Qatar dan Kontroversi Piala Dunia 2022

Selasa, 04 November 2014 - 12:34 WIB
Qatar dan Kontroversi Piala Dunia 2022
Qatar dan Kontroversi Piala Dunia 2022
A A A
ZURICH - Kontroversi Piala Dunia 2022, tak hanya menyangkut soal pemilihan Qatar sebagai tuan rumah, juga soal pengaturan jadwal penyelenggaraan yang membuat pusing FIFA. Bahkan, Komite Eksekutif FIFA harus membentuk gugus tugas untuk menemukan waktu yang tepat pelenggaraan pesta sehingga memuaskan semua pihak.

Pada pertemuan di Zurich, Senin (3/11), ada empat waktu penyelenggaraan yang beredar untuk dibahas dan menjadi pertimbangan untuk ditetapkan, yakni jadwal tradisional Juni-Juli 2022, April-Mei 2022, Januari-Februari 2022 atau November-Desember 2022.

Semua pilihan mengandung konsekuensi. Pilihan Juni-Juli, jelas ditolak hampir sebagian besar kontestan karena periode itu merupakan puncak musim panas di Qatar yang suhunya bisa melonjak hingga 50 derajat Celcius. Presiden FIFA Sepp Blatter pun sudah menegaskan kompetisi tidak bisa digelar pada situasi itu.

Lalu, muncul usulan dari Liga Sepak Bola Profesional Eropa (EPFL) dan Asosiasi Klub Eropa (ECA) untuk menggelar Piala Dunia 2022 pada April-Mei 2022. "Kami yakin itu menjadi pilihan terbaik," kata Presiden ECA Karl-Heinz Rummenigge, yang juga CEO Bayern Muenchen.

Namun, pada April-Mei 2022, bertepatan dengan Ramadhan. Sekjen FIFA Jerome Valcke menyoroti bahwa "Periode Ramadhan dimulai 2 April 2022, yang akan berdampak pada sejumlah pemain dalam persiapan mereka di pertandingan dan berkaitan pula dengan persiapan acara itu sendiri," kata Valcke.

Asosiasi Internasional Pemain Profesional (FIFPro) sudah menegaskan tidak mendukung event yang berisiko mengancam keselamatan dan kesehatan atlet. "Kesehatan dan keselamatan atlet tak bisa ditawar lagi," tegas Sekjen FIFPro Theo van Seggelen.

Sementara pada Januari-Februari 2022, meski panitia lokal lebih suka dengan jadwal ini, namun masih harus dipertimbangkan karena bentrok dengan jadwal Olimpiade musim dingin 2022. Selain itu, liga-liga Eropa dalam periode krusial. Begitupun jika Piala Dunia 2022 digelar November-Desember 2022 karena akan mendapat penolakan dari ECA dan EPFL.

Itu soal jadwal. Mengenai pemilihan Qatar pun hingga kini masih kontroversi karena Qatar menduduki peringkat bawah dalam bidding tuan rumah Piala Dunia 2022, berdasarkan penilain kelompok studi teknis FIFA, sebelum pemungutan suara itu diambil pada bulan Desember 2010.

Namun, Qatar mengalahkan Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Hasil pemilihan itu menjadi subjek investigasi pengacara New York Michael Garcia selama 18 bulan terakhir, penyelidikan diadakan untuk menemukan apakah ada indikasi korupsi dalam keputusan yang diambil oleh komite eksekutif FIFA.

Temuan Garcia kini sedang dipelajari oleh hakim Jerman Hans-Joachim Eckert, kepala penyelidikan independen FIFA, yang diperkirakan akan mengeluarkan laporan awalnya akhir bulan ini.

Tak hanya itu, kini Qatar juga digoyang karena dikaitkan dengan Al-Qaeda yang disebut-sebut sebagai organisasi teroris. Dalam sebuah laporan diungkap Qatar mendanai sepak terjang Al-Qaeda.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7721 seconds (0.1#10.140)