Kemenangan Persib Anugerah Terindah dari Allah SWT
A
A
A
BANDUNG - Pelatih lokal yang asli Persib, mampu membuktikan Maung Bandung bisa kembali memperlihatkan taringnya sebagai ‘Sang Jawara’ Indonesia Super League (ISL) 2014.
“Bukan hanya lokal Indonesia, tapi asli Persibnya saya pikir saya yang berhasil. Dan tetutunya ini catatan buat ke depan, jadi jangan jauh-jauhlah kalau mencari pelatih,”tegas Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.
Pria kelahiran 30 Oktober 1964 itu sempat mengantarkan Persib merebut gelar perserikatan pada 1986. Mengakhiri paceklik gelar, Djanur sapaan akrab Pelatih Persib itu membuktikan diri membawa Persib menjuarai liga sepakbola terbesar di Indonesia.
Djanur mengku termasuk orang beruntung dan bangga sama diri sendiri sebagai insan sepakbola. Untuk sementara tercapai sudah semua gelar tertinggi di pentas kompetisi sepakbola di Indonesia, melengkapi gelar baik itu sebagai pemain dan pelatih yang mampu mengantarkan Persib juara.
“Karena jujur tidak banyak orang yang bisa sampai seperti ini. Ini merupakan anugerah dari Allah SWT. Saya hanya bekerja keras. Dari awal pasti semua pelaku ingin seperti ini. Dan Alhamdulillah saya bisa mencapainya,”ungkap Djanur saat ditemui SINDO.
Jutaan warga tumpah ruah di Bandung menyambut kedatangan Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan. Para Bobotoh pun tampak gembira dengan raihan yang digapai tim kesayangannya itu dan membirukan Kota Bandung.
“Sambutan luar biasa pisan dari bobotoh, mengingatkan saya dulu saat Persib juara. Ini luar biasa setelah penantian panjang,”ujarnya.
Ia juga menegaskan, gelar juara ini merupakan hadiah untuk bobotoh, fans fanatik Maung Bandung yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia. Menurutnya, tanpa mereka Persib tidak ada apa-apanya.
“Kemenangan ini, tropi juara ini kami persembahkan untuk pendukung setia kami, bobotoh diseluruh Jawa Barat dan juga Indonesia,”tegasnya.
Sejak pertama bergabung dengan tim, Djanur sempat menargetkan Persib bisa juara dimusim keduanya, dan itu memang terbukti. Idealnya tiga tahun, karena menurutnya ia mendapat materi yang cukup bagus, jadi tinggal membuat sentuhan-sentuhan kecil di lapangan.
“Surprise banget, dua musim terlalu singkat sebenarnya. Terlalu berani juga saya menargetkan seperti itu, tapi alhamdulillah tercapai,”tegasnya.
Baginya, lengkap sudah semua tim elit yang berada di ISL 2014, dimana pada laga itu dibagi dua wilayah, semuanya sudah bisa dihadapi oleh Persib terkecuali Semen Padang.
“Dari wilayah timur, Surabaya sudah kita kalahkan, Arema, Mitra Kukar, Persipura, semuanya sudah kita hadapi dan kita kalahkan. Ini merupakan nilai plus dari gelar juara yang diraih Persib,”katanya.
Jadi sangat wajar, Djanur menilai, kalau tahun ini Persib meraih impiannya menjadi jawara dan itu gelar yang pantas atas apa yang sudah diperbuat para pemain dan tim.
Untuk tahun ini pencapaian Persib relatif lebih baik daripada tahun pertama Djanur menjabat sebagai pelatih Persib. Tinggal kedepan, lanjutnya, Persib harus bisa berbenah diri, merekrut pemain-pemain baru yang lebih potensial dan mengganti pemain lama yang kurang pas dengan tim.
