Mati-matian Biar Selamat, PR Lebih Berat
A
A
A
KEDIRI - Lolos dari jerat degradasi menjadi prestasi tersendiri bagi Persik Kediri musim ini. Setelah upaya mati-matian mencari selamat berhasil diakhiri dengan sukses, pekerjaan rumah (PR) lebih berat kini sudah menunggu tim ungu.
Musim baru masih menjadi pertanyaan besar bagi supporter Persikmania. Mereka masih belum memiliki keyakinan apakah tim kesayangannya bakal lebih kompetitif dibanding musim ini yang selama semusim berpredikat tim papan bawah.
Kegelisahan publik bola Kediri bermuara pada pemenuhan kebutuhan finansial. Tentu tidak bisa berharap prestasi lebih mentereng musim depan jika Persik kembali gagal mendatangkan dana signifikan sebagai modal belanja.
Tugas mencari sumber dana bahkan akan lebih berat dibanding perjuangan lolos degradasi. Ini sudah menjadi perhatian staf pelatih dan memperingatkan bahwa aspek finansial akan sangat menentukan untuk musim depan.
"Persik sekarang boleh bergembira karena tak terdegradasi. Tapi setelah ini ada pekerjaan yang sangat berat, yakni memenuhi kebutuhan finansial secara layak. Tanpa modal finansial memadai, Persik tak akan kompetitif," warning Asisten Pelatih Persik Kediri Musikan.
Ucapan Musikan tak mengada-ada. Di Indonesia Super League (ISL) musim ini, Persik tidak mampu mendatangkan pemain bintang karena keterbatasan keuangan. Mayoritas pemain yang ada adalah peninggalan Divisi Utama 2013 lalu.
Saking minimnya aset di Stadion Brawijaya, tim ungu masih memakai pemain veteran macam Harianto dan Khusnul Yuli sebagai kekuatan reguler. Pemain asing yang didatangkan pun tak mahal, seperti Ngon Mamoun, Fortune Udo dan Franck Bezzi.
Perceraian Persik dengan produsen rokok Gudang Garam menjadi masalah tersendiri. Perusahaan yang bertahun-tahun mengawal finansial Persik, memutuskan tak campur tangan sehingga manajemen susah payah dan serabutan mencari sumber dana lain.
"Secara logika, tim yang prestasinya sehat tentu didukung kemampuan belanja yang kuat. Musim ini sudah menjadi bukti bahwa kekuatan apa adanya susah bersaing di ISL. Semoga ini membuat Persik semakin giat mencari modal kompetisi musim depan," urai Musikan.
Sekadar prediksi, kemungkinan besar manajemen Persik bakal kembali merayu Gudang Garam untuk menjadi sponsor utama di Stadion Brawijaya. Itu langkah paling masuk akal mengingat potensi sponsorship lainnya di Kota Kediri masih lemah.
Musim baru masih menjadi pertanyaan besar bagi supporter Persikmania. Mereka masih belum memiliki keyakinan apakah tim kesayangannya bakal lebih kompetitif dibanding musim ini yang selama semusim berpredikat tim papan bawah.
Kegelisahan publik bola Kediri bermuara pada pemenuhan kebutuhan finansial. Tentu tidak bisa berharap prestasi lebih mentereng musim depan jika Persik kembali gagal mendatangkan dana signifikan sebagai modal belanja.
Tugas mencari sumber dana bahkan akan lebih berat dibanding perjuangan lolos degradasi. Ini sudah menjadi perhatian staf pelatih dan memperingatkan bahwa aspek finansial akan sangat menentukan untuk musim depan.
"Persik sekarang boleh bergembira karena tak terdegradasi. Tapi setelah ini ada pekerjaan yang sangat berat, yakni memenuhi kebutuhan finansial secara layak. Tanpa modal finansial memadai, Persik tak akan kompetitif," warning Asisten Pelatih Persik Kediri Musikan.
Ucapan Musikan tak mengada-ada. Di Indonesia Super League (ISL) musim ini, Persik tidak mampu mendatangkan pemain bintang karena keterbatasan keuangan. Mayoritas pemain yang ada adalah peninggalan Divisi Utama 2013 lalu.
Saking minimnya aset di Stadion Brawijaya, tim ungu masih memakai pemain veteran macam Harianto dan Khusnul Yuli sebagai kekuatan reguler. Pemain asing yang didatangkan pun tak mahal, seperti Ngon Mamoun, Fortune Udo dan Franck Bezzi.
Perceraian Persik dengan produsen rokok Gudang Garam menjadi masalah tersendiri. Perusahaan yang bertahun-tahun mengawal finansial Persik, memutuskan tak campur tangan sehingga manajemen susah payah dan serabutan mencari sumber dana lain.
"Secara logika, tim yang prestasinya sehat tentu didukung kemampuan belanja yang kuat. Musim ini sudah menjadi bukti bahwa kekuatan apa adanya susah bersaing di ISL. Semoga ini membuat Persik semakin giat mencari modal kompetisi musim depan," urai Musikan.
Sekadar prediksi, kemungkinan besar manajemen Persik bakal kembali merayu Gudang Garam untuk menjadi sponsor utama di Stadion Brawijaya. Itu langkah paling masuk akal mengingat potensi sponsorship lainnya di Kota Kediri masih lemah.
(wbs)