Persik Kalkulasi Kebutuhan

Rabu, 29 Oktober 2014 - 20:04 WIB
Persik Kalkulasi Kebutuhan
Persik Kalkulasi Kebutuhan
A A A
KEDIRI - Kembali berlaga di Indonesia Super League (ISL) 2014 ibaratnya masa orientasi atau latihan bagi Persik Kediri. Sebab musim depan beban yang dihadapi tim berjuluk Macan Putih bakal berlipat dibanding musim ini yang dilakoni dengan susah payah.

Paling keliatan adalah rencana PT Liga Indonesia mengembalikan format satu wilayah pada 2015 nanti setelah musim ini memakai dua wilayah. Secara sederhana dan logis, format satu wilayah bakal menyedot banyak dana jika melihat jumlah pertandingan.

Musim ini dengan dua wilayah, tiap tim melakoni total 20 pertandingan. Setelah dikembalikan menjadi satu wilayah, maka jumlah pertandingan hampir dua kali lipat banyaknya. Kebutuhan dana dipastikan membengkak untuk laga away.

Sedangkan musim ini saja Macan Putih sudah terseok-seok, baik secara prestasi maupun kecukupan ekonomi. Di akhir putaran dua lalu bahkan sempat mengalami keterlambatan pembayaran gaji. Sampai saat ini belum ada formula jitu menghadapi tantangan itu.

Manajemen menanggung beban menciptakan tim yang lebih bersaing sekaligus menjaga keseimbangan neraca keuangan agar tidak oleng di pertengahan musim. Jika gagal merealisasikan keduanya, maka Persik terancam tetap menjadi tim papan bawah atau malah lebih buruk lagi.

"Manajemen masih terus mengalkulasi kebutuhan musim depan. Saya juga merasa tugas akan lebih berat jika kompetisi kembali ke format satu wilayah. Kebutuhan tim naik dua kali lipat, itu belum termasuk untuk belanja pemain," kata Sekretaris Persik Kediri Barnadi.

Persik menjadi salah satu tim ISL dari Jawa Timur yang sumber dananya belum pasti. Setelah musim ini tidak lagi bekerjasama secara resmi dengan PT Gudang Garam, penggalian dana yang dilakukan manajemen kurang optimal dan berimplikasi pada kualitas tim.

Untuk menyiasati cekaknya dana, tim yang bermarkas di Stadion Brawijaya sempat memanfaatkan sebagian besar sisa kekuatan di Divisi Utama. Langkah tersebut tak sepenuhnya berhasil karena Persik dipaksa berkutat di papan bawah sepanjang musim.

"Mencari sponsor sebanyak mungkin menjadi tugas pertama yang harus dilakukan. Semoga dengan bertahannya Persik di ISL membuat sponsor lebih tertarik bekerjasama," harapnya. Belum jelasnya anggaran musim depan juga membuat proyeksi tim musim depan masih buram.

Bahkan manajemen belum bisa memastikan siapa saja pemain yang akan dipertahanan maupun direkrut. Kalkulasi kasar, untuk menjadi tim kompetitif atau minimal papan tengah dalam format satu wilayah, dibutuhkan dana segar minimal Rp20 miliar
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)