Blatter Usulkan Rekaman TV Atasi Sengketa
A
A
A
MANCHESTER - Pesiden FIFA Sepp Blatter mengusulkan menggunakan rekaman ulang jika terjadi sengketa atau peristiwa kontroversial saat laga sedang berlangsung. Tim bisa protes soal keputusan wasit yang dianggap salah dan ditentukkan melalui bukti rekaman ulang video tersebut.
Usulan itu mencuat saat Konferensi Sepakbola yang diberi nama Soccerex di Manchester, Inggris, Blatter juga mengukuhkan akan mencalonkan kembali untuk pemilihan presiden FIFA.
Blatter ingin pelatih setidaknya mendapat satu kesempatan menantang keputusan wasit untuk setengah babak pertandingan.
"Mereka mendapat kesempatan dalam setengah babak itu, sekali atau dua kali, untuk menantang keputusan wasit namun hanya ketika pertandingan dihentikan," tutur Blatter seperti dilansir Dailymail
"Dan harus ada layar TV oleh perusahaan TV dan bukan oleh wasit yang lain. Setelah itu wasit dan pelatih akan melihatnya dan jika wasit mungkin mengubah pikirannya, misalnya, seperti dalam pertandingan tenis."
Menurut Blatter, dengan adanya monitoring lewat televisi memungkinkan wasit dapat melihat lebih jeli kejadian di lapangan, setelah mengeluarkan keputusan penting. Cara ini lumrah dilakukan di sepak bola, seperti yang sudah dilakukan di tenis.
"Wasit dan pelatih akan melihatnya. Hal ini memungkinkan wasit mengubah pikirannya, misalnya, seperti dalam pertandingan tenis,” jelas ia.
Uji coba penilaian lewat TV bisa jadi akan dimulai awal tahun depan. “Kita akan mencoba untuk kejuaraan tim usia muda, di bawah usia 20 tahun, seperti tahun depan di Selandia Baru,” jelas Blatter.
Rencana ini juga bagian dari rencana Blatter yang akan mencalonkan diri kembali menjadi Presiden FIFA pada tahun 2015. “Banyak misi saya belum selesai," ucap ia singkat.
Usulan itu mencuat saat Konferensi Sepakbola yang diberi nama Soccerex di Manchester, Inggris, Blatter juga mengukuhkan akan mencalonkan kembali untuk pemilihan presiden FIFA.
Blatter ingin pelatih setidaknya mendapat satu kesempatan menantang keputusan wasit untuk setengah babak pertandingan.
"Mereka mendapat kesempatan dalam setengah babak itu, sekali atau dua kali, untuk menantang keputusan wasit namun hanya ketika pertandingan dihentikan," tutur Blatter seperti dilansir Dailymail
"Dan harus ada layar TV oleh perusahaan TV dan bukan oleh wasit yang lain. Setelah itu wasit dan pelatih akan melihatnya dan jika wasit mungkin mengubah pikirannya, misalnya, seperti dalam pertandingan tenis."
Menurut Blatter, dengan adanya monitoring lewat televisi memungkinkan wasit dapat melihat lebih jeli kejadian di lapangan, setelah mengeluarkan keputusan penting. Cara ini lumrah dilakukan di sepak bola, seperti yang sudah dilakukan di tenis.
"Wasit dan pelatih akan melihatnya. Hal ini memungkinkan wasit mengubah pikirannya, misalnya, seperti dalam pertandingan tenis,” jelas ia.
Uji coba penilaian lewat TV bisa jadi akan dimulai awal tahun depan. “Kita akan mencoba untuk kejuaraan tim usia muda, di bawah usia 20 tahun, seperti tahun depan di Selandia Baru,” jelas Blatter.
Rencana ini juga bagian dari rencana Blatter yang akan mencalonkan diri kembali menjadi Presiden FIFA pada tahun 2015. “Banyak misi saya belum selesai," ucap ia singkat.
(wbs)