Tiga Tim Pabrikan Tolak Peraturan Poin Ganda
A
A
A
VALENCIA - Tim pabrikan Honda, Yamaha dan Ducati tidak ingin melihat peraturan sistem poin ganda Formula 1 tahun ini digunakan untuk membumbui MotoGP.
Polemik tentang sistem poin ganda di Formula 1 pada balapan terakhir di GP Abu Dhabi telah menarik perhatian sejumlah petinggi MotoGP. Honda, Yamaha, dan Ducati kompak menyuarakan penolakan terkait penerapan sistem tersebut.
Manajer tim Repsol Honda, Livio Suppo berkata: "Secara pribadi saya tidak suka penerapan poin ganda dilakukan pada balapan terakhir. Ok, saya mengerti balapan ini semata-mata hanya pertunjukan saja. Tetapi di sisi lain, jika Anda adalah pengendara yang kehilangan gelar karena nasib buruk di balapan terakhir, maka saya tidak berpikir itu adil," katanya dikutip Crash, Jumat (7/11).
Kritikan sama juga dilontarkan direkur Yamaha Racing, Lin Jarvis. Dia mengatakan bahwa penerapan poin ganda adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
"Bagi saya itu adalah aturan konyol. Saya pikir Formula 1 akan membatalkan penerapan poin ganda pada tahun depan. Saya tidak berpikir itu populer bagi pembalap atau tim. Sebuah kejuaraan dunia dimulai pada bulan Maret, selesai pada bulan November dan semuanya harus dihitung dengan tepat. Setiap balapan seperti yang kita tahu, tidak mudah untuk diprediksi. Anda bisa mendapatkan dibawa keluar di tikungan pertama, bukan karena kesalahan Anda sendiri. Ini tidak masuk akal untuk memiliki poin ketidakseimbangan pada balapan terakhir," timpal Jarvis.
Begitu pula dengan Paolo Ciabatti. Direktur Ducati Corse memiliki pandangan yang sama seperti bos Honda dan Yamaha, dengan menyebut bahwa dirinya tidak menyukai poin ganda diterapkan pada ajang MotoGP.
"Saya tidak punya banyak waktu untuk memberikan pernyataan. Hanya satu yang menjadi perhatian saya, yakni saya tidak suka ide poin ganda diterapkan pada balapan terakhir," tutup Ciabatti.
Polemik tentang sistem poin ganda di Formula 1 pada balapan terakhir di GP Abu Dhabi telah menarik perhatian sejumlah petinggi MotoGP. Honda, Yamaha, dan Ducati kompak menyuarakan penolakan terkait penerapan sistem tersebut.
Manajer tim Repsol Honda, Livio Suppo berkata: "Secara pribadi saya tidak suka penerapan poin ganda dilakukan pada balapan terakhir. Ok, saya mengerti balapan ini semata-mata hanya pertunjukan saja. Tetapi di sisi lain, jika Anda adalah pengendara yang kehilangan gelar karena nasib buruk di balapan terakhir, maka saya tidak berpikir itu adil," katanya dikutip Crash, Jumat (7/11).
Kritikan sama juga dilontarkan direkur Yamaha Racing, Lin Jarvis. Dia mengatakan bahwa penerapan poin ganda adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
"Bagi saya itu adalah aturan konyol. Saya pikir Formula 1 akan membatalkan penerapan poin ganda pada tahun depan. Saya tidak berpikir itu populer bagi pembalap atau tim. Sebuah kejuaraan dunia dimulai pada bulan Maret, selesai pada bulan November dan semuanya harus dihitung dengan tepat. Setiap balapan seperti yang kita tahu, tidak mudah untuk diprediksi. Anda bisa mendapatkan dibawa keluar di tikungan pertama, bukan karena kesalahan Anda sendiri. Ini tidak masuk akal untuk memiliki poin ketidakseimbangan pada balapan terakhir," timpal Jarvis.
Begitu pula dengan Paolo Ciabatti. Direktur Ducati Corse memiliki pandangan yang sama seperti bos Honda dan Yamaha, dengan menyebut bahwa dirinya tidak menyukai poin ganda diterapkan pada ajang MotoGP.
"Saya tidak punya banyak waktu untuk memberikan pernyataan. Hanya satu yang menjadi perhatian saya, yakni saya tidak suka ide poin ganda diterapkan pada balapan terakhir," tutup Ciabatti.
(bbk)