Laskar Sultan Agung Pede Hadapi Divisi Utama
A
A
A
BANTUL - Persiba Bantul benar-benar pede alias percaya diri menghadapi Divisi Utama musim 2015. Setelah terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL) musim ini, manajemen Laskar Sultan Agung berjanji tampil lebih baik saat mengarungi Divisi Utama musim 2015.
"Musim depan Insya Allah bakal lebih siap. Persiapan akan kita lakukan jauh-jauh hari, tidak seperti kemarin. Karena kita sudah tahu kalau musim yang akan kita hadapi nanti Divisi Utama,"kata Manajer Persiba Bantul Hanung Raharja, pada Rabu (17/9).
Kegagalan Laskar Sultan Agung di ISL membuatnya sedikit kaget. Hanya menang dua kali dan tak pernah beranjak dari peringkat akhir klasemen wilayah timur. Menurutnya, salah satu faktor kegagalan itu memang karena persiapan yang pendek. Saat itu tim sempat berpikir dua kali apakah akan ikut atau tidak di kasta tertinggi Liga Indonesia tersebut. "Kita kemarin sempat mau ikut atau tidak,"ujarnya.
Kemudian akhirnya, Laskar Sultan Agung yang sebelumnya berkompetisi di Indonesia Premiere League (IPL) di bawah Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat dualisme, diputuskan ikut. Namun, ada sedikit rasa keterpaksaan."Kemarin seperti memaksakan diri,"tuturnya.
Mengenai masalah gaji pemain musim ini yang belum terbayarkan, pihaknya pun tetap mengandalkan subsidi dari PT. Liga Indonesia yang belum diterimanya. Hanya itu satu-satunya sumber dana yang menjadi andalan. "Hanya itu andalan kita. Memang sempat kita coba carikan talangan terlebih dahulu. Tapi tidak bisa langsung tiga bulan sekaligus pembayaran gaji," katanya.
Gaji pemain, pelatih, beserta ofisial Laskar Sultan Agung musim ini memang masih belum terbayarkan terhitung Mei, Juni, dan Agustus. Manajemen sempat menjanjikan itu akan dilunasi setelah tim menyelesaikan kompetisi ini. Gaji yang telat itu pun sempat menimbulkan protes dari pemain kepada pengurus. Bahkan sempat, karena hal ini beberapa pemainnya memilih mogok di akhir-akhir kompetisi.
"Musim depan Insya Allah bakal lebih siap. Persiapan akan kita lakukan jauh-jauh hari, tidak seperti kemarin. Karena kita sudah tahu kalau musim yang akan kita hadapi nanti Divisi Utama,"kata Manajer Persiba Bantul Hanung Raharja, pada Rabu (17/9).
Kegagalan Laskar Sultan Agung di ISL membuatnya sedikit kaget. Hanya menang dua kali dan tak pernah beranjak dari peringkat akhir klasemen wilayah timur. Menurutnya, salah satu faktor kegagalan itu memang karena persiapan yang pendek. Saat itu tim sempat berpikir dua kali apakah akan ikut atau tidak di kasta tertinggi Liga Indonesia tersebut. "Kita kemarin sempat mau ikut atau tidak,"ujarnya.
Kemudian akhirnya, Laskar Sultan Agung yang sebelumnya berkompetisi di Indonesia Premiere League (IPL) di bawah Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat dualisme, diputuskan ikut. Namun, ada sedikit rasa keterpaksaan."Kemarin seperti memaksakan diri,"tuturnya.
Mengenai masalah gaji pemain musim ini yang belum terbayarkan, pihaknya pun tetap mengandalkan subsidi dari PT. Liga Indonesia yang belum diterimanya. Hanya itu satu-satunya sumber dana yang menjadi andalan. "Hanya itu andalan kita. Memang sempat kita coba carikan talangan terlebih dahulu. Tapi tidak bisa langsung tiga bulan sekaligus pembayaran gaji," katanya.
Gaji pemain, pelatih, beserta ofisial Laskar Sultan Agung musim ini memang masih belum terbayarkan terhitung Mei, Juni, dan Agustus. Manajemen sempat menjanjikan itu akan dilunasi setelah tim menyelesaikan kompetisi ini. Gaji yang telat itu pun sempat menimbulkan protes dari pemain kepada pengurus. Bahkan sempat, karena hal ini beberapa pemainnya memilih mogok di akhir-akhir kompetisi.
(aww)