Para Pembeda Laga
A
A
A
LAMONGAN - Laga antara Persela Lamongan kontra Arema Cronus bisa dikata sebagai duel beda kualitas. Persela memiliki kekuatan yang nilainya di bawah Arema. Tapi itu jelas bukan jaminan tim tamu bakal mudah merenggut poin absolut di Stadion Surajaya, Lamongan.
Dilihat dadi pertarungana antar lini, ada beberapa pemain penting yang bisa mengubah situasi di Surajaya. Persela yang kemampuan timnya dipandang sebelah mata, memiliki pemain dengan skill individu memadai. Walau pun semua akan ditentukan kinerja tim secara kolektif.
Di bawah ini adalah analisa duel lini per lini, yakni pemain yang sangat berpengaruh di posisinya masing-masing. Mereka bisa menjadi kekuatan penting dan menentukan hasil pertandingan, baik sebagai tim maupun unit tunggal.
Khoirul Huda vs Kurnia Meiga
Dua kiper lokal terbaik di Indonesia Super League (ISL) yang berbeda usia. Bicara statistik, Kurnia Meiga sebagai generasi muda lebih baik dibanding Khoirul Huda. Meiga total kemasukan 14 gol di ISL musim ini, jauh lebih irit dibanding Khoirul Huda yang sudah menelan 35 gol. Tapi itu bukan statistik mutlak karena kinerja kiper juga dipengaruhi kualitas pertahanan. Paling tidak kemampuan individu keduanya bisa menjadi gambaran bahwa di bawah mistar ada dua kiper dengan kualitas mumpuni.
Roman Golian vs Victor Igbonefo
Sebagai komandan di lini belakang, Victor dan Roman memiliki peran yang sama. Mereka bertugas sebagai palang pintu terakhir dalam mengamankan gawang di belakangnya. Sayang Roman Golian tidak didukung elemen yang mentereng di sekitarnya. Sulit bagi pemain Slovakia itu untuk menunjukkan kualitasnya jika sektor lainnya tak berjalan maksimal. Sebaliknya, Victor yang menjadi sosok tak tergantikan, lebih nyaman karena kualitas bek Arema cukup baik. Secara umum kualitas keduanya tak jauh beda dan memiliki kemampuan sebagai centre back sangat bagus.
Serdjan Lopicic vs Gustavo Lopez
Lapangan tengah bakal krusial di Surajaya nanti. Serdjan Lopicic bakal beradu kemampuan secara langsung dengan Gustavo Lopez. Lopicic sejauh ini cukup lumayan menggantikan peran Gustavo di lapangan tengah Persela. Sekilas Gustavo terlihat lebih mapan dalam skill maupun pengalaman, namun tidak bijak jika mengenyampingkan kontribusi Lopicic untuk Laskar Joko Tingkir. Bisa dikata dua kubu punya pemain berkelas di lini tengah. Walau Gustavo diprediksi bakal lebih unggul, tapi Lopicic nyatanya sering menjadi solusi bagi Persela.
Addison Alves vs Samsul Arif
Arema punya banyak striker, tapi Samsul Arif layak disebut di sini. Bukan hanya karena dia eks pemain Persela, tapi statusnya sekarang adalah top scorer untuk Arema Cronus dengan 12 gol. Produktivitas itu menang telak dibanding Addison Alves yang baru mengoleksi 5 gol musim ini. Mengingat Addison adalah striker utama Persela, maka angka itu masih sangat rendah dan ini bisa menjadi titik lemah paling serius bagi tuan rumah. Secara umum, di lini depan Arema lebih memiliki banyak pilihan untuk mencetak gol dibanding Persela. Bukan tidak mungkin Samsul bakal menebar bencana di Stadion Surajaya.
Dilihat dadi pertarungana antar lini, ada beberapa pemain penting yang bisa mengubah situasi di Surajaya. Persela yang kemampuan timnya dipandang sebelah mata, memiliki pemain dengan skill individu memadai. Walau pun semua akan ditentukan kinerja tim secara kolektif.
Di bawah ini adalah analisa duel lini per lini, yakni pemain yang sangat berpengaruh di posisinya masing-masing. Mereka bisa menjadi kekuatan penting dan menentukan hasil pertandingan, baik sebagai tim maupun unit tunggal.
Khoirul Huda vs Kurnia Meiga
Dua kiper lokal terbaik di Indonesia Super League (ISL) yang berbeda usia. Bicara statistik, Kurnia Meiga sebagai generasi muda lebih baik dibanding Khoirul Huda. Meiga total kemasukan 14 gol di ISL musim ini, jauh lebih irit dibanding Khoirul Huda yang sudah menelan 35 gol. Tapi itu bukan statistik mutlak karena kinerja kiper juga dipengaruhi kualitas pertahanan. Paling tidak kemampuan individu keduanya bisa menjadi gambaran bahwa di bawah mistar ada dua kiper dengan kualitas mumpuni.
Roman Golian vs Victor Igbonefo
Sebagai komandan di lini belakang, Victor dan Roman memiliki peran yang sama. Mereka bertugas sebagai palang pintu terakhir dalam mengamankan gawang di belakangnya. Sayang Roman Golian tidak didukung elemen yang mentereng di sekitarnya. Sulit bagi pemain Slovakia itu untuk menunjukkan kualitasnya jika sektor lainnya tak berjalan maksimal. Sebaliknya, Victor yang menjadi sosok tak tergantikan, lebih nyaman karena kualitas bek Arema cukup baik. Secara umum kualitas keduanya tak jauh beda dan memiliki kemampuan sebagai centre back sangat bagus.
Serdjan Lopicic vs Gustavo Lopez
Lapangan tengah bakal krusial di Surajaya nanti. Serdjan Lopicic bakal beradu kemampuan secara langsung dengan Gustavo Lopez. Lopicic sejauh ini cukup lumayan menggantikan peran Gustavo di lapangan tengah Persela. Sekilas Gustavo terlihat lebih mapan dalam skill maupun pengalaman, namun tidak bijak jika mengenyampingkan kontribusi Lopicic untuk Laskar Joko Tingkir. Bisa dikata dua kubu punya pemain berkelas di lini tengah. Walau Gustavo diprediksi bakal lebih unggul, tapi Lopicic nyatanya sering menjadi solusi bagi Persela.
Addison Alves vs Samsul Arif
Arema punya banyak striker, tapi Samsul Arif layak disebut di sini. Bukan hanya karena dia eks pemain Persela, tapi statusnya sekarang adalah top scorer untuk Arema Cronus dengan 12 gol. Produktivitas itu menang telak dibanding Addison Alves yang baru mengoleksi 5 gol musim ini. Mengingat Addison adalah striker utama Persela, maka angka itu masih sangat rendah dan ini bisa menjadi titik lemah paling serius bagi tuan rumah. Secara umum, di lini depan Arema lebih memiliki banyak pilihan untuk mencetak gol dibanding Persela. Bukan tidak mungkin Samsul bakal menebar bencana di Stadion Surajaya.
(wbs)