Kesempurnaan Singo Edan

Minggu, 12 Oktober 2014 - 22:37 WIB
Kesempurnaan Singo Edan
Kesempurnaan Singo Edan
A A A
MALANG - Striker Samsul Arif kembali menjadi bintang kemenangan timnya di babak delapan besar Indonesia Super League (ISL). Dua golnya ke gawang Persipura Jayapura memenangkan Arema Cronus dalam duel ketat dan keras di Stadion Kanjuruhan, Minggu (12/10).

Arema menang telak 3-0 lewat gol Samsul menit 16' dan 60', serta satu gol di penghujung laga oleh Cristian Gonzales. Persipura bahkan harus bermain dengan 10 pemain pada menit 72' setelah Gerald Pangkali diusir wasit Dody Setya Purnama karena tackling mengerikan kepada Juan Revi.

Arema boleh dibilang tampil sempurna. Bermain cepat dan menyerang, banyak peluang diperoleh dan tiga di antaranya berbuah gol. Lini pertahanan nyaris tak melakukan kesalahan hingga Boaz Solossa dkk tidak mampu menemukan jala Kurnia Meiga.

Permainan disiplin tersebut terbayar dengan clean sheet pertama di babak delapan besar, yang gagal dilakukan saat lawan Semen Padang dan Persela Lamongan. Samsul Arif layak menjadi penampil terbaik karena tak henti meneror pertahanan Mutiara Hitam.

Tambahan dua gol membuat Samsul total sudah mencetak 5 gol pada babak delapan besar atau 15 gol sepanjang musim. Gol itu adalah jumlah terbesar yang dikoleksi dia dalam satu musim kompetisi sepanjang karirnya.

Tidak hanya gol, pemain Bojonegoro ini juga memiliki empat peluang yang digagalkan Yoo Jae Hoon. Sayang Samsul harus ditarik keluar menit 63' karena tak mampu melanjutkan pertandingan setelah berbenturan dengan pemain belakang Persipura.

Aspek yang membuat dia menjadi pemain paling berbahaya adalah kecepatan sprint serta penempatan posisi yang sangat baik. Pemain lain yang bermain inpresif adalah gelandang bertahan Juan Revi. Duel fisik selalu dilakoninya sehingga menjadi penyaring utama serangan Persipura.

Sedangkan Persipura, tampaknya masih menyimpan kelemahan besar di pertahanan. Selain Bio Pauline yang handsball yang berbuah gol pinalti Samsul, kegagalan melakukan transisi dari menyerang ke bertahan membawa konsekuensi gol kedua dan ketiga Arema.

Ketika dalam situasi tertinggal, Persipura memang bisa memberikan tekanan. Namun saat sebagian besar pemain naik menyerang, pada saat yang sama ada lubang besar di pertahanan. Ini nyaris sama dengan proses kekalahan mereka dari Semen Padang.

Pelatih Arema Cronus Suharno bahkan tak menyangka timnya bisa menang dengan tiga bola tanpa balas. Wajar karena Arema dalam dua musim terakhir selalu kalah di Kanjuruhan. Dia mengatakan kunci sukses timnya adalah bermain disiplin sepanjang pertandingan.

"Kami tak boleh melakukan kesalahan sedikit pun saat menghadapi tim seperti Persipura. Dan itu dilakukan dengan sangat baik sepanjang pertandingan. Permainan seperti inilah yang kami butuhkan di babak delapan besar. Disiplin dan tetap tenang menghadapi tekanan lawan," cetus Suharno.

Soal keputusan wasit memberikan pinalti untuk Arema dan kartu merah kepada Gerald Pangkali, Suharno menyatakan itu sudah sewajarnya. "Pinalti sangat jelas berawal dari handsball. Sedangkan tackling Gerald Pangkali memang terlihat sangat membahayakan," sebut dia.

Sementara Pelatih Persipura Jayapura Jacksen Tiago lebih mencermati sisi pertahanan yang kurang tenang dalam mengantisipasi tekanan tuan rumah. Selain itu sulitnya memanfaatkan peluang serta kurang fitnya beberapa pemain juga dinilai menjadi penyebab timnya tidak maksimal.

"Seharusnya kami bisa menyamakan skor di babak pertama. Ada beberapa kesempatan tapi tidak bisa menjadi gol. Secara umum kami punya kelemahan di pertahanan dan menjadi pekerjaan penting di pertandingan selanjutnya," ujar Jacksen yang enggan mengomentari keputusan sang pengadil.

Dengan hasil ini, Arema berhasil mengamankan posisi puncak klasemen Grup A dengan 7 poin. Sedangkan Persipura berada di peringkat tiga dengan 3 angka. Jacksen Tiago mengamini bahwa timnya harus melahap tiga laga sisa jika ingin lolos ke semifinal.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6417 seconds (0.1#10.140)