Keputusan Komdis PSSI Lucu

Sabtu, 01 November 2014 - 09:47 WIB
Keputusan Komdis PSSI Lucu
Keputusan Komdis PSSI Lucu
A A A
JAKARTA - Kasus PSS Sleman dan PSIS Semarang terus jadi buah bibir. Banyak yang menilai hukuman diskualifikasi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah tepat, namun tidak sedikit yang menilai putusan itu terlalu tergesa-gesa.

Kejadian yang terjadi dibabak 8 besar Divisi Utama itu, memang sudah mencoreng citra sepakbola Indonesia. Tidak hanya di dalam negeri, kasus itu pun jadi bahan pemberitaan di media-media internasional. Bahkan ada kabar berkembang, FIFA juga akan ambil bagian dalam menginvestigasi tindakan melalukan itu.

Suara-suara kurang sepaham dengan tindakan cepat Komdis, hadir dari tingkatan Asosiasi Provinsi (Asprov). Pertama, hadir dari Asprov DKI Jakarta lewat ketuanya, Gusti Randa. Pria yang juga bertindak sebagai pengacara itu menegaskan, seharusnya yang dimintai tidak hanya pelaku, kedua kesebelasan, dan juga wasit yang memimpin jalannya pertandingan.

Tapi tambah Gusti, beberapa pihak lain yang terlibat juga harus dimintai keterangan terlebih dulu sebelum memberikan keputusan. Dirinya mengarahkan hal itu kepada salah satunya inspektur pertandingan.

"Inspektur pertandingan itu kan bukan orang klub, tetapi dari PT Liga Indonesia (Liga). Karenanya, lucu bila tidak dilibatkan dalam mencarian fakta kebenaran. Tidak hanya klub dan wasit yang ditanyai, tetapi juga Liga sebagai operator kompetisi," ungkap Gusti.

Adapun suara lain dari tingkatakan Asprov, juga diutarakan Sekeretaria Asprov Yogyakarta, Dwi Irianto. Dirinya pun menyayangkan, soal tidak adanya proses banding yang diberikan Komdis untuk PSS dan PSIS selaku dua tim yang dinyatakan bersalah.

"Masak pelaku belum dihukum, Komdis langsung hukum ke klubnya. Terus tidak boleh dibanding, mana ada hukuman berat tidak bisa dibanding. Dampak psikologi terhadap tim yang kena juga besar, terutama seluruh elemen. Apalagi masyarakat Semarang dan Sleman sangat menantikan tim mereka ke ISL," tutur Dwi.

Suara atas laga yang berkesudahan dengan skor, 3-2, untuk kemenangan PSS namun semua gol lahir dari gol bunuh itu, juga disampaikan mantan manajer timnas Indonesia, Andi Darusaalam Tabusalla. Pria yang biasa disapa ADS ini juga mengaku tidak sepakat dengan apa yang sudah diputuskan Komdis dibawah kendali Hinca Panjaitan tersebut.

"Saya menyesalkan Komdis terlalu tergesa-gesa. Tidak ada sejarahnya klub dihukum dengan alasan fairness. Jangan korbankan klub. Ingat saat Timnas Indoneisa di Piala Tiger 1998 yang dihukum adalah pelaku (Mursyid Effendi, Rusdy Bahalwan, dan Andrie Amin)," kata Andi

"Wasit juga dihukum. Itu sangat tidak bijak karena wasit tidak ada rule off the game yang dilanggar. Komdis harus bijak," lanjutnya
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5575 seconds (0.1#10.140)