Rossi Sering Curhat Sama Papa
A
A
A
MISANO - Tidak begitu banyak orang yang mengenali sosok Graziano Belgleitet. Namun, namanya akan populer di telinga pecinta balap MotoGP, setelah Valentino Rossi sukses mengamankan podium pertamanya di Grand Prix San Marino, akhir pekan kemarin.
Keberhasilan Rossi menaklukan Sirkuit Misano tidak terlepas dari pesan yang selalu didengarnya dari sang papa. Pasalnya, setiap kali Belgleitet menyaksikan anaknya tampil, ia selalu mengacungkan jempol. Meskipun pembalap yang dikenal dengan julukan The Doctor ini gagal berdiri di podium.
"Dia (ayahnya) datang tahun ini di beberapa balapan. Ayah saya selalu menyempatkan diri datang setiap kali dia bisa. Setiap kali kami bertemu, kami selalu berbicara tentang masalah teknis. Terkadang dia menitipkan saya pesan bagaimana mengendarai motor dengan baik atau menyalip pembalap di depannya," tutur Rossi dalam wawancara khususnya dengan Speedweek, Senin (15/9).
"Momen itu selalu menarik buat saya, terlebih ketika saya mengatakan kepadanya apa yang saya lakukan dengan motor ini. Kemudian dia (ayah) memberitahu saya tentang pendapatnya. Hal yang sama juga sering kali dilakukan ibuku, meski dia tidak begitu paham tentang motor. Namun, ibuku selalu memberikan pandangannya."
Menengok hasil balapan di Misano, pemilik nomor 46 itu mengaku sangat terbebani. Sebab, juara dunia tujuh kali ini dipaksa untuk tampil kompetitif di depan pendukungnya.
"Mungkin balapan seri ke-13 musim ini sangat spesial buat saya, karena saya bisa pulang ke kampung halaman di Tavullia, untuk sekedar makan seusai menjalani sesi latihan bebas. Itu adalah sesuatu yang normal. Tapi di sisi lain, saya merasa begitu terbebani ketika teman dan keluarga saya menyaksikan balapan. Itulah situasi yang saya hadapi," tutup Rossi.
Keberhasilan Rossi menaklukan Sirkuit Misano tidak terlepas dari pesan yang selalu didengarnya dari sang papa. Pasalnya, setiap kali Belgleitet menyaksikan anaknya tampil, ia selalu mengacungkan jempol. Meskipun pembalap yang dikenal dengan julukan The Doctor ini gagal berdiri di podium.
"Dia (ayahnya) datang tahun ini di beberapa balapan. Ayah saya selalu menyempatkan diri datang setiap kali dia bisa. Setiap kali kami bertemu, kami selalu berbicara tentang masalah teknis. Terkadang dia menitipkan saya pesan bagaimana mengendarai motor dengan baik atau menyalip pembalap di depannya," tutur Rossi dalam wawancara khususnya dengan Speedweek, Senin (15/9).
"Momen itu selalu menarik buat saya, terlebih ketika saya mengatakan kepadanya apa yang saya lakukan dengan motor ini. Kemudian dia (ayah) memberitahu saya tentang pendapatnya. Hal yang sama juga sering kali dilakukan ibuku, meski dia tidak begitu paham tentang motor. Namun, ibuku selalu memberikan pandangannya."
Menengok hasil balapan di Misano, pemilik nomor 46 itu mengaku sangat terbebani. Sebab, juara dunia tujuh kali ini dipaksa untuk tampil kompetitif di depan pendukungnya.
"Mungkin balapan seri ke-13 musim ini sangat spesial buat saya, karena saya bisa pulang ke kampung halaman di Tavullia, untuk sekedar makan seusai menjalani sesi latihan bebas. Itu adalah sesuatu yang normal. Tapi di sisi lain, saya merasa begitu terbebani ketika teman dan keluarga saya menyaksikan balapan. Itulah situasi yang saya hadapi," tutup Rossi.
(bbk)