“Tentu ada suka dan dukanya, tapi lebih banyak sukanya. Dukanya saat tim mengalami kekalahan. Tapi yang paling utama adalah menciptakan kondusifitas. Supaya semuanya berjalan dengan baik,”ujar Djanur.
“Bukan hanya lokal Indonesia, tapi asli Persibnya saya pikir saya yang berhasil. Dan tetutunya ini catatan buat ke depan, jadi jangan jauh-jauhlah kalau mencari pelatih,”tegas Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.
Pria kelahiran 30 Oktober 1964 itu sempat mengantarkan Persib merebut gelar perserikatan pada 1986. Mengakhiri paceklik gelar, Djanur sapaan akrab Pelatih Persib itu membuktikan diri membawa Persib menjuarai liga sepakbola terbesar di Indonesia.
Djanur mengku termasuk orang beruntung dan bangga sama diri sendiri sebagai insan sepakbola. Untuk sementara tercapai sudah semua gelar tertinggi di pentas kompetisi sepakbola di Indonesia, melengkapi gelar baik itu sebagai pemain dan pelatih yang mampu mengantarkan Persib juara.
“Karena jujur tidak banyak orang yang bisa sampai seperti ini. Ini merupakan anugerah dari Allah SWT. Saya hanya bekerja keras. Dari awal pasti semua pelaku ingin seperti ini. Dan Alhamdulillah saya bisa mencapainya,”ungkap Djanur saat ditemui SINDO.
Jutaan warga tumpah ruah di Bandung menyambut kedatangan Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan. Para Bobotoh pun tampak gembira dengan raihan yang digapai tim kesayangannya itu dan membirukan Kota Bandung.
“Sambutan luar biasa pisan dari bobotoh, mengingatkan saya dulu saat Persib juara. Ini luar biasa setelah penantian panjang,”ujarnya.
Ia juga menegaskan, gelar juara ini merupakan hadiah untuk bobotoh, fans fanatik Maung Bandung yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia. Menurutnya, tanpa mereka Persib tidak ada apa-apanya.
“Kemenangan ini, tropi juara ini kami persembahkan untuk pendukung setia kami, bobotoh diseluruh Jawa Barat dan juga Indonesia,”tegasnya.
Sejak pertama bergabung dengan tim, Djanur sempat menargetkan Persib bisa juara dimusim keduanya, dan itu memang terbukti. Idealnya tiga tahun, karena menurutnya ia mendapat materi yang cukup bagus, jadi tinggal membuat sentuhan-sentuhan kecil di lapangan.
“Surprise banget, dua musim terlalu singkat sebenarnya. Terlalu berani juga saya menargetkan seperti itu, tapi alhamdulillah tercapai,”tegasnya.
Baginya, lengkap sudah semua tim elit yang berada di ISL 2014, dimana pada laga itu dibagi dua wilayah, semuanya sudah bisa dihadapi oleh Persib terkecuali Semen Padang.
“Dari wilayah timur, Surabaya sudah kita kalahkan, Arema, Mitra Kukar, Persipura, semuanya sudah kita hadapi dan kita kalahkan. Ini merupakan nilai plus dari gelar juara yang diraih Persib,”katanya.
Jadi sangat wajar, Djanur menilai, kalau tahun ini Persib meraih impiannya menjadi jawara dan itu gelar yang pantas atas apa yang sudah diperbuat para pemain dan tim.
Untuk tahun ini pencapaian Persib relatif lebih baik daripada tahun pertama Djanur menjabat sebagai pelatih Persib. Tinggal kedepan, lanjutnya, Persib harus bisa berbenah diri, merekrut pemain-pemain baru yang lebih potensial dan mengganti pemain lama yang kurang pas dengan tim.
“Tentu ada suka dan dukanya, tapi lebih banyak sukanya. Dukanya saat tim mengalami kekalahan. Tapi yang paling utama adalah menciptakan kondusifitas. Supaya semuanya berjalan dengan baik,”ujar Djanur.
(wbs)