Pasoepati Desak Usut Korban Tewas Laga Persis
A
A
A
SOLO - Suporter setia Persis Solo atau yang dikenal dengan sebutan Pasoepati meminta pihak kepolisian terbuka dalam mengusut kasus kerusuhan hingga berujung tewasnya satu orang suporter pada laga Persis Solo melawan Martapura FC beberapa waktu lalu. Pasoepati merasa ada kejanggalan terkait meninggalnya suporter tersebut.
Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan mengatakan kasus tewasnya salah seorang supporter itu dinilai sangat janggal. Menurutnya dari keterangan yang didapatkan dari pihak kepolisian, salah seorang anggota Pasoepati bernama Joko Riyanto tewas karena tertusuk akibat dikeroyok oleh suporter yang lain saat kerusuhan berlangsung.
Padahal menurutnya dalam kericuhan itu tidak ada kejadian pengeroyokan hingga menyebabkan tewasnya seorang supporter. Bahkan menurutnya dari keterangan yang dikumpulkan dari anggota Pasoepati, korban Joko Riyanto itu diangkat oleh anggota lain dan kemudian dimasukkan ke mobil polisi untuk dibawa ke Rumah Sakit.
“Korba justru yang mengangkat adalah teman-teman sesama Pasoepati, makanya kami bingung apabila katanya meninggal karena dikeroyok suporter lain,” ucap Ginda, Selasa (28/10) siang.
Ginda menambahkan kejanggalan lain juga terjadi ketika jenazah korban bakal diotopsi di rumah sakit. Menurutnya sejumlah rumah sakit di Kota Solo enggan melakukan otopsi kepada korban dengan alasan yang tidak jelas. Kemudian korban justru diotopsi di Semarang, sebelum akhirnya dikembalikan ke keluarganya di Simo Boyolali.
Selain itu menurutnya beberapa menit setelah korban meninggal dunia, beredar foto-foto melalui dunia maya. Dalam foto korban terlihat mengalami luka tembak di bagian dada di sebelah kanan. Akan tetapi kata Ginda belum ada klarifikasi dari pihak kepolisian akan kebenaran foto tersebut. "Dalam waktu dekat bakal menanyakan itu semua kepada pihak Kepolisian, dan sudah berkoordnasi dengan seluruh anggota untuk hal ini,” tegas Ginda.
Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan mengatakan kasus tewasnya salah seorang supporter itu dinilai sangat janggal. Menurutnya dari keterangan yang didapatkan dari pihak kepolisian, salah seorang anggota Pasoepati bernama Joko Riyanto tewas karena tertusuk akibat dikeroyok oleh suporter yang lain saat kerusuhan berlangsung.
Padahal menurutnya dalam kericuhan itu tidak ada kejadian pengeroyokan hingga menyebabkan tewasnya seorang supporter. Bahkan menurutnya dari keterangan yang dikumpulkan dari anggota Pasoepati, korban Joko Riyanto itu diangkat oleh anggota lain dan kemudian dimasukkan ke mobil polisi untuk dibawa ke Rumah Sakit.
“Korba justru yang mengangkat adalah teman-teman sesama Pasoepati, makanya kami bingung apabila katanya meninggal karena dikeroyok suporter lain,” ucap Ginda, Selasa (28/10) siang.
Ginda menambahkan kejanggalan lain juga terjadi ketika jenazah korban bakal diotopsi di rumah sakit. Menurutnya sejumlah rumah sakit di Kota Solo enggan melakukan otopsi kepada korban dengan alasan yang tidak jelas. Kemudian korban justru diotopsi di Semarang, sebelum akhirnya dikembalikan ke keluarganya di Simo Boyolali.
Selain itu menurutnya beberapa menit setelah korban meninggal dunia, beredar foto-foto melalui dunia maya. Dalam foto korban terlihat mengalami luka tembak di bagian dada di sebelah kanan. Akan tetapi kata Ginda belum ada klarifikasi dari pihak kepolisian akan kebenaran foto tersebut. "Dalam waktu dekat bakal menanyakan itu semua kepada pihak Kepolisian, dan sudah berkoordnasi dengan seluruh anggota untuk hal ini,” tegas Ginda.
(akr)