Berharap Keringanan Hukuman
A
A
A
SEMARANG - PSSI diharapkan bijak memutuskan sanksi terhadap pemain PSIS Semarang yang mencetak gol bunuh diri, maupun yang terkait dengan insiden sepak bola gajah. Alasannya, para penggawa yang melakukan harakiri tersebut merupakan pemain muda yang masih sangat berpotensi untuk meningkatkan prestasinya.
Masa depannya masih panjang untuk berlaga di Liga Indonesia. Fadly Manan, gelandang asal Makassar itu usianya masih 23 tahun.
Adapun Khomaedi, jebolan PS Angkatan Daerat (AD) itu juga belum genap 24 tahun. Fadly Manan melakukan gol bunuh diri di menit ke89 dan Khomaedi, di perpanjangan waktu saat PSIS dijamu PSS Sleman di Stadion Akademi Angkatan Udara (AU), Berbah, Sleman. Disinyalir kedua tim tidak ingin menang untuk menghindari pertemuan dengan Pusamania Borneo FC.
“Pemain kita masih muda-muda, saya harap ada keringanan,” ungkap Manajer PSIS Wahyu Winarto.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sebelumnya menyebut pemain PSIS Fadli Manan dan Khomaedi terancam hukuman larangan bermain seumur hidup di kancah sepak bola Indonesia. Komdis masih melakukan investigasi dan menghimpun keterangan dari pemain, official, pengurus dan pelaksana pertandingan. Baik Fadli dan Khomaedi sebelumnya sudah dipanggil dalam Sidang Komdis.
Selain keduanya, turut dimintai keterangan kiper Catur Adi Nugroho dan juga Pelatih PSIS Eko Riyadi dan Manajer Wahyu Winarto. Aksi tersebut diduga tidak murni kehendak dari pemain di lapangan hijau.
“Ya (kalau diperingan) Alhamdulillah. Saya tidak bisa berandai-andai karena sampai sekarang sanksi untuk pemain belum ada, kan masih diinvestigasi selama dua minggu,” imbuh CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Yoyok Sukawi.
Bagi tim PSIS, jika kehilangan dua pemain tersebut menjadi kerugian kendati Fadly dan Khomaedi hanya menyandang status pemain pelapis.
Meski begitu, peran Khomaedi cukup vital di bek kiri untuk mengantisipasi sewaktu-waktu jika Welly Siagian dan Taufik Hidayat absen. Selama ini Mahesa Jenar memang lebih banyak mengandalkan tenaga Welly dan Taufik.
Adapun Fadly, di tim masih kalah bersaing dengan Ronald Fagundez, pemain yang sudah malang melintang di banyak klub di Indonesia.
Fadly sangat berharap tidak mendapatkan hukuman berat dari otoritas sepak bola tertinggi di Tanah Air. “Harapan saya cuma itu, tidak dihukum berat. Seperti yang sudah saya sampaikan, itu (aksi bunuh diri) spontan,” tuturnya.
Masa depannya masih panjang untuk berlaga di Liga Indonesia. Fadly Manan, gelandang asal Makassar itu usianya masih 23 tahun.
Adapun Khomaedi, jebolan PS Angkatan Daerat (AD) itu juga belum genap 24 tahun. Fadly Manan melakukan gol bunuh diri di menit ke89 dan Khomaedi, di perpanjangan waktu saat PSIS dijamu PSS Sleman di Stadion Akademi Angkatan Udara (AU), Berbah, Sleman. Disinyalir kedua tim tidak ingin menang untuk menghindari pertemuan dengan Pusamania Borneo FC.
“Pemain kita masih muda-muda, saya harap ada keringanan,” ungkap Manajer PSIS Wahyu Winarto.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sebelumnya menyebut pemain PSIS Fadli Manan dan Khomaedi terancam hukuman larangan bermain seumur hidup di kancah sepak bola Indonesia. Komdis masih melakukan investigasi dan menghimpun keterangan dari pemain, official, pengurus dan pelaksana pertandingan. Baik Fadli dan Khomaedi sebelumnya sudah dipanggil dalam Sidang Komdis.
Selain keduanya, turut dimintai keterangan kiper Catur Adi Nugroho dan juga Pelatih PSIS Eko Riyadi dan Manajer Wahyu Winarto. Aksi tersebut diduga tidak murni kehendak dari pemain di lapangan hijau.
“Ya (kalau diperingan) Alhamdulillah. Saya tidak bisa berandai-andai karena sampai sekarang sanksi untuk pemain belum ada, kan masih diinvestigasi selama dua minggu,” imbuh CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Yoyok Sukawi.
Bagi tim PSIS, jika kehilangan dua pemain tersebut menjadi kerugian kendati Fadly dan Khomaedi hanya menyandang status pemain pelapis.
Meski begitu, peran Khomaedi cukup vital di bek kiri untuk mengantisipasi sewaktu-waktu jika Welly Siagian dan Taufik Hidayat absen. Selama ini Mahesa Jenar memang lebih banyak mengandalkan tenaga Welly dan Taufik.
Adapun Fadly, di tim masih kalah bersaing dengan Ronald Fagundez, pemain yang sudah malang melintang di banyak klub di Indonesia.
Fadly sangat berharap tidak mendapatkan hukuman berat dari otoritas sepak bola tertinggi di Tanah Air. “Harapan saya cuma itu, tidak dihukum berat. Seperti yang sudah saya sampaikan, itu (aksi bunuh diri) spontan,” tuturnya.
(wbs)