Boban Minta Kroasia Jaga Rekor atas Italia
Boban Minta Kroasia Jaga Rekor atas Italia
A
A
A
MILAN - Zvonimir Boban berharap Kroasia bisa mempertahankan rekor impresif selama 72 tahun atas Italia saat kedua tim bentrok pada laga Grup H Kualifikas Piala Eropa 2016 di San Siro, Milan, Minggu (16/11).
Boban, legandaris Kroasia dan klub Seri A Italia AC Milan, minta rekor tak terkalahkan Kroasia dalam enam laga terakhir kontra Italia terus bertahan.
Kemenangaan terakhir Italia atas Kroasia terjadi sebulan sebelum Italia terlibat dalam Perang Dunia II, saat Gli Azzurri ditangani Vittorio Pozzo, dan menang 4-0 dalam laga di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, April 1942.
Setelah itu, dalam enam pertemuan terakhir, Kroasia menorehkan rekor menawan dengan memetik tiga kemenangan dan tiga kali imbang melawan juara dunia empat kali itu.
Boban, yang kini menjadi komentator ahli di Sky Sport Italia, percaya formasi 3-5-2 yang diterapkan pelatih Italia Antonio Conte punya kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh skuad Niko Kovac.
"Ini akan menjadi sebuah pertandingan yang taktis, sulit dan adu fisik. Ini mungkin akan berakhir imbang," kata Boban, 46 tahun, yang memenangi Liga Champions 1994 dan empat gelar liga Seri A dalam sembilan tahun dengan Milan, kepada Gazzetta dello Sport.
"Tim menderita ketika mereka menerapkan 3-5-2 ke level internasional. Menempatkan pertahanan terlalu dalam. Formasi 3-5-2 Conte adalah terbaik yang pernah ada, tapi akan kesullitan jika melawan tim dengan sayap yang kuat . "
Kroasia bertengger di puncak klasemen Grup H setelah memenangi tiga laga. Italia juga meraih tiga kemenangan, namun di peringkat 2 karena kalah selisih gol. Italia dan Kroasia bermain imbang 1-1 pada laga terakhir di Piala Eropa 2012. Italia ke final saat itu, namun dikalahkan Spanyol 4-0.
Boban, legandaris Kroasia dan klub Seri A Italia AC Milan, minta rekor tak terkalahkan Kroasia dalam enam laga terakhir kontra Italia terus bertahan.
Kemenangaan terakhir Italia atas Kroasia terjadi sebulan sebelum Italia terlibat dalam Perang Dunia II, saat Gli Azzurri ditangani Vittorio Pozzo, dan menang 4-0 dalam laga di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, April 1942.
Setelah itu, dalam enam pertemuan terakhir, Kroasia menorehkan rekor menawan dengan memetik tiga kemenangan dan tiga kali imbang melawan juara dunia empat kali itu.
Boban, yang kini menjadi komentator ahli di Sky Sport Italia, percaya formasi 3-5-2 yang diterapkan pelatih Italia Antonio Conte punya kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh skuad Niko Kovac.
"Ini akan menjadi sebuah pertandingan yang taktis, sulit dan adu fisik. Ini mungkin akan berakhir imbang," kata Boban, 46 tahun, yang memenangi Liga Champions 1994 dan empat gelar liga Seri A dalam sembilan tahun dengan Milan, kepada Gazzetta dello Sport.
"Tim menderita ketika mereka menerapkan 3-5-2 ke level internasional. Menempatkan pertahanan terlalu dalam. Formasi 3-5-2 Conte adalah terbaik yang pernah ada, tapi akan kesullitan jika melawan tim dengan sayap yang kuat . "
Kroasia bertengger di puncak klasemen Grup H setelah memenangi tiga laga. Italia juga meraih tiga kemenangan, namun di peringkat 2 karena kalah selisih gol. Italia dan Kroasia bermain imbang 1-1 pada laga terakhir di Piala Eropa 2012. Italia ke final saat itu, namun dikalahkan Spanyol 4-0.
(sha)
Explore More