Persepam Sulit ke ISL jika Terdegradasi
A
A
A
MADURA - Manajemen Persepam Madura United terancam terjebak dan sulit kembali ke Indonesia Super League (ISL) musim depan. Warning itu harus dicamkan manajemen Sape Kerap jika terdegradasi ke Divisi Utama. Pengalaman di Jawa Timur menunjukkan, tim yang merasakan degradasi bakal terjebak dan sulit kembali ke kasta tertinggi tanpa upaya istimewa.
Dalam satu dekade terakhir, beberapa tim terbukti oleng setelah terperosok di kasta kedua, catat saja Deltras Sidoarjo, Persik Kediri, serta Persekabpas Pasuruan. Persibo Bojonegoro dan Persema Malang menjadi pengecualian karena mereka tamat oleh sanksi PSSI.
Hanya Arema Malang yang sukses kembali ke level tertinggi hanya semusim setelah terperosok ke kasta di bawahnya pada 2003. Namun saat itu kondisi Arema sangat istimewa karena sanggup membangun tim terbaik di bawah pengelolaan PT. Bentoel Prima, walau bermain di Divisi I.
Tim lain tak demikian. Persik harus menunggu hingga tiga musim untuk kembali ke Indonesia Super League (ISL), Deltras juga naik-turun dan kini kembali berada di Divisi Utama. Persekabpas Pasuruan malah lebih parah, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Fenomena tersebut bisa menjadi perenungan bagi Persepam jika benar nantinya terdegradasi ke Divisi Utama. "Saya belum berpikir negatif bahwa tim ini bakal terdegradasi. Tapi memang harus ada kerja sangat keras jika itu tidak bisa dihindari,"ujar Manajer Persepam Achsanul Qosasi.
"Tim harus memiliki visi tajam dalam mengelola tim," lanjut manajer yang bakal meletakkan jabatannya ini, "siapa saja yang mengendalikan tim, misi utamanya adalah mengembalikan Persepam ke posisi terbaik secepat mungkin. Itu hukumnya wajib jika masih ingin Persepam jadi tim profesional."
Namun Achsanul menyadari dirinya tidak bisa ikut campur dalam pengelolaan Persepam ke depan. Status sebagai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) membuat dia tidak bisa ikut berkecimpung di Persepam lebih lama lagi. Saat meletakkan jabatan sebagai manajer, dia bakal lepas sepenuhnya dari Persepam.
"Saya hanya bisa berpesan, tantangan pengelolaan tim sepakbola saat ini sangat berat. Butuh militansi dan komitmen besar dari berbagai pihak di Madura. Semuanya turut berperan terhadap nasib Persepam berikutnya," urai CEO PT Pojur Madura United ini.
Persepam masih juga belum mendapatkan kabar soal protes mereka ke Komisi Disiplin PSSI terkait dugaan pemakaian pemain ilegal oleh Perseru Serui. Achsanul sendiri bakal resmi mundur dari Persepam setelah ada keputusan resmi dari PSS
Dalam satu dekade terakhir, beberapa tim terbukti oleng setelah terperosok di kasta kedua, catat saja Deltras Sidoarjo, Persik Kediri, serta Persekabpas Pasuruan. Persibo Bojonegoro dan Persema Malang menjadi pengecualian karena mereka tamat oleh sanksi PSSI.
Hanya Arema Malang yang sukses kembali ke level tertinggi hanya semusim setelah terperosok ke kasta di bawahnya pada 2003. Namun saat itu kondisi Arema sangat istimewa karena sanggup membangun tim terbaik di bawah pengelolaan PT. Bentoel Prima, walau bermain di Divisi I.
Tim lain tak demikian. Persik harus menunggu hingga tiga musim untuk kembali ke Indonesia Super League (ISL), Deltras juga naik-turun dan kini kembali berada di Divisi Utama. Persekabpas Pasuruan malah lebih parah, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Fenomena tersebut bisa menjadi perenungan bagi Persepam jika benar nantinya terdegradasi ke Divisi Utama. "Saya belum berpikir negatif bahwa tim ini bakal terdegradasi. Tapi memang harus ada kerja sangat keras jika itu tidak bisa dihindari,"ujar Manajer Persepam Achsanul Qosasi.
"Tim harus memiliki visi tajam dalam mengelola tim," lanjut manajer yang bakal meletakkan jabatannya ini, "siapa saja yang mengendalikan tim, misi utamanya adalah mengembalikan Persepam ke posisi terbaik secepat mungkin. Itu hukumnya wajib jika masih ingin Persepam jadi tim profesional."
Namun Achsanul menyadari dirinya tidak bisa ikut campur dalam pengelolaan Persepam ke depan. Status sebagai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) membuat dia tidak bisa ikut berkecimpung di Persepam lebih lama lagi. Saat meletakkan jabatan sebagai manajer, dia bakal lepas sepenuhnya dari Persepam.
"Saya hanya bisa berpesan, tantangan pengelolaan tim sepakbola saat ini sangat berat. Butuh militansi dan komitmen besar dari berbagai pihak di Madura. Semuanya turut berperan terhadap nasib Persepam berikutnya," urai CEO PT Pojur Madura United ini.
Persepam masih juga belum mendapatkan kabar soal protes mereka ke Komisi Disiplin PSSI terkait dugaan pemakaian pemain ilegal oleh Perseru Serui. Achsanul sendiri bakal resmi mundur dari Persepam setelah ada keputusan resmi dari PSS
(aww)