Asisten Pelatih Muda Berkualitas Mumpuni

Sabtu, 27 September 2014 - 07:57 WIB
Asisten Pelatih Muda...
Asisten Pelatih Muda Berkualitas Mumpuni
A A A
SURABAYA - Klub-klub di Jawa Timur memiliki sederetan asisten pelatih muda berkualitas mumpuni. Walau baru sebatas sebagai pembantu pelatih, peran mereka cukup krusial. Bahkan beberapa di antaranya sempat dipercaya sebagai caretaker (pelatih sementara) dan menjalankan tugasnya dengan lumayan apik. Siapa saja mereka?
Joko Susilo (Arema Cronus)
Selain sangat loyal kepada klub, Joko Susilo menjadi sososk yang disukai supporter Aremania. Dia dianggap memiliki peran besar terhadap perjalanan Arema, baik sebagai pemain maupun sejak ditunjuk menjadi asisten sejak 2007. Joko banyak menimba ilmu dari pelatih sekaliber Robert Rene Albert, mendiang Miroslav Janu, Bambang Nurdiansyah, Rahmad Darmawan, hingga Suharno sekarang.

Pengalaman terbaiknya adalah membawa Arema juara Menpora Cup 2013, saat Rahmad Darmawan menangani tim nasional. Dari situ Aremania semakin yakin pria bersapa Gethuk ini bakal menjadi pelatih masa depan Arema. Dia usia 44 tahun, memang masih banyak kesempatan bagi asisten pelatih kelahiran Cepu, Jawa Tengah. Selain loyal, Joko adalah sosok yang paham benar dengan karakter Arema.

Didik Ludiyanto (Persela Lamongan)
Momen terbaik asisten pelatih Persela Lamongan ini adalah ketika menjadi pelatic caretaker meneruskan tugas Gomes de Oliviera yang diberhentikan pada musim 2012-2013. Menangani lebih dari separuh musim, pria bersapa Didik Pacul ini sukses menyelamatkan Persela dari keterpurukan dan finish di papan tengah pada akhir kompetisi. Memiliki karakter tegas dan pengelolaan tim yang cukup bagus, tampaknya karir sebagai pelatih kepala tinggal menunggu waktu saja.

Menjadi asisten pelatih sejak 2010-2011, Didik sudah banyak belajar dari Subangkit, Miroslav Janu, hingga Eduard Tjong. Bahkan dia sering menambah pengetahuan ilmu kepelatihan dari pelatih Persib Djadjang Nurdjaman. Jika lisensinya sudah memadai, Didik yang sukses ketika menangani Persela U-21 dia layak dicoba menjadi head coach.

Musikan (Persik Kediri)
Mungkin nama Musikan belum begitu terdengar sebagai asisten pelatih, hingga dia menggantikan tugas Aris Budi Sulistyo. Namun musim ini menjadi catatan tersendiri bagi dia, setelah mampu menyelamatkan Macan Putih dari ancaman degradasi. Lisensi yang belum memenuhi syarat untuk ISL, menjadikan dia tetap sebagai asisten pelatih walau lebih dominan dibanding pelatih Hartono Ruslan. Bagaimana pun Musikan telah mendapat pengalaman sekaligus ujian bagus di ISL musim ini. Musikan memiliki komunikasi yang bagus dengan elemen tim dan membuatnya disukai skuad tim ungu. Eks penyerang Persik ini layak mencari lisensi lebih tinggi untuk meningkatkan karirnya.

Khusaeri (Persegres Gresik United)
Nama Khusaeri mungkin sangat jarang terdengar sebagai asisten pelatih Persegres Gresik United. Walau jarang muncul di media, perannya sangat besar bagi Laskar Joko Samudro. Dalam dua musim, Khusaeri sempat dua kali menjadi caretaker. Seringnya Persegres memecat pelatih rupanya menjadi berkah tersendiri bagi dia.

Pada musim 2012-2013, dia menjadi caretaker setelah Persegres memecat Suharno sebelum akhirnya menunjuk Widodo C Putro. Khusaeri sempat kembali menjadi caretaker musim ini walau relatif singkat, yakni ketika Persegres mendepak Agus Yuwono atau sebelum Alfredo Vera datang ke Gresik. Hingga kini Khusaeri baru menggenggam lisensi B nasional.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6581 seconds (0.1#10.140)