 'saya ingin membicarakan hal ini dan berbicara dengan Anda'. Kami seakan pernah bertemu dengan dia sebelumnya, sebab kami memiliki chemistry dan saya merasa yakin bahwa ia akan menjadi pemilik yang baik buat Clippers," kenang Shelly dikutip ESPN, Sabtu (30/8).
Tak lama berselang, lanjut Shelly, dia pun akhirnya bertemu dengan Ballmer. Dalam pertemuan itu dia bertanya berapa penawaran yang sudah masuk kepada Anda, Shelly menjawab USD1,9 miliar. Tanpa ada penawaran, dia langsung mengajukan harga sebesar USD2 miliar atau sekira Rp23 triliun. Dan berjanji, tidak akan memindahkan tim ini ke Seattle, kota kelahirannya.
Setelah mendengar tawaran tersebut, Shelly berkata dalam hati bahwa Ballmer benar-benar menginginkan Clippers. "Saya mengatakan kepadanya: "Anda (Ballmer) tidak perlu membangun sebuah arena atau lapangan latihan. Sehingga tidak ada tawar-menawar dalam negosiasi ini. Saya pun mengatakan kepadanya lagi bahwa kami memiliki pemain serta pelatih yang hebat dan Anda tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk membeli sebuah tim di Los Angeles."
(nug)