Pelatih 'Boneka' Persik Telah Pergi
A
A
A
KEDIRI - Persik Kediri musim depan dipastikan bakal berganti pelatih. Hartono Ruslan yang tercatat sebagai pelatih Persik di Indonesia Super League (ISL) 2014, akhirnya pilih kembali ke Sriwijaya FC menjadi asisten pelatih Benny Dolo.
Dalam semusim lalu, Hartono Ruslan menjadi 'pelatih boneka' di Stadion Brawijaya, markas Persik Kediri. Dia kalah dominan dengan asistennya, yakni Aris Budi Sulistyo di putaran pertama dan Musikan pada putaran kedua.
Sebutan 'pelatih boneka' muncul karena Persik terkesan hanya menginginkan lisensi Hartono. Sedangkan di sisi lain, termasuk urusan teknis, masih dipegang asisten pelatih Aris Budi yang kemudian gagal di tengah jalan dan diteruskan Musikan.
Dengan kepergian Hartono, masihkah Persik memakai 'pelatih boneka' musim depan? Suporter tak ingin demikian. Persikmania meminta timnya tidak lagi memakai pelatih yang sekadar bermodal lisensi tanpa kinerja yang nyata.
Di sisi lain, supporter juga tidak bisa menuntut terlalu banyak melihat kondisi keuangan Macan Putih yang seret. Dalam kondisi seperti sekarang, Persikmania sendiri masih ragu timnya bisa mendatangkan pelatih berkualitas dalam kondisi krisis.
"Kami semua ingin Persik punya pelatih yang berkualitas, tidak hanya sekadar bermodal lisensi dan lebih didominasi asisten pelatih. Permasalahannya kalau duit saja tidak punya, bagaimana bisa mendapatkan pelatih bagus,"ujar Fendi Wiryawan, 34, salah satu Persikmania asal Mojoroto.
Sebuah realita yang masuk akal di kubu Persik. Kecuali bisa mendapatkan sumber dana besar, Persik akan kesulitan mendatangkan pelatih yang lebih baik. "Kalau krisis terus begini, bisa-bisa Persik hanya mendapat pelatih yang tidak laku atau menganggur," keluhnya lagi.
Dalam semusim lalu, Hartono Ruslan menjadi 'pelatih boneka' di Stadion Brawijaya, markas Persik Kediri. Dia kalah dominan dengan asistennya, yakni Aris Budi Sulistyo di putaran pertama dan Musikan pada putaran kedua.
Sebutan 'pelatih boneka' muncul karena Persik terkesan hanya menginginkan lisensi Hartono. Sedangkan di sisi lain, termasuk urusan teknis, masih dipegang asisten pelatih Aris Budi yang kemudian gagal di tengah jalan dan diteruskan Musikan.
Dengan kepergian Hartono, masihkah Persik memakai 'pelatih boneka' musim depan? Suporter tak ingin demikian. Persikmania meminta timnya tidak lagi memakai pelatih yang sekadar bermodal lisensi tanpa kinerja yang nyata.
Di sisi lain, supporter juga tidak bisa menuntut terlalu banyak melihat kondisi keuangan Macan Putih yang seret. Dalam kondisi seperti sekarang, Persikmania sendiri masih ragu timnya bisa mendatangkan pelatih berkualitas dalam kondisi krisis.
"Kami semua ingin Persik punya pelatih yang berkualitas, tidak hanya sekadar bermodal lisensi dan lebih didominasi asisten pelatih. Permasalahannya kalau duit saja tidak punya, bagaimana bisa mendapatkan pelatih bagus,"ujar Fendi Wiryawan, 34, salah satu Persikmania asal Mojoroto.
Sebuah realita yang masuk akal di kubu Persik. Kecuali bisa mendapatkan sumber dana besar, Persik akan kesulitan mendatangkan pelatih yang lebih baik. "Kalau krisis terus begini, bisa-bisa Persik hanya mendapat pelatih yang tidak laku atau menganggur," keluhnya lagi.
(aww)