Ini Plus Minus Tim Delapan Besar Grup B
A
A
A
SURABAYA - Setelah mengulas plus-minus kontestan delapan besar Grup A, kini beralih ke Grup B. Sama seperti Grup A, komposisi di grup ini juga berisi tiga tim berpengalaman dengan materi pemain mengilap dan satu tim berstatus underdog.
Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Mitra Kukar diprediksi bakal berebut dua tiket ke semifinal. Sedangkan Pelita Bandung Raya (PBR) menjadi peserta yang levelnya paling bawah, baik dari peringkat di klasemen maupun komposisi tim.
Uniknya, grup ini dihuni dua tim yang masih belia di kasta teratas yakni Persebaya Surabaya dan PBR. Khusus Persebaya, walau berstatus pendatang karena baru promosi, nyatanya menjadi raksasa anyar di ISL karena kekuatan belanja yang luar biasa musim ini.
Persib dan Mitra Kukar juga layak masuk hitungan karena membuktikan diri serius membangun tim di tiap musimnya. Bagaimana kelebihan dan kekurangan mereka jelang delapan besar? Di bawah ini ulasan singkatnya.
Persebaya Surabaya (posisi di klasemen: 1)
Plus: Amunisi sangat lengkap, perpaduan pemain senior dan pemain muda sangat kompetitif. Duet striker Pacho Kenmogne dan Greg Nwokolo menjadi duet terbrutal dengan koleksi total 36 gol. Persebaya mengalami grafik sangat positif, agak limbung di awal musim kemudian sangat stabil di pertengahan hingga akhir. Memiliki pelatih bermental juara, Rahmad Darmawan, yang pernah meraih trofi bersama Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC.
Minus: Dukungan supporter kurang solid, karena tak semua Bonek sepakat mendukung tim Persebaya yang sering diplesetkan menjadi 'Persikubar Surabaya'. Produktivitas sangar tergantung pada striker, yakni Kenmogne dan Nwokolo. Belum memiliki tradisi bagus di ISL.
Persib Bandung (posisi di klasemen: 2)
Plus: Salah satu tim ISL yang sangat konsisten dengan dukungan materi pemain kelas satu. Memiliki domain supporter yang demikian besar dan militansi yang tak diragukan. Mental sebagai tim papan atas mungkin akan sangat membantu di babak delapan besar, walau secara performa musim ini belum masuk kategori istimewa. Ferdinand Sinaga, Djibril Coulibaly dan Makan Konate menjadi 'segitiga emas' dan menjadi kunci daya serang Persib musim ini.
Minus: Belum memiliki mental juara, sekadar menjadi tim papan atas dan pengancam kemapanan tim besar lainnya. Sering teledor saat berada dalam tekanan besar.
Mitra Kukar (posisi di klasemen: 3)
Plus: Memiliki kekuatan yang cukup efektif dan terbukti tetap menjadi salah satu kekuatan dominan di ISL. Pelatih Stefan Hansson memiliki kemampuan mengolah strategi dengan sangat baik, walau sempat kehilangan beberapa sumber daya terbaik musim lalu, misalnya Ahmad Bustomi. Agresivitas Naga Mekes relatif imbang jika dibandingkan dengan tim kuat semacam Persebaya atau Persib.
Minus: Hampir sama dengan Persib, Mitra sejauh ini hanya menjadi tim papan atas tanpa memiliki tradisi juara. Mudah panik mendapat tekanan, terutama ketika menghadapi tim selevel atau yang lebih kuat.
Pelita Bandung Raya (posisi di klasemen: 4)
Plus: Didampingi pelatih Dejan Antonic yang memiliki kemampuan strategi dan memotivasi tim dengan sangat bagus. Semangat tim PBR meluap-luap, apalagi ketika bertemu dengan tim besar yang kelihatannya tak mungkin dimenangkan. Materi pemain muda dengan minim bintang, membuat kekuatan tim PBR lebih menonjol dibanding kualitas individu. Bertekad memberikan kejutan-kejutan lagi dan membuat tim sangat termotivasi di babak delapan besar.
