Transisi Mengkhawatirkan Sape Kerap
A
A
A
MADURA - Persepam Madura United tidak hanya cemas menunggu hasil protes mereka ke Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait pemain ilegal Perseru Serui. Tim loreng juga dikhawatirkan oleh masa transisi yang kemungkinan terjadi musim ini.
Niat mundurnya Manajer Persepam Achsanul Qosasi dan rencana pengembalian pengelolaan klub pada Pemerintah Kabupaten Pamekasan, membuat situasi Persepam 'dalam bahaya'. Rencana tersebut membawa beberapa konsekuensi serius bagi Sape Kerap.
Konsekuensi pertama adalah sosok yang meneruskan tugas Achsanul Qosasi di Persepam. Harus diakui pria yang baru saja terpilih sebagai anggota Badan Pemerika Keuangan (BPK) RI ini merupakan sosok paling berpengalaman mengawal tim tim kompetis tertinggi.
Persepam harus mencari pengganti figur sekaliber Achsanul seandainya Persepam diputuskan bertahan di ISL. Konsekuensi kedua adalah masa depan tim jika PT Pojur Madura United menyerahkan pengelolaan kepada pemerintah setempat atau PSSI Pamekasan.
Tim yang finish berada di peringkat 10 wilayah timur ini bisa jadi malah menjelma menjadi tim lain. Sebab banyak aspek di Persepam secara hukum menjadi hak PT Pojur Madura United, mulai kostum, logo tim, julukan, bahkan hingga nama Madura United.
Achsanul Qosasi tak menampik bahwa perubahan besar bisa terjadi di Persepam musim depan. "Ini bisa menjadi era perubahan bagi Persepam. Siapa pun yang nanti mengelola, harus tetap berkomitmen memajukan sepak bola Madura," sebut Achsanul Qosasi.
Soal figur penerus dirinya, eks anggota DPR RI ini optimistis bakal ada sosok yang mumpuni membangun sepak bola Pulau Garam. Achsanul juga mengingatkan bahwa masa transisi tidak akan berjalan mudah dan perlu perjuangan lebih keras lagi.
"Mungkin situasinya akan lebih mudah kalau Persepam diputuskan tetap di ISL, karena tinggal meneruskan tugas musim sebelumnya. Efek terberat justru kalau Persepam tetap degradasi, karena jelas akan ada perubahan besar," terang Achsanul.
Tapi dia menyatakan bahwa perubahan sebuah tim, termasuk pengelolaan, adalah hal yang lumrah walau mungkin terlalu cepat bagi Persepam. Dia berharap siapa saja yang nantinya mengelola Sape Kerap, menjadikan tim lebih baik lagi di masa depan.
Hingga kini nasib Persepam masih menggantung alias belum berpikir bakal berkompetisi di level mana. Tim ISL pertama asal Madura ini beranggapan masib ada peluang selamat dari degradasi walau belum ada keputusan apa pun dari PSSI terkait protes mereka selama ini.
Niat mundurnya Manajer Persepam Achsanul Qosasi dan rencana pengembalian pengelolaan klub pada Pemerintah Kabupaten Pamekasan, membuat situasi Persepam 'dalam bahaya'. Rencana tersebut membawa beberapa konsekuensi serius bagi Sape Kerap.
Konsekuensi pertama adalah sosok yang meneruskan tugas Achsanul Qosasi di Persepam. Harus diakui pria yang baru saja terpilih sebagai anggota Badan Pemerika Keuangan (BPK) RI ini merupakan sosok paling berpengalaman mengawal tim tim kompetis tertinggi.
Persepam harus mencari pengganti figur sekaliber Achsanul seandainya Persepam diputuskan bertahan di ISL. Konsekuensi kedua adalah masa depan tim jika PT Pojur Madura United menyerahkan pengelolaan kepada pemerintah setempat atau PSSI Pamekasan.
Tim yang finish berada di peringkat 10 wilayah timur ini bisa jadi malah menjelma menjadi tim lain. Sebab banyak aspek di Persepam secara hukum menjadi hak PT Pojur Madura United, mulai kostum, logo tim, julukan, bahkan hingga nama Madura United.
Achsanul Qosasi tak menampik bahwa perubahan besar bisa terjadi di Persepam musim depan. "Ini bisa menjadi era perubahan bagi Persepam. Siapa pun yang nanti mengelola, harus tetap berkomitmen memajukan sepak bola Madura," sebut Achsanul Qosasi.
Soal figur penerus dirinya, eks anggota DPR RI ini optimistis bakal ada sosok yang mumpuni membangun sepak bola Pulau Garam. Achsanul juga mengingatkan bahwa masa transisi tidak akan berjalan mudah dan perlu perjuangan lebih keras lagi.
"Mungkin situasinya akan lebih mudah kalau Persepam diputuskan tetap di ISL, karena tinggal meneruskan tugas musim sebelumnya. Efek terberat justru kalau Persepam tetap degradasi, karena jelas akan ada perubahan besar," terang Achsanul.
Tapi dia menyatakan bahwa perubahan sebuah tim, termasuk pengelolaan, adalah hal yang lumrah walau mungkin terlalu cepat bagi Persepam. Dia berharap siapa saja yang nantinya mengelola Sape Kerap, menjadikan tim lebih baik lagi di masa depan.
Hingga kini nasib Persepam masih menggantung alias belum berpikir bakal berkompetisi di level mana. Tim ISL pertama asal Madura ini beranggapan masib ada peluang selamat dari degradasi walau belum ada keputusan apa pun dari PSSI terkait protes mereka selama ini.
(wbs)