Windi Sumbangkan Emas Pertama untuk Bandung
A
A
A
BEKASI - Windi Cantika berhasil menjadi atlet angkat besi pertama yang menyumbangkan medali emas bagi Kontingen Kabupaten Bandung setelah meraih angkatan terbaiknya dikelas 40 kg putri pada cabang olahraga angkat besi yang dipertandingkan pada multi event Pekan Olahraga Daerah (Porda) XII/2014 yang digelar di Ballroom Hotel Sahid Jaya Lippo, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
Windi mengumpulkan total angkatan 101 kg. Disusul dengan pesaingnya asal Kota Tasikmalaya, Riska Amelia dengan total angkatan 87 kg terpaut cukup jauh dari Windi. Sementara peraih medali perunggu diraih Sri Mulyantid ari Cianjur dengan total angkatan 86 kg.
Selain Windi, atlet putri andalan Kabupaten Bandung juga menyumbangkan medali emas pada kelas 48 kg putri. Sri Wahyuni Agustini berhasil menjadi yang terbaik dengan total angkatan 135 kg.
Sementara atlet tuan rumah Kabupaten Bekasi, Eva Santri Wulandari hanya mampu meraih medali perak dengan total angkatan 135 diikuti atlet yang juga dari Kabuapten Bandung Tsabita Alifah Rahma dengan total angkatan 127 kg.
Emas selanjutanya bagi Kabupaten Bandung dipersembahkan Tina Supratini untuk kelas 63 kg, diikuti atlet Kota Bekasi Dwi Mayassah yang meraih medali perak, dan perunggu diraih oleh Desi Rahayu dari Kabupaten Bekasi.
Ketua Umum Pengda Persatuan Angkat Besi, Berat Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Jawa Barat Maman Suryaman mengatakan, persaingan antar lifter dari setiap daerah cukup merata dan tidak didominasi hanya pada satu daerah saja.
“Kekuatan saya kira merata, bisa dilihat Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, bahkan Banjar bisa bersaing satu sama lainnya,"ujarnya.
Selain itu, Maman menilai secara penyelenggaraan yang dilakukan technical delegate dan panitia untuk cabor angkat besi, angkat berat, dan binaraga tidak ada masalah.
Namun pihaknya banyak mendapatakan komplain terhadap perndistribusian medali yang terlambat. Padahal kata Maman, hal itu telah disampaikan kepada panitia. “Tidak hanya untuk angkat besi saja, tetapi juga pada cabor lain,"katanya.
Selain itu, sistem pertandingan baru yang diterapkan KONI Jabar dinilai kurang tepat jika diterapkan di Porda kali ini. Karena itu, ada beberapa daerah yang akhirnya tidak menurunkan atletnya untuk tampil di Porda, sehingga dari jumlah peserta pun pada Porda kali ini lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
"Sistem sekarang hanya menjumlahkan total angkatan saja, sehingga perolehan medali emas setiap atlet hanya satu. Berbeda dengan dulu dimana jumlah angkatan snatch dan clean and jerk masing-masing dipisah, sehingga satu atlet jika di a angkata itu bagus mendapat dua medali emas,"kata Maman.
Windi mengumpulkan total angkatan 101 kg. Disusul dengan pesaingnya asal Kota Tasikmalaya, Riska Amelia dengan total angkatan 87 kg terpaut cukup jauh dari Windi. Sementara peraih medali perunggu diraih Sri Mulyantid ari Cianjur dengan total angkatan 86 kg.
Selain Windi, atlet putri andalan Kabupaten Bandung juga menyumbangkan medali emas pada kelas 48 kg putri. Sri Wahyuni Agustini berhasil menjadi yang terbaik dengan total angkatan 135 kg.
Sementara atlet tuan rumah Kabupaten Bekasi, Eva Santri Wulandari hanya mampu meraih medali perak dengan total angkatan 135 diikuti atlet yang juga dari Kabuapten Bandung Tsabita Alifah Rahma dengan total angkatan 127 kg.
Emas selanjutanya bagi Kabupaten Bandung dipersembahkan Tina Supratini untuk kelas 63 kg, diikuti atlet Kota Bekasi Dwi Mayassah yang meraih medali perak, dan perunggu diraih oleh Desi Rahayu dari Kabupaten Bekasi.
Ketua Umum Pengda Persatuan Angkat Besi, Berat Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Jawa Barat Maman Suryaman mengatakan, persaingan antar lifter dari setiap daerah cukup merata dan tidak didominasi hanya pada satu daerah saja.
“Kekuatan saya kira merata, bisa dilihat Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, bahkan Banjar bisa bersaing satu sama lainnya,"ujarnya.
Selain itu, Maman menilai secara penyelenggaraan yang dilakukan technical delegate dan panitia untuk cabor angkat besi, angkat berat, dan binaraga tidak ada masalah.
Namun pihaknya banyak mendapatakan komplain terhadap perndistribusian medali yang terlambat. Padahal kata Maman, hal itu telah disampaikan kepada panitia. “Tidak hanya untuk angkat besi saja, tetapi juga pada cabor lain,"katanya.
Selain itu, sistem pertandingan baru yang diterapkan KONI Jabar dinilai kurang tepat jika diterapkan di Porda kali ini. Karena itu, ada beberapa daerah yang akhirnya tidak menurunkan atletnya untuk tampil di Porda, sehingga dari jumlah peserta pun pada Porda kali ini lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
"Sistem sekarang hanya menjumlahkan total angkatan saja, sehingga perolehan medali emas setiap atlet hanya satu. Berbeda dengan dulu dimana jumlah angkatan snatch dan clean and jerk masing-masing dipisah, sehingga satu atlet jika di a angkata itu bagus mendapat dua medali emas,"kata Maman.
(wbs)