Honda dan Yamaha Keroyok Ducati
A
A
A
VALENCIA - Honda dan Yamaha rupanya merasakan keuntungan teknis yang didapat Ducati di kelas MotoGP musim ini. Hal tersebut membuat dua tim langganan juara tersebut mengeroyok Ducati dengan meminta aturan Kelas Terbuka yang didapatnya dibatasi.
Tim Honda melalui Manajer Komunikasi HRC, Livio Suppo, menilai, timnya sudah merasakan sengatan Yamaha yang juga menyediakan motor sewaan tahun 2013 yakni jenis YZR-M1s untuk tim kelas Terbuka. Dirinya mengaku tak ingin lagi ada tim seperti itu dengan mengatakan Ducati tim yang boros jika menggunakan keuntungan kelas terbuka namun berada di konsesi pabrikan.
"Jika Terbuka kelas dengan sepeda Pabrik, perangkat lunak yang sangat canggih, lebih banyak bahan bakar, tes lagi, mesin lebih banyak, maka itu bukan kelas murah dibandingkan dengan motor pabrikan. Saya pikir ini tujuan dari aturan untuk membuat kelas lebih murah. Sekarang, dengan interpretasi seperti tim Ducati, saya berpikir tidak,'' ucap pria yang beberapa waktu lalu sempat datang ke Indonesia dilansir crash, Selasa (18/11).
Senada dengan Honda, Yamaha yang diwakili direktur balapnya, Lin jarvis menilai jika dengan adanya kelas terbuka, maka tim satelit dari Honda dan Yamaha bakal sulit berkembang.
"Saya memiliki pendapat yang sama dengan Livio. Saya pikir untuk tim pabrik itu tidak benar-benar masalah besar karena punya empat pembalap papan dan keunggulan Ducati telah tak terlalu mempengaruhi kejuaraan. Namun saya pikir, tim satelit bakal sulit untuk mempertahankan motivasi karena setelah mereka tampil baik, namun dengan mudah habisi oleh pengendara Ducati, di kualifikasi atau balapan," ucap Jarvis.
Tim Honda melalui Manajer Komunikasi HRC, Livio Suppo, menilai, timnya sudah merasakan sengatan Yamaha yang juga menyediakan motor sewaan tahun 2013 yakni jenis YZR-M1s untuk tim kelas Terbuka. Dirinya mengaku tak ingin lagi ada tim seperti itu dengan mengatakan Ducati tim yang boros jika menggunakan keuntungan kelas terbuka namun berada di konsesi pabrikan.
"Jika Terbuka kelas dengan sepeda Pabrik, perangkat lunak yang sangat canggih, lebih banyak bahan bakar, tes lagi, mesin lebih banyak, maka itu bukan kelas murah dibandingkan dengan motor pabrikan. Saya pikir ini tujuan dari aturan untuk membuat kelas lebih murah. Sekarang, dengan interpretasi seperti tim Ducati, saya berpikir tidak,'' ucap pria yang beberapa waktu lalu sempat datang ke Indonesia dilansir crash, Selasa (18/11).
Senada dengan Honda, Yamaha yang diwakili direktur balapnya, Lin jarvis menilai jika dengan adanya kelas terbuka, maka tim satelit dari Honda dan Yamaha bakal sulit berkembang.
"Saya memiliki pendapat yang sama dengan Livio. Saya pikir untuk tim pabrik itu tidak benar-benar masalah besar karena punya empat pembalap papan dan keunggulan Ducati telah tak terlalu mempengaruhi kejuaraan. Namun saya pikir, tim satelit bakal sulit untuk mempertahankan motivasi karena setelah mereka tampil baik, namun dengan mudah habisi oleh pengendara Ducati, di kualifikasi atau balapan," ucap Jarvis.
(bbk)