Stramaccioni Respek Kekuatan Si Nyonya Tua
A
A
A
TURIN - Pelatih Udinese Andrea Stramaccioni mengatakan kemenangannya di Turin saat menjadi bos Inter Milan, tak berarti apa-apa saat timnya dijamu Juventus di Juventus Stadium pada giornata kedua Seri A, Sabtu (13/9).
Stramaccioni diingat sebagai pelatih yang menghentikan rekor tak terkalahkan Juventus di angka 49 pada Seri A musim 2012/2013, 4 November 2012 silam.
Tampil penuh percaya diri di Juventus Stadium, Stramaccioni menerapkan pola 3-4-1-2 untuk meredam pola 3-5-2 Antonio Conte. Efeknya, Inter menang 3-1. Gol Arturo Vidal dibalas striker Inter asal Argentina Diego Milito dengan dua gol plus Rodrigo Palacio.
"Itu pertandingan besar dan unik," kata Stramaccioni yang menggantikan Francesco Guidolin di pada musim panas lalu. "Laga itu mempertemukan peringkat 1 dan 2, saya ingat benar. Tapi itu masa lalu, dan laga Juventus kontra Udinese tentu tidak akan dipengaruhi memori itu."
Pelatih berusia 38 tahun itu paham Juventus saat ini berbeda. Di tangan Massimiliano Allegri, Juventus tetap berbahaya. Di laga pertama Milan memetik kemenangan di kandang Chievo 1-0. Sementara Udinese menang 2-0 atas Empoli.
"Juventus masih solid. Tentu pertandingan besok sangat berbeda. Kami respek terhadap mereka, tapi tetap ingin membuat mereka menghadapi masalah. Kami datang ke sana untuk bertahan, tapi mentalitas kami akan mencoba untuk membuat mereka merana setiap kali melakukan kesalahan," tambahnya.
Musim lalu, Juventus memenangkan semua pertandingan Seri A di kandang. Stramaccioni paham situasi itu. Apalagi La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) kerap mencetak gol di setiap pertandingan.
"Juventus bermain dengan ritme yang baik. Mereka bermain dengan intensitas yang kuat meskipun ada pemain cedera. itu seperti Juventus lama, dengan sistem yang sama yang memungkinkan pemain siap memetik kemenangan," pungkasnya.
Stramaccioni diingat sebagai pelatih yang menghentikan rekor tak terkalahkan Juventus di angka 49 pada Seri A musim 2012/2013, 4 November 2012 silam.
Tampil penuh percaya diri di Juventus Stadium, Stramaccioni menerapkan pola 3-4-1-2 untuk meredam pola 3-5-2 Antonio Conte. Efeknya, Inter menang 3-1. Gol Arturo Vidal dibalas striker Inter asal Argentina Diego Milito dengan dua gol plus Rodrigo Palacio.
"Itu pertandingan besar dan unik," kata Stramaccioni yang menggantikan Francesco Guidolin di pada musim panas lalu. "Laga itu mempertemukan peringkat 1 dan 2, saya ingat benar. Tapi itu masa lalu, dan laga Juventus kontra Udinese tentu tidak akan dipengaruhi memori itu."
Pelatih berusia 38 tahun itu paham Juventus saat ini berbeda. Di tangan Massimiliano Allegri, Juventus tetap berbahaya. Di laga pertama Milan memetik kemenangan di kandang Chievo 1-0. Sementara Udinese menang 2-0 atas Empoli.
"Juventus masih solid. Tentu pertandingan besok sangat berbeda. Kami respek terhadap mereka, tapi tetap ingin membuat mereka menghadapi masalah. Kami datang ke sana untuk bertahan, tapi mentalitas kami akan mencoba untuk membuat mereka merana setiap kali melakukan kesalahan," tambahnya.
Musim lalu, Juventus memenangkan semua pertandingan Seri A di kandang. Stramaccioni paham situasi itu. Apalagi La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) kerap mencetak gol di setiap pertandingan.
"Juventus bermain dengan ritme yang baik. Mereka bermain dengan intensitas yang kuat meskipun ada pemain cedera. itu seperti Juventus lama, dengan sistem yang sama yang memungkinkan pemain siap memetik kemenangan," pungkasnya.
(sha)