Pendukung PSIS Galang 10.000 Tanda Tangan
A
A
A
SEMARANG - Tak kurang dari 300 suporter PSIS Semarang tadi malam memadati depan kantor Gubernuran di Jalan Pahlawan Kota Semarang. Mereka menggalang 10.000 dukungan tanda tangan sebagai bentuk protes terhadap PSSI yang mencoret PSIS sebagai kontestan Divisi Utama 2014.
Pencoretan Mahesa Jenar sangat menyakiti masyarakat Kota Semarang.
“PSIS itu kebanggaan warga Semarang. Kalau sudah dicoret, sama saja melukai hati warga,” kata Ketua Umum Panser Biru, Mario Baskoro, di sela-sela aksi.
Menurut dia, pencoetan PSIS sangat tidak tepat, karena dilakukan sangat tergesa-gesa. Seharusnya Komisi Disiplin (Komdis) PSSI membentuk tim untuk yang ditugaskan untuk melakukan investigasi, baru kemudian menyimpulkan hasilnya.
“Harusnya yang disanksi itu pemainnya, atau orang-orang di balik aksi itu, bukannya tim sepak bola yang kena,” tuturnya.
Pimpinan Kolektif Snex, elemen suporter PSIS lainnya, Doni Kurniawan menilai, sanksi Komdis terlalu berat. Perolehan tanda tangan itu nanti akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI Johar Arifin dan Komisi Disiplin, agar hukuman yang diterima PSIS ditinjau kembali.
“Akan kami perlihatkan, dukungan kepada PSIS dari warga Semarang,” ungkapnya.
Dalam aksinya, para elemen suporter juga membawa spanduk bertuliskan “Kau Tetap Ku Banggakan,”, “Hooligan” dan tulisan lainnya.
Mereka meneriakkan yel-yel yang selama ini sering dinyanyikan di dalam Stadion Jatidiri Semarang. Tidak hanya itu, beberapa flare turut dinyalakan dalam aksi tersebut. Penggalangan tanda tangan akan diteruskan pada Minggu (2/10), bertepatan dengan car free day di Jalan Pahlawan.
Akibat banyaknya suporter yang datang, Jalan Pahlawan cukup tersendat karena sepertiga jalan dipenuhi sepeda motor yang diparkir. PSIS sebelumnya dicoret dari Divisi Utama 2014 setelah memperagakan sepak bola gajah, saat dijamu PSS Sleman di Stadion Akademi Angkatan Udara (AAU) Berbah, Sleman.
Dalam pertandingan tersebut, 5 gol yang tercipta semuanya merupakan aksi bunuh diri dari para pemainnya. Dua pemain PSS memasukkan 2 gol, sementara dua pemain PSIS memasukkan tiga gol. Aksi itu disinyalir untuk menghindari pertemuan dengan Pusamania Borneo FC, di perempat final yang disebut-sebut merupakan tim “kuat”. Sanksi diskualifikasi dari Komdis tersebut sudah mengikat, dan tidak diperbolehkan mengajukan banding.
Pencoretan Mahesa Jenar sangat menyakiti masyarakat Kota Semarang.
“PSIS itu kebanggaan warga Semarang. Kalau sudah dicoret, sama saja melukai hati warga,” kata Ketua Umum Panser Biru, Mario Baskoro, di sela-sela aksi.
Menurut dia, pencoetan PSIS sangat tidak tepat, karena dilakukan sangat tergesa-gesa. Seharusnya Komisi Disiplin (Komdis) PSSI membentuk tim untuk yang ditugaskan untuk melakukan investigasi, baru kemudian menyimpulkan hasilnya.
“Harusnya yang disanksi itu pemainnya, atau orang-orang di balik aksi itu, bukannya tim sepak bola yang kena,” tuturnya.
Pimpinan Kolektif Snex, elemen suporter PSIS lainnya, Doni Kurniawan menilai, sanksi Komdis terlalu berat. Perolehan tanda tangan itu nanti akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI Johar Arifin dan Komisi Disiplin, agar hukuman yang diterima PSIS ditinjau kembali.
“Akan kami perlihatkan, dukungan kepada PSIS dari warga Semarang,” ungkapnya.
Dalam aksinya, para elemen suporter juga membawa spanduk bertuliskan “Kau Tetap Ku Banggakan,”, “Hooligan” dan tulisan lainnya.
Mereka meneriakkan yel-yel yang selama ini sering dinyanyikan di dalam Stadion Jatidiri Semarang. Tidak hanya itu, beberapa flare turut dinyalakan dalam aksi tersebut. Penggalangan tanda tangan akan diteruskan pada Minggu (2/10), bertepatan dengan car free day di Jalan Pahlawan.
Akibat banyaknya suporter yang datang, Jalan Pahlawan cukup tersendat karena sepertiga jalan dipenuhi sepeda motor yang diparkir. PSIS sebelumnya dicoret dari Divisi Utama 2014 setelah memperagakan sepak bola gajah, saat dijamu PSS Sleman di Stadion Akademi Angkatan Udara (AAU) Berbah, Sleman.
Dalam pertandingan tersebut, 5 gol yang tercipta semuanya merupakan aksi bunuh diri dari para pemainnya. Dua pemain PSS memasukkan 2 gol, sementara dua pemain PSIS memasukkan tiga gol. Aksi itu disinyalir untuk menghindari pertemuan dengan Pusamania Borneo FC, di perempat final yang disebut-sebut merupakan tim “kuat”. Sanksi diskualifikasi dari Komdis tersebut sudah mengikat, dan tidak diperbolehkan mengajukan banding.
(wbs)