Minus: Kurang didukung pengalaman di fase penentuan bisa menjadi masalah terbesar bagi PBR. Materi pemain terbatas dan tidak istimewa
Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Mitra Kukar diprediksi bakal berebut dua tiket ke semifinal. Sedangkan Pelita Bandung Raya (PBR) menjadi peserta yang levelnya paling bawah, baik dari peringkat di klasemen maupun komposisi tim.
Uniknya, grup ini dihuni dua tim yang masih belia di kasta teratas yakni Persebaya Surabaya dan PBR. Khusus Persebaya, walau berstatus pendatang karena baru promosi, nyatanya menjadi raksasa anyar di ISL karena kekuatan belanja yang luar biasa musim ini.
Persib dan Mitra Kukar juga layak masuk hitungan karena membuktikan diri serius membangun tim di tiap musimnya. Bagaimana kelebihan dan kekurangan mereka jelang delapan besar? Di bawah ini ulasan singkatnya.
Persebaya Surabaya (posisi di klasemen: 1)
Plus: Amunisi sangat lengkap, perpaduan pemain senior dan pemain muda sangat kompetitif. Duet striker Pacho Kenmogne dan Greg Nwokolo menjadi duet terbrutal dengan koleksi total 36 gol. Persebaya mengalami grafik sangat positif, agak limbung di awal musim kemudian sangat stabil di pertengahan hingga akhir. Memiliki pelatih bermental juara, Rahmad Darmawan, yang pernah meraih trofi bersama Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC.
Minus: Dukungan supporter kurang solid, karena tak semua Bonek sepakat mendukung tim Persebaya yang sering diplesetkan menjadi 'Persikubar Surabaya'. Produktivitas sangar tergantung pada striker, yakni Kenmogne dan Nwokolo. Belum memiliki tradisi bagus di ISL.
Persib Bandung (posisi di klasemen: 2)
Plus: Salah satu tim ISL yang sangat konsisten dengan dukungan materi pemain kelas satu. Memiliki domain supporter yang demikian besar dan militansi yang tak diragukan. Mental sebagai tim papan atas mungkin akan sangat membantu di babak delapan besar, walau secara performa musim ini belum masuk kategori istimewa. Ferdinand Sinaga, Djibril Coulibaly dan Makan Konate menjadi 'segitiga emas' dan menjadi kunci daya serang Persib musim ini.
Minus: Belum memiliki mental juara, sekadar menjadi tim papan atas dan pengancam kemapanan tim besar lainnya. Sering teledor saat berada dalam tekanan besar.
Mitra Kukar (posisi di klasemen: 3)
Plus: Memiliki kekuatan yang cukup efektif dan terbukti tetap menjadi salah satu kekuatan dominan di ISL. Pelatih Stefan Hansson memiliki kemampuan mengolah strategi dengan sangat baik, walau sempat kehilangan beberapa sumber daya terbaik musim lalu, misalnya Ahmad Bustomi. Agresivitas Naga Mekes relatif imbang jika dibandingkan dengan tim kuat semacam Persebaya atau Persib.
Minus: Hampir sama dengan Persib, Mitra sejauh ini hanya menjadi tim papan atas tanpa memiliki tradisi juara. Mudah panik mendapat tekanan, terutama ketika menghadapi tim selevel atau yang lebih kuat.
Pelita Bandung Raya (posisi di klasemen: 4)
Plus: Didampingi pelatih Dejan Antonic yang memiliki kemampuan strategi dan memotivasi tim dengan sangat bagus. Semangat tim PBR meluap-luap, apalagi ketika bertemu dengan tim besar yang kelihatannya tak mungkin dimenangkan. Materi pemain muda dengan minim bintang, membuat kekuatan tim PBR lebih menonjol dibanding kualitas individu. Bertekad memberikan kejutan-kejutan lagi dan membuat tim sangat termotivasi di babak delapan besar.
Minus: Kurang didukung pengalaman di fase penentuan bisa menjadi masalah terbesar bagi PBR. Materi pemain terbatas dan tidak istimewa
(aww)