PSIS Restui Pemainnya Ikut Tarkam
A
A
A
SEMARANG - CEO PT Mahesa Jenar Semarang, perusahaan pengelola PSIS Semarang Yoyok Sukawi mempersilakan mantan pemain PSIS musim ini untuk turun dalam kejuaraan antarkampung (tarkam). Hanya saja, jika mengalami cedera serius, dipastikan tidak akan bisa ikut bergabung dengan tim Mahesa Jenar musim 2015.
“Kalau mau ikut tarkam, silakan. Tapi kalau cedera, tidak kita kontrak,” ungkap pemilik nama Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini, kemarin.
Sebanyak 24 Pemain PSIS Semarang, termasuk yang berstatus magang sudah diliburkan sejak kontrak mereka habis pada 10 November lalu. Mereka saat ini telah pulang ke daerahnya masing-masing.
Seperti Anam Syahrul kembali ke Jepara, Welly Siagian kembali ke Cilacap dan Safrudin Tahar dan Fadli Manan, pulang ke Makassar. Hanya pemain lokal saja seperti Taufik Hidayat, Eli Nasoka dan Komaedi, yang masih berada di Kota Lunpia.
Mereka diperbolehkan untuk bergabung kembali setelah benar-benar mantap untuk membela tim kota Atlas musim depan, pada pertengahan Desember mendatang. Manajemen PSIS siap menyodorkan kontrak baru.
Yoyok mengaku tidak bisa mencegah atau pun melarang pemain untuk turun dalam tarkam. Dia menyadari pemain juga butuh penghasilan, selama tidak mengarungi kompetisi resmi Liga Indonesia. “Mereka tarkam cari uang, untuk kebutuhan sehari-hari karena butuh pendapatan lain-lain,” jelasnya.
Turun dalam kejuaraan tarkam, tidak dipungkiri oleh salah satu bek andalan PSIS Welly Siagian. “Biasanya saya ikut, tapi lihat-lihat kondisi badan juga. Welly lebih konsentrasi istirahat, biar sembuh total karena engkel retak,” ungkapnya.
Jika memang harus turun dalam tarkam, dia mengaku sangat hati-hati bertanding dengan bukan pemain profesional. Karena bukan tidak mungkin, justru malah mengalami cedera. “Iya tentu akan lebih hati-hati,” ujarnya.
Hal senada juga diakui oleh Hari Nur Yulianto, juru gedor PSIS. Dia beralasan turun dalam tarkam sekadar untuk menjaga kondisi fisik dan menambah pemasukan. Liburan yang cukup panjang tentu akan mengurangi kondisi fisik, karena sebelumnya sudah terbentuk selama mengikuti kompetisi.
“Buat golek-golek pulsa. Kalau di Kendal malah tidak, tawaran kadang dari Wonosobo, sampai Purbalingga. Beberapa hari lalu saya main tarkam di Purbalingga, ketemu dengan pemain PSIS lainnya, seperti nostalgia,” ungkapnya.
Pemain yang biasa disapa Mukri itu mengaku bermain dengan orang kampung, tidak semuanya bermain bagus dan bersih. “Memang kadang ada yang ngawur, namanya saja orang kampung, tapi yang penting hati-hati saja,” jelas pemain yang pernah membela PSCS Cilacap dan Persik Kendal itu.
“Kalau mau ikut tarkam, silakan. Tapi kalau cedera, tidak kita kontrak,” ungkap pemilik nama Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini, kemarin.
Sebanyak 24 Pemain PSIS Semarang, termasuk yang berstatus magang sudah diliburkan sejak kontrak mereka habis pada 10 November lalu. Mereka saat ini telah pulang ke daerahnya masing-masing.
Seperti Anam Syahrul kembali ke Jepara, Welly Siagian kembali ke Cilacap dan Safrudin Tahar dan Fadli Manan, pulang ke Makassar. Hanya pemain lokal saja seperti Taufik Hidayat, Eli Nasoka dan Komaedi, yang masih berada di Kota Lunpia.
Mereka diperbolehkan untuk bergabung kembali setelah benar-benar mantap untuk membela tim kota Atlas musim depan, pada pertengahan Desember mendatang. Manajemen PSIS siap menyodorkan kontrak baru.
Yoyok mengaku tidak bisa mencegah atau pun melarang pemain untuk turun dalam tarkam. Dia menyadari pemain juga butuh penghasilan, selama tidak mengarungi kompetisi resmi Liga Indonesia. “Mereka tarkam cari uang, untuk kebutuhan sehari-hari karena butuh pendapatan lain-lain,” jelasnya.
Turun dalam kejuaraan tarkam, tidak dipungkiri oleh salah satu bek andalan PSIS Welly Siagian. “Biasanya saya ikut, tapi lihat-lihat kondisi badan juga. Welly lebih konsentrasi istirahat, biar sembuh total karena engkel retak,” ungkapnya.
Jika memang harus turun dalam tarkam, dia mengaku sangat hati-hati bertanding dengan bukan pemain profesional. Karena bukan tidak mungkin, justru malah mengalami cedera. “Iya tentu akan lebih hati-hati,” ujarnya.
Hal senada juga diakui oleh Hari Nur Yulianto, juru gedor PSIS. Dia beralasan turun dalam tarkam sekadar untuk menjaga kondisi fisik dan menambah pemasukan. Liburan yang cukup panjang tentu akan mengurangi kondisi fisik, karena sebelumnya sudah terbentuk selama mengikuti kompetisi.
“Buat golek-golek pulsa. Kalau di Kendal malah tidak, tawaran kadang dari Wonosobo, sampai Purbalingga. Beberapa hari lalu saya main tarkam di Purbalingga, ketemu dengan pemain PSIS lainnya, seperti nostalgia,” ungkapnya.
Pemain yang biasa disapa Mukri itu mengaku bermain dengan orang kampung, tidak semuanya bermain bagus dan bersih. “Memang kadang ada yang ngawur, namanya saja orang kampung, tapi yang penting hati-hati saja,” jelas pemain yang pernah membela PSCS Cilacap dan Persik Kendal itu.
(wbs)