Macan Tidar Yang Terlupakan
A
A
A
MAGELANG - Sial benar armada Macan Tidar --sebutan PPSM Magelang--yang terlupakan kiprahnya. Minimnya sosok tokoh yang peduli dengan Macan Tidar dikeluhkan oleh pengurus menjelang Divisi Utama 2015.
Belum adanya sinyal dekat calon sponsor untuk ikut menalangi tim kebanggaan suporternya, Simolodro, membuat manajemen masih belum bisa mengikat pelatih. Alhasil, skuad Macan Tidar belum terbentuk.
Manajer PPSM, Widarto mengatakan, selama memegang tim di satu musim terakhir ini, dirinya merasa perhatian dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang sangat minim. Satu contoh saja, untuk memfasilitasi pertemuan antara pengurus tim dengan calon sponsor lokal, sangat sulit diupayakan.
''Dari sikapnya, statementnya, kita merasa kalau beliau (Walikota) sangat minim perhatian kepada pembinaan sepak bola lokal. Padahal, tim ini kan juga pemainnya anak-anaknya sendiri dan merupakan sebuah aset yang berharga bagi Kota Magelang,” kata dia, Jumat (14/11) kemarin.
Sulitnya menggaet sponsor ini pun sangat dirasakan oleh pengurus untuk musim 2014. Padahal sebagai tim profesional harus dituntut bisa mandiri dalam segi finansialnya.
''PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) juga tidak ada dorongan kepada tim-tim kecil seperti kami untuk mendapatkan talangan dana, selepas adanya aturan tidak diperbolehkannya menggunakan dana dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah),''ujarnya.
Belum adanya sinyal dekat calon sponsor untuk ikut menalangi tim kebanggaan suporternya, Simolodro, membuat manajemen masih belum bisa mengikat pelatih. Alhasil, skuad Macan Tidar belum terbentuk.
Manajer PPSM, Widarto mengatakan, selama memegang tim di satu musim terakhir ini, dirinya merasa perhatian dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang sangat minim. Satu contoh saja, untuk memfasilitasi pertemuan antara pengurus tim dengan calon sponsor lokal, sangat sulit diupayakan.
''Dari sikapnya, statementnya, kita merasa kalau beliau (Walikota) sangat minim perhatian kepada pembinaan sepak bola lokal. Padahal, tim ini kan juga pemainnya anak-anaknya sendiri dan merupakan sebuah aset yang berharga bagi Kota Magelang,” kata dia, Jumat (14/11) kemarin.
Sulitnya menggaet sponsor ini pun sangat dirasakan oleh pengurus untuk musim 2014. Padahal sebagai tim profesional harus dituntut bisa mandiri dalam segi finansialnya.
''PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) juga tidak ada dorongan kepada tim-tim kecil seperti kami untuk mendapatkan talangan dana, selepas adanya aturan tidak diperbolehkannya menggunakan dana dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah),''ujarnya.
(aww)