Pemain PSIS Tidak Disegel
A
A
A
SEMARANG - CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Yoyok Sukawi tidak akan memagari pemain yang dinilai memiliki kontribusi bagus musim ini. Para pemain diberi kesempatan untuk mempertimbangkan sendiri, apakah musim depan akan kembali memperkuat Mahesa Jenar, atau memilih hengkang ke klub lain.
“Mereka sudah dewasa, sudah memahami mana tim yang sehat dan tidak. Kalau misal tidak ingin kembali bergabung, silakan,” ujarnya, usai acara perpisahan manajemen, pemain dan official di rumah makan kawasan Anjasmoro Semarang, kemarin.
Tim PSIS akan dibubarkan pada Senin (10/11), bersamaan dengan habisnya masa kontrak. Sebelum dibubarkan, manajemen akan melunasi hak pemain, tim pelatih dan official terlebih dulu.
Kendati tidak memagari pemain, Yoyok masih berharap seluruh pemain bisa kembali bergabung, minimal 90 % dari keseluruhan para pemain yang ada saat ini.
Dengan begitu, musim depan hanya tinggal menambah kekurangan satu dua tiga pemain. Pengurus tidak akan melakukan seleksi dari awal lagi, karena tim sudah terbentuk.
“Jadi tinggal menutup lubang di sana sini. Kalau kelemahan yang ada sekarang, seperti jika Franky cedera, ketika diturunkan pemain pengganti, karakternya bukan seperti lagi tim PSIS,” terangnya.
Manajemen menyadari tidak bisa memberi gaji yang besar bagi pemain. Sejak awal musim, pengurus sudah mulai menghemat pengeluaran agar bisa sampai finish di babak final.
Pasalnya dana yang dikeluarkan dalam pertandingan dengan format home dan away sangat besar. Namun demikian, meski dengan gaji yang minim, yang jelas manajemen tidak akan membohongi pemain.
“Banyak tim menawarkan gaji besar, dan janji bonus banyak. Tapi nyatanya, pemain hanya digaji satu bulan, selebihnya menunggak,” beber pemilik nama asli AS Sukawijaya ini.
Soal sanksi yang bakal diterima oleh pengurus, pelatih dan pemain, terkait sepak bola gajah beberapa waktu lalu, putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip ini siap untuk memperjuangkan agar diperingan. Masalah itu masih menjadi tanggung jawabnya selaku pemilik perusahaan.
Menurut dia, untuk sanksi diskualifikasi memang tidak bisa banding, namun untuk sanksi kepada pemain, pelatih dan manajemen tetap bisa diajukan banding.
“Masalah itu sudah kami lupakan, dan kami menatap musim depan dengan membentuk tim yang lebih bagus dari musim ini. Diskualifikasi memang tidak bisa dibanding karena ada pencitraan dari Ketua Umum PSSI dan Komisi Disiplin,” paparnya.
Sejumlah pemain memberi sinyal untuk tetap membela PSIS musim depan. Seperti Sunar Sulaiman, dia berharap dapat berjumpa dengan koleganya di tim pada musim depan. Pemain paling senior di PSIS itu sudah merasa nyaman di PSIS. “Di sini sudah seperti keluarga dan sangat kompak,” kata Sunar.
Bek PSIS Anam Syahrul juga menyatakan siap kembali membela Mahesa Jenar jika masih dipercaya manajemen, kendati di tempat asalnya, Persijap Jepara musim depan juga akan berlaga di Divisi Utama. “PSIS saya prioritaskan dulu,” akunya.
Lain halnya dengan Safrudin Tahar, bek kanan itu kabarnya akan dipinang Persija Jakarta. Bekas pemain PSM Makassar itu masih melihat kondisi PSIS sebelum menyatakan kembali bergabung.
“Mereka sudah dewasa, sudah memahami mana tim yang sehat dan tidak. Kalau misal tidak ingin kembali bergabung, silakan,” ujarnya, usai acara perpisahan manajemen, pemain dan official di rumah makan kawasan Anjasmoro Semarang, kemarin.
Tim PSIS akan dibubarkan pada Senin (10/11), bersamaan dengan habisnya masa kontrak. Sebelum dibubarkan, manajemen akan melunasi hak pemain, tim pelatih dan official terlebih dulu.
Kendati tidak memagari pemain, Yoyok masih berharap seluruh pemain bisa kembali bergabung, minimal 90 % dari keseluruhan para pemain yang ada saat ini.
Dengan begitu, musim depan hanya tinggal menambah kekurangan satu dua tiga pemain. Pengurus tidak akan melakukan seleksi dari awal lagi, karena tim sudah terbentuk.
“Jadi tinggal menutup lubang di sana sini. Kalau kelemahan yang ada sekarang, seperti jika Franky cedera, ketika diturunkan pemain pengganti, karakternya bukan seperti lagi tim PSIS,” terangnya.
Manajemen menyadari tidak bisa memberi gaji yang besar bagi pemain. Sejak awal musim, pengurus sudah mulai menghemat pengeluaran agar bisa sampai finish di babak final.
Pasalnya dana yang dikeluarkan dalam pertandingan dengan format home dan away sangat besar. Namun demikian, meski dengan gaji yang minim, yang jelas manajemen tidak akan membohongi pemain.
“Banyak tim menawarkan gaji besar, dan janji bonus banyak. Tapi nyatanya, pemain hanya digaji satu bulan, selebihnya menunggak,” beber pemilik nama asli AS Sukawijaya ini.
Soal sanksi yang bakal diterima oleh pengurus, pelatih dan pemain, terkait sepak bola gajah beberapa waktu lalu, putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip ini siap untuk memperjuangkan agar diperingan. Masalah itu masih menjadi tanggung jawabnya selaku pemilik perusahaan.
Menurut dia, untuk sanksi diskualifikasi memang tidak bisa banding, namun untuk sanksi kepada pemain, pelatih dan manajemen tetap bisa diajukan banding.
“Masalah itu sudah kami lupakan, dan kami menatap musim depan dengan membentuk tim yang lebih bagus dari musim ini. Diskualifikasi memang tidak bisa dibanding karena ada pencitraan dari Ketua Umum PSSI dan Komisi Disiplin,” paparnya.
Sejumlah pemain memberi sinyal untuk tetap membela PSIS musim depan. Seperti Sunar Sulaiman, dia berharap dapat berjumpa dengan koleganya di tim pada musim depan. Pemain paling senior di PSIS itu sudah merasa nyaman di PSIS. “Di sini sudah seperti keluarga dan sangat kompak,” kata Sunar.
Bek PSIS Anam Syahrul juga menyatakan siap kembali membela Mahesa Jenar jika masih dipercaya manajemen, kendati di tempat asalnya, Persijap Jepara musim depan juga akan berlaga di Divisi Utama. “PSIS saya prioritaskan dulu,” akunya.
Lain halnya dengan Safrudin Tahar, bek kanan itu kabarnya akan dipinang Persija Jakarta. Bekas pemain PSM Makassar itu masih melihat kondisi PSIS sebelum menyatakan kembali bergabung.
(wbs)