Persela Bisa Mengejutkan, Asal ....
A
A
A
LAMONGAN - Persela Lamongan mendapat secuil bekal berharga menuju babak delapan besar Indonesia Super League (ISL). Kemenangan tipis 0-1 kala berujicoba dengan Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo tentu sangat positif terhadap konfidensi tim.
Pelatih Persela Eduard Tjong mengakui hasil tersebut sesuai harapannya dan berharap bisa menjadi inspirasi tim di babak delapan besar. "Kami harus mempertahankan semangat dan permainan seperti ini. Bahkan kalau bisa ditingkatkan," ujar Eduard.
Tapi terlepas dari ujicoba itu, Persela tetaplah tim terkecil dibanding tiga kontestan di grup yang sama. Arema Cronus, Persipura Jayapura dan Semen Padang memiliki materi tim dan statistik yang jauh lebih mentereng sepanjang musim ini.
Persela ibarat si kerdil yang dihimpit para raksasa. Seakan membutuhkan keajaiban untuk bisa menyingkirkan minimal dua dari tiga raksasa agar bisa melaju ke semifinal. Upaya yang membutuhkan kerja sangat keras dan keberuntungan ekstra jika melihat aspek teknis.
Laskar Joko Tingkir sempat susah payah agar bisa bertahan di posisi empat besar klasemen wilayah timur. Dari berbagai aspek, baik performa, tekad, maupun kualitas, sebenarnya Persela tak sepenuhnya lemah dan bisa menyuguhkan kejutan. Asalkan bisa memenuhi persyaratan di bawah ini.
-Fighting Spirit
Persela harus melakukan kilas balik ke putaran pertama silam. Fase itu bisa menjadi inspirasi bahwa mereka bisa sangat menakutkan bagi lawan-lawannya. Keterbatasan materi pemain bukan sebuah kendala untuk meraih tiga angka. Lima kemenangan di kandang dan satu di Balikpapan, menjadi catatan terbaik Persela hingga sempat duduk di puncak klasemen. Jika pada babak delapan besar bisa membawa semangat seperti itu, kejutan demi kejutan bukan sebuah kemustahilan. Persela memiliki pemain dengan effort maupun tekad bagus, ngotot di lapangan, serta fisik yang memadai. Itu menjadi 'ruang' yang bisa dikembangkan jika bicara fighting spirit tim.
-Pressure Management
Dibanding pesaing lain dalam satu grup, Persela mungkin menjadi tim yang tak memiliki beban terlalu besar. Bandingkan dengan Arema Cronus yang bernafsu juara, Persipura Jayapura membawa predikat juara bertahan, juga Semen Padang yang tidak ingin sekadar sampai di delapan besar. Persela juga memiliki impian lolos ke semifinal, tapi pressure tidak begitu berat. Sejauh bisa me-manage dan memanfaatkan longgarnya tekanan, tim biru langit bisa lebih rileks dan fokus. Dalam situasi ini idealnya tidak ada rasa panik dalam kondisi apa pun. Melihat aset tim secara keseluruhan, Persela memang wajar tidak dianggap sebagai unggulan, tapi kondisi itu sebenarnya menjadi keuntungan tersendiri.
-Respons Positif
Pengalaman buruk adalah pelajaran terbaik. Khoirul Huda dkk bisa menerapkan kalimat itu dan menjadi prasyarat agar bisa mengejutkan pesaingnya. Putaran kedua adalah momen di mana Persela sempat kacau dan mengalami penurunan drastis. Ini mencakup segala hal, baik catatan gol, mental, maupun grafik performa tim kandang-tandang. Padahal Persela memakai taktik dan komposisi tim yang sama dengan putaran sebelumnya. Jika mampu melunturkan semua kelemahan di putaran dua, tim kebanggaan Kota Soto akan bisa memusingkan lawan-lawannya. Respons cerdas sekaligus progres positif terhadap penurunan performa jelas menjadi syarat yang tak bisa ditawar Persela. Ini menjadi tahapan penting dan layak ditunggu bagaimana Pelatih Eduard Tjong dan timnya bangkit dan menjadi kekuatan berbeda di delapan besar.
