Dua Opsi Sape Kerap
A
A
A
MADURA - Realita harus turun kasta ke Divisi Utama kini membuat Persepam Madura United dihadapkan pada dua opsi. Opsi pertama dan sudah dijalankan Persepam adalah berupaya mencari selamat dengan 'menembak' Perseru Serui.
Persepam tengah melayangkan protes ke PT Liga Indonesia atas dugaan pemakaian pemain secara ilegal. Berkas protes sudah diterima PT Liga dan Sape Kerap masih menunggu investigasi lebih lanjut. Bagaimana jika opsi tersebut gagal?
Persepam harus mulai berpikir realistis jika memang harus bermain di Divisi Utama musim depan. Manajemen minimal mempertahankan mayoritas skuad musim ini agar bisa kembali ke level tertinggi musim berikutnya.
Manajemen harus bisa meyakinkan para pemain bahwa target mereka kembali ke ISL, agar tidak terjadi eksodus pemain musim ini. Jika sebagian besar pemain sampai meninggalkan Madura, maka jelas misi Persepam akan lebih berat.
"Sementara ini kami menunggu proses investigasi PT Liga Indonesia," ucap Manajer Persepam Achsanul Qosasi, "Saya berharap Persepam tidak terdegradasi musim ini. Tapi kalau memang langkah ini tak berhasil, Persepam harus bisa secepatnya kembali ke ISL."
Achsanul hingga kini sangat yakin Persepam bisa urung degradasi menyusul protes yang dilakukan ke PT Liga Indonesia. "Tentunya PT Liga juga ingin menjaga kredibilitas ISL dan beritikad positif menegakkan regulasi," tambahnya.
Karena proses mencari selamat ini masih berjalan, Persepam belum memikirkan bagaimana skenario tim musim depan. Yang pasti, masih menurut Achsanul, manajemen berniat mempertahankan mayoritas pemain yang ada sekarang. Terlepas di mana Persepam bakal berkompetisi.
Setelah mengakhiri musim di peringkat 10 wilayah timur atau zona degradasi, kekhawatiran supporter Persepam adalah eksodus pemain. Itu bisa dimaklumi karena jarang pemain yang berkelas ISL mau berlaga di level Divisi Utama, kecuali memiliki ikatan kuat dengan klub.
Rumor yang berkembang, baru dua pemain yang siap bertahan di Persepam walau musim depan bermain di Divisi Utama, yakni bek Fachrudin Wahyudi dan gelandang Busari. Namun keduanya siap bertahan dengan syarat manajer tim tetap Achsanul Qosasi.
Persepam tengah melayangkan protes ke PT Liga Indonesia atas dugaan pemakaian pemain secara ilegal. Berkas protes sudah diterima PT Liga dan Sape Kerap masih menunggu investigasi lebih lanjut. Bagaimana jika opsi tersebut gagal?
Persepam harus mulai berpikir realistis jika memang harus bermain di Divisi Utama musim depan. Manajemen minimal mempertahankan mayoritas skuad musim ini agar bisa kembali ke level tertinggi musim berikutnya.
Manajemen harus bisa meyakinkan para pemain bahwa target mereka kembali ke ISL, agar tidak terjadi eksodus pemain musim ini. Jika sebagian besar pemain sampai meninggalkan Madura, maka jelas misi Persepam akan lebih berat.
"Sementara ini kami menunggu proses investigasi PT Liga Indonesia," ucap Manajer Persepam Achsanul Qosasi, "Saya berharap Persepam tidak terdegradasi musim ini. Tapi kalau memang langkah ini tak berhasil, Persepam harus bisa secepatnya kembali ke ISL."
Achsanul hingga kini sangat yakin Persepam bisa urung degradasi menyusul protes yang dilakukan ke PT Liga Indonesia. "Tentunya PT Liga juga ingin menjaga kredibilitas ISL dan beritikad positif menegakkan regulasi," tambahnya.
Karena proses mencari selamat ini masih berjalan, Persepam belum memikirkan bagaimana skenario tim musim depan. Yang pasti, masih menurut Achsanul, manajemen berniat mempertahankan mayoritas pemain yang ada sekarang. Terlepas di mana Persepam bakal berkompetisi.
Setelah mengakhiri musim di peringkat 10 wilayah timur atau zona degradasi, kekhawatiran supporter Persepam adalah eksodus pemain. Itu bisa dimaklumi karena jarang pemain yang berkelas ISL mau berlaga di level Divisi Utama, kecuali memiliki ikatan kuat dengan klub.
Rumor yang berkembang, baru dua pemain yang siap bertahan di Persepam walau musim depan bermain di Divisi Utama, yakni bek Fachrudin Wahyudi dan gelandang Busari. Namun keduanya siap bertahan dengan syarat manajer tim tetap Achsanul Qosasi.
(wbs)