Korban Piala Eropa 2016 Mulai Berjatuhan
A
A
A
SOFIA - Kualifikasi Piala Eropa 2016 mulai makan korban. Sejumlah pelatih mundur, bahkan dipecat, lantaran gagal membawa performa terbaik tim. Mantan Pelatih Serbia Dick Advocaat dan Claudio Ranieri (Yunani) dipastikan meninggalkan kursi pelatih. Sementara Pelatih Bulgaria Luboslav Penev dan Safet Susic (Bosnia Herzegovina) akan dipecat dalam waktu dekat.
Bulgaria siap melengserkan Penev setelah gagal mengangkat performa The Lions, julukan Bulgaria di persaingan Grup H Kualifikasi Piala Eropa 2016. The Lions terpuruk di peringkat 4 hanya dengan empat poin dari empat laga di bawah Kroasia (10 poin), Italia (10), dan Norwegia (9).
Poin Bulgaria hanya dipetik dari hasil satu kemenangan dan satu imbang. Hasil imbang 1-1 melawan tim kurcaci Malta di Vasil Levski National Stadium, Sofia, Minggu (16/11), menjadi penentu nasib Penev.
Sebelumnya, Penev yang merupakan striker legendaris dan salah satu ikon sepak bola negara Balkan itu terancam dipecat setelah Bulgaria dikalahkan Kroasia dan Norwegia bulan lalu. Tapi, masih mendapat dukungan dari otoritas sepak bola Bulgaria pada pertemuan 28 Oktober silam.
Kini, seperti dikabarkan media lokal, Senin (17/11), Penev telah kehilangan dukungan dari anggota komite eksekutif Bulgaria Football Union (BFU). "Saya pikir kesalahan ada pada pelatih," ujar pemilik Ludogorets Kiril Domuschiev, yang dipandang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di komite eksekutif BFU kepada wartawan. "Pendapat saya di komite eksekutif terakhir adalah bahwa pelatih harus diganti. Anda lihat bahwa saya benar ..."
Dari Bosnia Herzegovina, Pelatih Safet Susic sedang mempertimbangkan berhenti setelah timnya menyerah 0-3 dari Israel pada penyisihan Grup B. Bosnia tenggelam di peringkat 5 dengan dua poin dari empat laga. Bosnia belum pernah menang dan hanya menuai dua hasil imbang.
"Saya akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan," kata Susic dalam konferensi pers setelah kekalahan di Haifa, Minggu (16/11). "Ketika saya memperpanjang kontrak, saya mengambil waktu untuk berpikir, hal yang sama akan saya lakukan sekarang."
"Saya adalah salah satu orang yang paling populer di Bosnia ketika lolos ke Piala Dunia 2014, tapi sekarang saya mungkin salah satu yang paling dibenci. Jadi, saya harus mengambil yang baik dengan yang buruk. Peluang kami ke Prancis memang kecil, tapi masih ada 18 poin yang tersedia dan kami harus mencoba melakukan apa yang sekarang terlihat tidak mungkin."
Bulgaria siap melengserkan Penev setelah gagal mengangkat performa The Lions, julukan Bulgaria di persaingan Grup H Kualifikasi Piala Eropa 2016. The Lions terpuruk di peringkat 4 hanya dengan empat poin dari empat laga di bawah Kroasia (10 poin), Italia (10), dan Norwegia (9).
Poin Bulgaria hanya dipetik dari hasil satu kemenangan dan satu imbang. Hasil imbang 1-1 melawan tim kurcaci Malta di Vasil Levski National Stadium, Sofia, Minggu (16/11), menjadi penentu nasib Penev.
Sebelumnya, Penev yang merupakan striker legendaris dan salah satu ikon sepak bola negara Balkan itu terancam dipecat setelah Bulgaria dikalahkan Kroasia dan Norwegia bulan lalu. Tapi, masih mendapat dukungan dari otoritas sepak bola Bulgaria pada pertemuan 28 Oktober silam.
Kini, seperti dikabarkan media lokal, Senin (17/11), Penev telah kehilangan dukungan dari anggota komite eksekutif Bulgaria Football Union (BFU). "Saya pikir kesalahan ada pada pelatih," ujar pemilik Ludogorets Kiril Domuschiev, yang dipandang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di komite eksekutif BFU kepada wartawan. "Pendapat saya di komite eksekutif terakhir adalah bahwa pelatih harus diganti. Anda lihat bahwa saya benar ..."
Dari Bosnia Herzegovina, Pelatih Safet Susic sedang mempertimbangkan berhenti setelah timnya menyerah 0-3 dari Israel pada penyisihan Grup B. Bosnia tenggelam di peringkat 5 dengan dua poin dari empat laga. Bosnia belum pernah menang dan hanya menuai dua hasil imbang.
"Saya akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan," kata Susic dalam konferensi pers setelah kekalahan di Haifa, Minggu (16/11). "Ketika saya memperpanjang kontrak, saya mengambil waktu untuk berpikir, hal yang sama akan saya lakukan sekarang."
"Saya adalah salah satu orang yang paling populer di Bosnia ketika lolos ke Piala Dunia 2014, tapi sekarang saya mungkin salah satu yang paling dibenci. Jadi, saya harus mengambil yang baik dengan yang buruk. Peluang kami ke Prancis memang kecil, tapi masih ada 18 poin yang tersedia dan kami harus mencoba melakukan apa yang sekarang terlihat tidak mungkin."
(sha)