Pelatih Persela Eduard Tjong mengakui hasil tersebut sesuai harapannya dan berharap bisa menjadi inspirasi tim di babak delapan besar. "Kami harus mempertahankan semangat dan permainan seperti ini. Bahkan kalau bisa ditingkatkan," ujar Eduard.
Tapi terlepas dari ujicoba itu, Persela tetaplah tim terkecil dibanding tiga kontestan di grup yang sama. Arema Cronus, Persipura Jayapura dan Semen Padang memiliki materi tim dan statistik yang jauh lebih mentereng sepanjang musim ini.
Persela ibarat si kerdil yang dihimpit para raksasa. Seakan membutuhkan keajaiban untuk bisa menyingkirkan minimal dua dari tiga raksasa agar bisa melaju ke semifinal. Upaya yang membutuhkan kerja sangat keras dan keberuntungan ekstra jika melihat aspek teknis.
Laskar Joko Tingkir sempat susah payah agar bisa bertahan di posisi empat besar klasemen wilayah timur. Dari berbagai aspek, baik performa, tekad, maupun kualitas, sebenarnya Persela tak sepenuhnya lemah dan bisa menyuguhkan kejutan. Asalkan bisa memenuhi persyaratan di bawah ini.
-Fighting Spirit
Persela harus melakukan kilas balik ke putaran pertama silam. Fase itu bisa menjadi inspirasi bahwa mereka bisa sangat menakutkan bagi lawan-lawannya. Keterbatasan materi pemain bukan sebuah kendala untuk meraih tiga angka. Lima kemenangan di kandang dan satu di Balikpapan, menjadi catatan terbaik Persela hingga sempat duduk di puncak klasemen. Jika pada babak delapan besar bisa membawa semangat seperti itu, kejutan demi kejutan bukan sebuah kemustahilan. Persela memiliki pemain dengan effort maupun tekad bagus, ngotot di lapangan, serta fisik yang memadai. Itu menjadi 'ruang' yang bisa dikembangkan jika bicara fighting spirit tim.
-Pressure Management
Dibanding pesaing lain dalam satu grup, Persela mungkin menjadi tim yang tak memiliki beban terlalu besar. Bandingkan dengan Arema Cronus yang bernafsu juara, Persipura Jayapura membawa predikat juara bertahan, juga Semen Padang yang tidak ingin sekadar sampai di delapan besar. Persela juga memiliki impian lolos ke semifinal, tapi pressure tidak begitu berat. Sejauh bisa me-manage dan memanfaatkan longgarnya tekanan, tim biru langit bisa lebih rileks dan fokus. Dalam situasi ini idealnya tidak ada rasa panik dalam kondisi apa pun. Melihat aset tim secara keseluruhan, Persela memang wajar tidak dianggap sebagai unggulan, tapi kondisi itu sebenarnya menjadi keuntungan tersendiri.
-Respons Positif
Pengalaman buruk adalah pelajaran terbaik. Khoirul Huda dkk bisa menerapkan kalimat itu dan menjadi prasyarat agar bisa mengejutkan pesaingnya. Putaran kedua adalah momen di mana Persela sempat kacau dan mengalami penurunan drastis. Ini mencakup segala hal, baik catatan gol, mental, maupun grafik performa tim kandang-tandang. Padahal Persela memakai taktik dan komposisi tim yang sama dengan putaran sebelumnya. Jika mampu melunturkan semua kelemahan di putaran dua, tim kebanggaan Kota Soto akan bisa memusingkan lawan-lawannya. Respons cerdas sekaligus progres positif terhadap penurunan performa jelas menjadi syarat yang tak bisa ditawar Persela. Ini menjadi tahapan penting dan layak ditunggu bagaimana Pelatih Eduard Tjong dan timnya bangkit dan menjadi kekuatan berbeda di delapan besar.
(wbs)