5 Kiper Tak Tergantikan di ISL
A
A
A
MALANG - Kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini melahirkan 5 kiper tak tergantikan di posisinya. Dari semua kontestan ISL yang berjibaku hingga babak Delapan Besar, ternyata tidak semuanya mapan terkait sosok penjaga gawang yang menjadi pilihan utama. Siapa saja 5 kiper tak tergantikan itu?
1. Kurnia Meiga (Arema Cronus)
Arema sulit hidup tanpa kiper yang satu ini. Walau usianya masih sangat muda, pengalaman dan konsistensi performanya luar biasa. Tak heran jika dia tetap menjadi pilihan tim nasional Indonesia. Musim ini Meiga sempat kesandung sanksi setelah mengacungkan jari tengah ke supporter Semen Padang. Walau menjalani skorsing dua laga, performanya tak terpengaruh dan khusus di ISL dia mencatat 11 kali clean sheet atau terbaik di antara kiper lainnya. Konsentrasi, reflek dan ketenangannya menjadi kelebihan Meiga. Arema yang hanya menelan 13 gol sejauh ini juga berkat kontribusinya.
2. Yoo Jae-Hoon (Persipura Jayapura)
Dari sedikit kiper asing di ISL, Yoo Jae-Hoon adalah yang terbaik. Selalu menjadi pilihan utama Persipura sepanjang musim, kiper asal Korea Selatan ini memiliki skill di atas rata-rata. Dia salah satu aset terbaik Persipura dengan torehan 9 kali clean sheet dan menjadi salah satu faktor timnya sulit dikalahkan musim ini. Walau secara seluruhan penampilan Persipura agak menurun di liga domestik dibanding musim lalu, peran Yoo sangat penting. Cermat dalam pengambilan keputusan, reflek bagus, serta tangguh di udara.
3. Made Wirawan (Persib Bandung)
Made boleh disebut sebagai kiper lokal terbaik di ISL. Pernah dipercaya di tim nasional serta pengalaman yang sangat memadai. Tujuh kali clean sheet musim ini sudah cukup membuktikan kapasitasnya sebagai kiper kelas atas. Sayang Made Wirawan sering melakukan kesalahan sepele sehingga mengurangi pamornya. Walau begitu, Persib dipastikan tak akan mengganti atau merotasi kiper utamanya ini di babak delapan besar nanti.
4. Deniss Romanovs (Pelita Bandung Raya)
Perbedaan gol yang dicatat Pelita Bandung Raya (PBR) musim ini tidaklah fenomenal. Tapi lolos ke delapan besar ISL adalah kejutan besar. Salah satu faktor yang turut berperan besar adalah kiper asal Latvia Deniss Romanovs. Eks kiper Persema Malang ini memiliki segudang pengalaman dan tampil relatif konsisten jika melihat komposisi timnya yang tak terlalu mentereng. Tak satu pun laga PBR yang dilewatkan kiper ini. Pelatih Dejan Antonic percaya sepenuhnya pada Romanovs dan tentunya itu berlaku hingga akhir perjalanan ISL musim ini.
5. Khoirul Huda (Persela Lamongan)
Angka kemasukan Persela Lamongan musim ini jelas membuat pening Khoirul Huda. Pemain paling loyal di Persela ini kecolongan 33 gol sepanjang putaran pertama dan kedua lalu. Tapi di balik itu, dia masih bisa mencatat enam clean sheet dalam 20 laga musim ini. Senioritas dan pengalaman membuat Persela tak memiliki pilihan lain kecuali selalu menurunkannya di setiap laga, termasuk di babak delapan besar nanti. Posisi kuat Huda di tim utama pun seakan-akan Persela tak punya kiper lain
1. Kurnia Meiga (Arema Cronus)
Arema sulit hidup tanpa kiper yang satu ini. Walau usianya masih sangat muda, pengalaman dan konsistensi performanya luar biasa. Tak heran jika dia tetap menjadi pilihan tim nasional Indonesia. Musim ini Meiga sempat kesandung sanksi setelah mengacungkan jari tengah ke supporter Semen Padang. Walau menjalani skorsing dua laga, performanya tak terpengaruh dan khusus di ISL dia mencatat 11 kali clean sheet atau terbaik di antara kiper lainnya. Konsentrasi, reflek dan ketenangannya menjadi kelebihan Meiga. Arema yang hanya menelan 13 gol sejauh ini juga berkat kontribusinya.
2. Yoo Jae-Hoon (Persipura Jayapura)
Dari sedikit kiper asing di ISL, Yoo Jae-Hoon adalah yang terbaik. Selalu menjadi pilihan utama Persipura sepanjang musim, kiper asal Korea Selatan ini memiliki skill di atas rata-rata. Dia salah satu aset terbaik Persipura dengan torehan 9 kali clean sheet dan menjadi salah satu faktor timnya sulit dikalahkan musim ini. Walau secara seluruhan penampilan Persipura agak menurun di liga domestik dibanding musim lalu, peran Yoo sangat penting. Cermat dalam pengambilan keputusan, reflek bagus, serta tangguh di udara.
3. Made Wirawan (Persib Bandung)
Made boleh disebut sebagai kiper lokal terbaik di ISL. Pernah dipercaya di tim nasional serta pengalaman yang sangat memadai. Tujuh kali clean sheet musim ini sudah cukup membuktikan kapasitasnya sebagai kiper kelas atas. Sayang Made Wirawan sering melakukan kesalahan sepele sehingga mengurangi pamornya. Walau begitu, Persib dipastikan tak akan mengganti atau merotasi kiper utamanya ini di babak delapan besar nanti.
4. Deniss Romanovs (Pelita Bandung Raya)
Perbedaan gol yang dicatat Pelita Bandung Raya (PBR) musim ini tidaklah fenomenal. Tapi lolos ke delapan besar ISL adalah kejutan besar. Salah satu faktor yang turut berperan besar adalah kiper asal Latvia Deniss Romanovs. Eks kiper Persema Malang ini memiliki segudang pengalaman dan tampil relatif konsisten jika melihat komposisi timnya yang tak terlalu mentereng. Tak satu pun laga PBR yang dilewatkan kiper ini. Pelatih Dejan Antonic percaya sepenuhnya pada Romanovs dan tentunya itu berlaku hingga akhir perjalanan ISL musim ini.
5. Khoirul Huda (Persela Lamongan)
Angka kemasukan Persela Lamongan musim ini jelas membuat pening Khoirul Huda. Pemain paling loyal di Persela ini kecolongan 33 gol sepanjang putaran pertama dan kedua lalu. Tapi di balik itu, dia masih bisa mencatat enam clean sheet dalam 20 laga musim ini. Senioritas dan pengalaman membuat Persela tak memiliki pilihan lain kecuali selalu menurunkannya di setiap laga, termasuk di babak delapan besar nanti. Posisi kuat Huda di tim utama pun seakan-akan Persela tak punya kiper lain
(aww)